Apa itu Kebahagiaan? Memahami Makna, Tanda-Tanda, Mitos yang Mengelilingi, dan Rahasia Menuju Kehidupan Bahagia
Diterbitkan:

Ilustrasi Senyum. (hak cipta/Canva).
Kapanlagi.com - Dalam dunia yang terus berputar dan penuh tekanan, pertanyaan tentang apa itu kebahagiaan selalu menjadi sorotan utama bagi umat manusia. Sejak zaman para filsuf klasik hingga penelitian modern, pencarian untuk mendefinisikan dan memahami inti dari kebahagiaan terus berlanjut. Namun, kebahagiaan lebih dari sekadar emosi sesaat atau pencapaian tertentu ia adalah sebuah keadaan kesejahteraan yang melampaui kenikmatan instan.
Kebahagiaan bukan hanya sekadar rasa positif, tetapi juga terbukti memiliki dampak luar biasa terhadap kesehatan fisik dan mental kita. Dari peningkatan sistem kekebalan tubuh hingga harapan hidup yang lebih panjang, berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa kebahagiaan adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan produktif.
Dari tuntutan karier yang menguras tenaga hingga perubahan budaya yang cepat, individu modern dihadapkan pada beragam rintangan yang dapat memengaruhi kesejahteraan emosional mereka. Untuk itu, Kapanlagi.com telah merangkum informasi menarik dari Psychology Today mengenai apa itu kebahagiaan dan bagaimana cara mencapainya pada Selasa (19/11). Mari simak bersama!
Advertisement
1. Apa itu Kebahagiaan?
Kebahagiaan, sebuah keadaan yang memikat dan sulit dijangkau, telah menjadi objek pencarian berbagai kalangan, mulai dari filsuf hingga ekonom. Sejak tahun 1990-an, psikologi positif muncul sebagai disiplin yang berfokus untuk menggali esensi kebahagiaan yang lebih dalam, melampaui sekadar perasaan senang.
Kebahagiaan bukan hanya tentang suasana hati yang ceria, tetapi juga mencakup kesejahteraan yang hakiki, di mana hidup dipenuhi makna dan kepuasan mendalam. Menariknya, perasaan bahagia tidak hanya memberi dampak emosional, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan fisik, meningkatkan kesehatan jantung, memperkuat sistem imun, dan bahkan berhubungan dengan umur panjang.
Dalam pencarian universal ini, penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, orang-orang menempatkan kebahagiaan sebagai prioritas utama, jauh di atas pencapaian materi dan ambisi pribadi lainnya.
(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)
2. Cara Menjadi Bahagia
Kebahagiaan sejati bukan sekadar melompat dari satu kegembiraan ke kegembiraan lainnya penelitian menunjukkan bahwa perjalanan menuju kebahagiaan seringkali melibatkan momen-momen ketidaknyamanan yang tak terhindarkan. Segala hal, mulai dari genetik hingga kondisi kehidupan, pencapaian, status pernikahan, hingga hubungan sosial, berperan dalam membentuk tingkat kebahagiaan kita.
Namun, yang menarik, sebagian besar kebahagiaan dapat kita kendalikan sendiri! Dengan rutin merayakan kenikmatan kecil, terlibat dalam tantangan, menetapkan dan mencapai tujuan, serta menjaga hubungan sosial yang erat, kita bisa meningkatkan kepuasan hidup.
Kunci bukanlah kebahagiaan itu sendiri, melainkan proses mengejarnya. Menjaga keseimbangan antara emosi positif dan negatif, mengembangkan ketahanan terhadap stres, serta mempraktikkan rasa syukur adalah fondasi untuk kebahagiaan yang kokoh. Kebiasaan sehari-hari seperti tidur yang cukup, berolahraga, dan meditasi juga sangat mendukung kesejahteraan kita.
Dengan membuka diri untuk pertumbuhan pribadi, mengelola ekspektasi, dan menemukan makna dalam tindakan sehari-hari, kita bisa meraih kebahagiaan yang berkelanjutan. Kesadaran akan momen-momen kecil dalam hidup pun menjadi kunci untuk menemukan kebahagiaan sejati.
3. Tanda-tanda Orang yang Bahagia
Orang-orang yang merasakan kebahagiaan sejati adalah mereka yang hidup dengan tujuan yang jelas, menemukan kebahagiaan dalam hubungan yang tulus, dan berusaha mengejar impian mereka sambil tetap setia pada nilai-nilai yang diyakini.
Mereka tidak tergoda oleh kesenangan materi atau liburan mewah, melainkan menemukan kepuasan dalam momen-momen sederhana, seperti mengelus kucing kesayangan, bersantai di bawah naungan pohon, atau menikmati secangkir teh hangat.
Ciri-ciri kebahagiaan ini tampak dalam sikap mereka yang terbuka terhadap pembelajaran baru, kesabaran yang tinggi, senyuman yang mudah muncul, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan. Mereka menunjukkan kasih sayang, merasa bersyukur, dan menjaga hubungan yang sehat, serta merayakan keberhasilan orang lain dengan tulus.
Dengan tidak menyimpan dendam, tidak terjebak dalam tindakan sepele, dan tidak merasa gelisah tentang masa lalu atau masa depan, mereka menjalani hidup dengan makna dan tujuan, berbagi kebahagiaan tanpa rasa berat, dan menciptakan pola pikir yang mendukung kebahagiaan yang berkelanjutan.
4. Mitos Kebahagiaan
Kebahagiaan sering kali dianggap sebagai tujuan yang dapat dicapai dengan meraih tonggak tertentu, seperti menemukan pasangan ideal atau mendapatkan gaji yang menggiurkan. Namun, kenyataannya, manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi, sehingga meski kita meraih impian tersebut, rasa bahagia kita akan kembali ke level semula, dan kita pun mulai mencari pencapaian baru.
Menariknya, prinsip ini juga berlaku saat kita menghadapi kemunduran, kita memiliki ketangguhan untuk bangkit kembali dan menemukan kebahagiaan. Kesalahpahaman tentang kebahagiaan ini terlihat dalam anggapan-anggapan seperti "Aku akan bahagia ketika aku kaya" atau "Aku tidak bisa bahagia saat hubunganku berantakan." Memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada pencapaian eksternal adalah langkah penting menuju perspektif yang lebih sehat tentang arti kebahagiaan dalam hidup kita.
(Deddy Corbuzier buka suara terkait isu cerai, marah ke pihak Pengadilan Agama!)
(kpl/rao)
M Rizal Ahba Ohorella
Advertisement
-
Fashion Selebriti Indonesia Potret Cantik Syahnaz Sadiqah Pakai Batik, Pancarkan Pesona Istri Pejabat