Kapanlagi.com - Di balik kesuksesan lagu "Laskar Pelangi" yang fenomenal, tersimpan sebuah cerita magis yang melibatkan keyakinan kuat dan doa yang dijawab dalam waktu singkat. Giring Ganesha, mantan vokalis Nidji, membagikan kenangan luar biasa di balik proses terciptanya lagu yang menjadi bagian tak terpisahkan dari salah satu film terbaik Indonesia.
Giring menceritakan bahwa semuanya berawal dari kekagumannya pada novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata. Saat itu, di tengah jadwal tur Nidji yang padat dan minimnya hiburan digital, buku menjadi satu-satunya pelarian.
Akses artikel seputar Giring di Liputan6.com.
Kekagumannya pada cerita tersebut melahirkan sebuah keyakinan kuat yang ia suarakan di waktu dan tempat yang tak terduga.
"Saya tahu bahwa proses pembuatan film itu luar biasa. Saya jadi cerita dulu waktu mau bikin 'Laskar Pelangi,' ya kan? Saya waktu itu mungkin teman-teman media tahu atau ceritanya apa enggak, cuman saya baca bukunya 'Laskar Pelangi' dan saya kepengin, saya bawa keliling Indonesia. Waktu itu di Nidji kita masih tur," ujar Giring saat ditemui di gedung Kemendikbud, Senayan, Rabu (12/11/2025).
Sebuah momen tak terlupakan terjadi di Bandara Ngurah Rai. Dalam keadaan masih mengantuk setelah manggung, Giring dengan penuh semangat menyuarakan keinginannya kepada para personel Nidji lainnya.
"Saya ngomong, saya angkat tinggi-tinggi buku 'Laskar Pelangi' saya sambil teriak-teriak ngomong kencang-kencang, 'Guys, pokoknya kalau buku ini dijadiin film, kita yang harus isi soundtrack-nya!' Teman-teman saya kayak, 'Gila nih anak, jam 05:00 pagi ngantuk semuanya, ngomong soundtrack'," kenangnya.
Ajaibnya, semesta seolah mendengar. Kurang dari dua hari kemudian, telepon dari Mira Lesmana, sang produser, masuk dan mengubah segalanya. Mira, yang saat itu sedang berada di Belitung untuk persiapan film, tidak mengetahui bahwa Giring adalah penggemar berat buku tersebut.
"Tiba-tiba Mbak Mira telepon saya. Dia nanya, 'Lagi ngapain?' 'Habis tur, Mbak.' 'Lagi di Belitung.' 'Hah, ngapain di Belitung?' 'Lagi bikin 'Laskar Pelangi'.' 'Laskar Pelangi? Wah, saya baca bukunya, saya suka banget bukunya, mau enggak ngisi soundtrack-nya?' Dia mau. Jadi, habis doanya langsung diijabah," ungkap Giring.
Proses kreatifnya pun tak kalah menantang. Lagu tersebut lahir di tengah-tengah tur, di mana Giring dan rekan-rekannya harus mencari studio kosong di setiap kota untuk berkarya.
Lirik ikonik "mimpi adalah kunci" muncul dari imajinasi Giring tentang padang rumput, bahkan sebelum ia melihat satu pun cuplikan filmnya. Puncaknya, inspirasi untuk bagian reff justru datang di saat yang paling personal.
"Tiba-tiba mentok lagi, yaitu ref-nya enggak dapat-dapat, sebulan kayaknya. Terus waktu itu di Makassar, ya kan, di Makassar saya lagi di WC, tiba-tiba saya kepikiran momen ketika mereka lomba lari dan mereka enggak dapat apa-apa. Terus saya bilang, 'Menarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah surga.' So, saya langsung dapat, nah notasinya," pungkasnya.
Q:Siapa yang mengungkap kisah magis di balik soundtrack 'Laskar Pelangi'?
A:Giring Ganesha, mantan vokalis Nidji, adalah sosok yang mengungkap kisah magis di balik lagu fenomenal "Laskar Pelangi".
Q:Bagaimana awal mula Giring Ganesha terinspirasi untuk lagu "Laskar Pelangi"?
A:Inspirasi Giring bermula dari kekagumannya pada novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata, yang ia baca di tengah jadwal tur Nidji yang padat.
Q:Berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga keinginan Giring Ganesha terkabul?
A:Keinginan Giring Ganesha terkabul secara ajaib dalam waktu kurang dari dua hari setelah ia menyatakannya, dengan telepon dari produser Mira Lesmana.