Kapanlagi.com - Penyanyi dan aktris berbakat, Selvi Kitty, baru-baru ini mengejutkan para pengikutnya di Instagram dengan pengumuman yang tak terduga. Dalam unggahan yang diposting pada 21 Februari 2025, Selvi mengungkapkan keputusannya untuk menjalani prosedur egg freezing atau pembekuan sel telur. Keputusan ini diambil bukan karena ia sedang merencanakan kehamilan dalam waktu dekat, melainkan sebagai langkah cerdas untuk mempersiapkan masa depannya.
Dalam unggahannya yang penuh makna, Selvi menuliskan, "Aku memutuskan untuk egg freezing dengan usia ku yang sudah tidak muda lagi." Ia juga menegaskan bahwa langkah ini didukung oleh dokter dan klinik spesialis fertilitas. Egg freezing kini semakin populer di kalangan wanita yang ingin menjaga peluang untuk hamil, meskipun belum siap untuk memiliki anak dalam waktu dekat.
Lantas, apa sebenarnya egg freezing itu? Bagaimana prosesnya, dan siapa saja yang bisa melakukannya? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai seluk-beluk egg freezing, manfaatnya, serta hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil langkah ini. Simak ulasan lengkapnya yang dirangkum oleh Kapanlagi.com dari berbagai sumber pada Jumat (21/2/2025).
Pembekuan sel telur, atau egg freezing, adalah langkah medis inovatif yang memungkinkan wanita untuk menyimpan sel telur mereka dalam kondisi beku, siap digunakan di masa depan. Dalam proses ini, sel telur yang diambil dari ovarium dibekukan dengan teknologi canggih, menjaga kualitasnya hingga saatnya tiba untuk kehamilan melalui fertilisasi in vitro (IVF).
Awalnya dirancang untuk membantu wanita dengan masalah kesehatan seperti kanker yang menjalani kemoterapi atau radioterapi, kini egg freezing semakin populer di kalangan wanita yang ingin menunda kehamilan demi alasan pribadi atau karier.
Mengutip situs resmi Universitas Airlangga, egg freezing bisa dilakukan karena dua alasan utama:
Egg freezing adalah prosedur yang cukup kompleks dan membutuhkan beberapa tahapan medis. Berikut adalah prosesnya secara umum:
1. Stimulasi Ovarium
Wanita yang akan menjalani egg freezing perlu menjalani stimulasi ovarium dengan suntikan hormon selama 10â14 hari untuk mendorong produksi sel telur dalam jumlah lebih banyak dari siklus normalnya.
2. Pengambilan Sel Telur
Setelah sel telur matang, dokter akan melakukan prosedur pengambilan sel telur (oocyte retrieval) menggunakan alat khusus yang dimasukkan melalui vagina. Proses ini dilakukan dengan anestesi untuk menghindari rasa sakit.
3. Pembekuan Sel Telur
Sel telur yang telah diambil akan langsung dibekukan menggunakan metode vitrifikasi, yang memungkinkan sel telur tetap dalam kondisi terbaiknya selama bertahun-tahun.
4. Penyimpanan Sel Telur
Sel telur yang telah dibekukan bisa disimpan hingga 10 tahun atau lebih, tergantung pada kebijakan klinik fertilitas dan regulasi medis di masing-masing negara.
Ketika wanita siap untuk hamil, sel telur yang telah dibekukan akan dicairkan, dibuahi dengan sperma melalui IVF, lalu ditanamkan kembali ke dalam rahim.
Tidak semua wanita perlu menjalani egg freezing. Namun, beberapa kondisi berikut ini bisa menjadi alasan untuk mempertimbangkannya:
Menurut penelitian dari RS Pondok Indah, usia ideal untuk melakukan egg freezing adalah di bawah 35 tahun, karena pada usia ini sel telur masih dalam kondisi terbaik. Namun, prosedur ini masih bisa dilakukan hingga usia 37â40 tahun, meskipun peluang keberhasilannya lebih rendah.
Peluang keberhasilan kehamilan melalui egg freezing sangat bergantung pada usia wanita saat melakukan pembekuan sel telur. Berikut perkiraan peluang kehamilan berdasarkan usia:
Semakin muda usia saat pembekuan, semakin besar peluang keberhasilannya. Namun, meskipun teknologi terus berkembang, egg freezing tetap tidak menjamin kehamilan 100%.
Seperti prosedur medis lainnya, egg freezing juga memiliki risiko dan efek samping yang perlu diperhatikan:
Karena itu, sebelum menjalani prosedur ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis guna memahami manfaat dan risikonya secara lebih mendalam.
Sel telur yang dibekukan dengan metode vitrifikasi bisa bertahan hingga 10 tahun atau lebih, tergantung kebijakan klinik.
Tidak. Peluang keberhasilan kehamilan bergantung pada usia saat pembekuan dan kualitas sel telur yang disimpan.
Waktu terbaik adalah sebelum usia 35 tahun, ketika sel telur masih dalam kualitas terbaik.
Biaya egg freezing bervariasi, tergantung klinik dan negara, namun bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.