21 Partikel Bahasa Jepang Lengkap dengan Contoh dan Tata Cara Membuat Kalimatnya
Diterbitkan:

Ilustrasi (credit: pixabay.com)
Kapanlagi.com - Dalam mempelajari bahasa Jepang, pemahaman tentang partikel sangatlah penting karena partikel bahasa Jepang memengaruhi struktur kalimat dan memberikan makna yang kaya dalam sebuah kalimat.
Artikel ini akan menyajikan panduan lengkap tentang partikel bahasa Jepang, termasuk penjelasan fungsinya, contoh penggunaan, dan tata cara pembuatan kalimat dengan menambahkan partikel.
Untuk itu, berikut daftar partikel bahasa Jepang lengkap dengan contoh, untuk memperdalam pemahaman kalian tentang struktur bahasa Jepang ini. Yuk, langsung saja dicek KLovers.
Advertisement
1. Apa itu Partikel Bahasa Jepang?
Dalam bahasa Jepang, "partikel" disebut juga sebagai "joshi", sebuah kata kecil yang digunakan untuk menghubungkan kata-kata dalam kalimat dan memberikan informasi tentang hubungan antar kata-kata tersebut.
Dan kata-kata itu seperti subjek, objek, lokasi, waktu, dan lain sebagainya. Partikel bahasa Jepang sangat penting dalam bahasa Jepang karena membantu dalam pemahaman struktur kalimat.
Bahkan, partikel bahasa Jepang ini juga mempengaruhi makna dari kalimat tersebut. Contoh partikel yang umum digunakan dalam bahasa Jepang antara lain "wa", "ga", "o", "ni", "de", dan masih banyak lagi.
(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)
2. Daftar Partikel Bahasa Jepang
Partikel ini membantu dalam struktur kalimat dan memberikan informasi penting tentang hubungan antar kata dalam kalimat Jepang. Berikut adalah daftar lengkap partikel dalam bahasa Jepang beserta penjelasan panjang tentang fungsinya:
1. (wa)
Partikel ini digunakan untuk menunjukkan topik atau subjek dalam kalimat. Ini membantu untuk menyoroti informasi apa yang dibicarakan atau dijelaskan dalam konteks tertentu.
Contoh: "Watashi wa Nihonjin desu" (Saya adalah orang Jepang). Pada kalimat ini, kata "watashi" (saya) adalah subjek yang ditekankan.
2. (ga)
Digunakan untuk menyoroti subjek atau objek dalam kalimat. Digunakan lebih sering untuk menyoroti subjek.
Contoh: "Watashi ga ringo o tabemasu" (Saya makan apel). Pada kalimat ini "watashi" (saya) adalah subjek yang ditekankan.
3. (o)
Digunakan untuk menunjukkan objek dari tindakan dalam kalimat. Partikel ini menandakan kata benda yang menjadi sasaran dari kata kerja.
Contoh: "Ringo o tabemasu" (Saya makan apel). Pada kalimat ini "ringo" (apel) adalah objek yang ditekankan.
4. (ni)
Digunakan untuk menunjukkan arah atau tujuan, waktu, tempat, atau objek penerima tindakan dalam kalimat.
Contoh: "Gakkou ni ikimasu" (Saya pergi ke sekolah). Pada kalimat ini "gakkou" (sekolah) adalah tujuan yang ditekankan.
5. (de)
Digunakan untuk menunjukkan lokasi atau tempat di mana tindakan terjadi, cara melakukan sesuatu, atau alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu.
Contoh: "Kouen de asobimasu" (Saya bermain di taman). Pada kalimat ini "kouen" (taman) adalah tempat yang ditekankan.
6. (e)
Digunakan untuk menunjukkan arah atau tujuan menuju tempat tertentu. Sering kali dapat digunakan secara bergantian dengan "ni" untuk menunjukkan arah.
Contoh: "Toukyou e ikimasu" (Saya pergi ke Tokyo). Pada kalimat ini "Toukyou" (Tokyo) adalah tujuan yang ditekankan.
7. (mo)
Digunakan untuk menunjukkan bahwa sesuatu juga berlaku atau terjadi pada hal lain. Ini menunjukkan inklusivitas atau penambahan.
Contoh: "Watashi mo ikimasu" (Saya juga pergi). Pada kalimat ini menekankan bahwa pembicara akan ikut serta dalam tindakan yang sama.
8. (no)
Digunakan untuk menghubungkan dua kata, menunjukkan kepemilikan, atau menyatakan hubungan antara dua kata.
Contoh: "Tomodachi no kuruma" (Mobil teman). Pada kalimat ini menunjukkan bahwa mobil dimiliki oleh atau berkaitan dengan teman.
9. (kara)
Digunakan untuk menunjukkan asal atau titik awal suatu tindakan.
Contoh: "Gakkou kara kaerimasu" (Saya pulang dari sekolah). Pada kalimat ini menunjukkan asal atau titik awal tindakan.
10. (made)
Digunakan untuk menunjukkan titik akhir atau batas suatu tindakan.
Contoh: "Mise made arukimasu" (Saya berjalan ke toko). Pada kalimat ini menunjukkan titik akhir tindakan.
11. (e)
Digunakan untuk menunjukkan arah atau tujuan menuju tempat tertentu. Sering kali dapat digunakan secara bergantian dengan "ni" untuk menunjukkan arah.
Contoh: "Toshokan e ikimasu" (Saya pergi ke perpustakaan). Pada kalimat ini menunjukkan arah atau tujuan yang ditekankan.
12. (kara)
Digunakan untuk menunjukkan asal atau titik awal suatu tindakan.
Contoh: "Shigoto kara kaerimasu" (Saya pulang dari kerja). Pada kalimat ini menunjukkan asal atau titik awal tindakan.
13. (made ni)
Digunakan untuk menunjukkan waktu tenggat atau batas waktu.
Contoh: "Ashita made ni teishutsu shite kudasai" (Harap serahkan "tugas" sebelum besok). Pada kalimat ini menunjukkan batas waktu yang ditekankan
14. (mou)
Digunakan untuk menyatakan "sudah", "lagi", atau "tidak lagi".
Contoh: "Mou tabemashita" (Saya sudah makan). Pada kalimat ini menunjukkan bahwa tindakan tersebut sudah selesai dilakukan.
15. (shika)
Digunakan untuk menyatakan "hanya", "hanya~dan tidak lain", atau "hanya~tidak ada yang lain"
Contoh: "Kono mise ni wa ringo shika arimasen" (Di toko ini, hanya ada apel). Pada kalimat ini menekankan bahwa tidak ada yang lain kecuali apel.
16. (kamoshirenai)
Digunakan untuk menyatakan ketidakpastian atau kemungkinan.
Contoh: "Ame ga furu kamoshiremasen" (Mungkin hujan). Pada kalimat ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan hujan.
17. (dake)
Digunakan untuk menyatakan "hanya" atau "saja".
Contoh: "Hitotsu dake erande kudasai" (Pilihlah hanya satu). Pada kalimat ini menekankan bahwa hanya satu yang boleh dipilih.
18. (demo)
Fungsi: Digunakan untuk menyatakan "atau", "tetapi", atau "namun".
Contoh: "Pan demo tabemasu" (Saya akan makan roti). Pada kalimat ini menunjukkan bahwa roti adalah salah satu pilihan.
19. (ne)
Fungsi: Digunakan untuk menambahkan nada penegasan atau menawarkan konfirmasi dalam percakapan. Ini sering digunakan untuk menyarankan kesepahaman atau mencari persetujuan.
Contoh: "Ii tenki desu ne" (Cuaca bagus, bukan?). Pada kalimat ini "ne" menunjukkan keinginan untuk memperoleh konfirmasi.
20. (yo)
Digunakan untuk menambahkan nuansa penekanan atau keyakinan dalam percakapan. Ini digunakan untuk menyampaikan informasi atau meminta perhatian dengan percaya diri.
Contoh: "Ashita wa ame ga furimasu yo" (Besok akan hujan, tahu!). Pada kalimat ini "yo" menekankan keyakinan pembicara.
21. (ka)
Digunakan untuk membentuk pertanyaan ya/tidak. Partikel ini menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah pertanyaan dan mengekspresikan ketidakpastian.
Contoh: "Kore wa hontou desu ka" (Apakah ini benar?). Pada kalimat ini "ka" menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah pertanyaan.
3. Cara Membuat Partikel Bahasa Jepang
Dan cara membuat partikel bahasa Jepang, maka perlu ada urutan partikel dalam bahasa Jepang. Dan urutan ini dapat bervariasi tergantung pada jenis kalimat dan konteks.
Namun, umumnya urutan partikel bahasa Jepang mengikuti pola dasar subjek-objek-predikat atau subjek-predikat. Berikut adalah contoh urutan partikel yang umum dalam kalimat:
1. Subjek + partikel (wa/ga) + Objek (o) + Verb (predicate)
"Tanaka-san" + "wa" + "gakkou ni" + "ikimasu".
Artinya: Tuan Tanaka pergi ke sekolah.
2. Subjek + partikel (wa/ga) + Verb (predicate) + Objek (o)
"watashi" + "wa" + "hon o" + "yomimasu".
Artinya: Saya membaca buku.
3. Subjek + partikel (wa/ga) + Tempat + partikel (ni/de) + Verb (predicate)
"kanojo" + "ga" + "kouen" + "de" + "asobimasu"
Artinya: Dia bermain di taman.
4. Subjek + partikel (wa/ga) + Waktu + partikel (ni/de) + Verb (predicate)
"ashita" + "wa" + "tomodachi to" + "eiga" + "ni" + "ikimasu"
Artinya: Besok saya akan pergi ke bioskop dengan teman.
Namun, penting untuk diingat bahwa bahasa Jepang sering kali fleksibel dalam struktur kalimatnya, terutama dalam bahasa lisan. Dalam situasi informal atau percakapan sehari-hari, urutan partikel mungkin berbeda-beda tergantung pada penekanan yang ingin disampaikan pembicara.
Itulah daftar partikel bahasa Jepang lengkap dengan contoh. Dengan memahami partikel dalam bahasa Jepang, kalian bisa menyusun kalimat dengan tepat dan mengungkapkan makna yang lebih kaya. Selamat belajar!
Yuk, simak juga
Sinopsis Film 211 (2018), Kisah Polisi Veteran dalam Membebaskan Sandera Perampokan Bank
Sinopsis Film COLLATERAL DAMAGE (2002), Kisah Pemadam Kebakaran yang Menyelidiki Kasus Teroris Kelompok Kolombia
5 Drama Thailand Tentang Hamil di Luar Nikah yang Penuh Kesalahpahaman, tapi Berakhir Happy Ending
7 Rekomendasi Film Netflix Komedi yang Asyik Ditonton Buat Me Time, Bikin Terpingkal
13 Rekomendasi Film Netflix Remaja Berbagai Genre, Ada Pesan Edukasi Hingga Kisah Cinta Romantis
(Deddy Corbuzier buka suara terkait isu cerai, marah ke pihak Pengadilan Agama!)
Advertisement
-
Fashion Selebriti Indonesia Potret Cantik Syahnaz Sadiqah Pakai Batik, Pancarkan Pesona Istri Pejabat