Ungkapan Bahasa Jepang Bohong, Lengkap dengan Jenis-Jenis dan Contoh Kalimatnya
Diterbitkan:

Ilustrasi (credit: freepik.com)
Kapanlagi.com - Bahasa Jepang, dengan keunikan dan kompleksitasnya, memiliki beragam cara untuk mengungkapkan berbagai jenis kata, salah satunya kata untuk bahasa Jepang bohong. Hal ini bisa dilihat dari ungkapan sehari-hari yang ringan hingga istilah formal yang digunakan dalam konteks hukum.
Pemahaman terhadap berbagai ungkapan bahasa Jepang bohong ini tidak hanya penting untuk penguasaan bahasa, tetapi juga memberikan wawasan tentang cara masyarakat Jepang memandang dan menangani ketidakjujuran dalam interaksi sosial mereka sehari-hari.
Dalam artikel ini, Kapanlagi akan memberikan penjelasan tentang ungkapan bahasa Jepang bohong dana berbagai ungkapan bahasa Jepang untuk bohong lainnya, mulai dari yang paling umum hingga yang lebih halus dan tidak langsung, lengkap dengan penjelasan dan contohnya.
Advertisement
Nah, bagi KLovers yang sedang belajar bahasa Jepang, maka berikut ini ungkapan bahasa Jepang bohong lengkap dengan jenis-jenis dan juga contoh kalimatnya. Yuk, langsung saja dicek KLovers!
1. Ungkapan Bahasa Jepang Bohong
Dalam bahasa Jepang, ada beberapa ungkapan yang digunakan untuk menyatakan "bohong" atau "kebohongan". Salah satu bahasa Jepang bohong yang paling umum adalah "uso". Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bisa memiliki nuansa yang berbeda tergantung konteksnya.
Kata Uso bisa digunakan untuk kebohongan ringan atau candaan, tapi juga bisa menunjukkan kebohongan yang lebih serius. Untuk menyatakan tindakan berbohong, orang Jepang sering menggunakan frasa "uso wo tsuku", yang secara harfiah berarti "menempel kebohongan".
Dalam penggunaan yang lebih halus atau tidak langsung, masyarakat Jepang juga mungkin menggunakan ungkapan seperti "hontou ja nai" yang memiliki arti "itu tidak benar" atau kalimat "shinjitsu wo tsutaete inai" yang memiliki arti "tidak menyampaikan kebenaran".
Pemilihan ungkapan untuk menyatakan kebohongan dalam bahasa Jepang sangat bergantung pada konteks, tingkat formalitas situasi, dan hubungan antara pembicara dan pendengar. Penggunaan yang tepat memerlukan pemahaman mendalam tentang nuansa bahasa dan budaya Jepang.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Jenis-Jenis Bahasa Jepang Bohong
Ilustrasi (credit: freepik.com)
Selain mengetahui pengertian bahasa Jepang bohong, KLovers juga bisa mengetahui jenis-jenis bahasa Jepang bohong. Pemahaman dan penggunaan yang tepat dari ungkapan-ungkapan ini memerlukan konteks yang sesuai dan pemahaman mendalam tentang nuansa bahasa dan budaya Jepang.
Penting untuk diingat bahwa dalam budaya Jepang, komunikasi tidak langsung dan menjaga harmoni sosial sering kali lebih diutamakan daripada konfrontasi langsung tentang kebohongan. Dan berikut jenis-jenis bahasa Jepang bohong lengkap dengan contoh kalimatnya:
1. Uso
Jenis bahasa Jepang bohong ini adalah kata paling umum untuk "bohong" dalam bahasa Jepang sehari-hari. Bisa digunakan untuk kebohongan ringan hingga serius. Tergantung pada nada suara, bisa juga digunakan sebagai ekspresi keterkejutan atau ketidakpercayaan.
Contohnya: "Uso wo tsuite mo barenai." (Meskipun berbohong, tidak akan ketahuan.)
2. Itsuwari
Bahasa Jepang bohong ini memiliki nuansa yang lebih serius dan formal dibandingkan "uso". Sering digunakan dalam literatur, berita, atau pidato resmi. Menyiratkan penipuan yang lebih terencana atau sistematis.
Contohnya: "Itsuwari no sekai ni ikiru." (Hidup dalam dunia kebohongan.)
3. Giman
Jenis bahasa Jepang bohong ini lebih kuat dari itsuwari, giman menekankan pada aspek penipuan dan manipulasi. Sering digunakan dalam konteks hukum atau bisnis untuk menggambarkan tindakan menipu yang serius.
Contohnya: "Giman koui de uttaerareta." (Dia dituntut atas tindakan penipuan.)
4. Uso wo tsuku
Jenis bahasa Jepang bohong ini adalah cara paling umum untuk mengatakan "berbohong" sebagai sebuah tindakan. Tsuku secara harfiah berarti "menempel", jadi frasa ini bisa diartikan sebagai "menempelkan kebohongan".
Contohnya: "Uso wo tsuku no wa yoku nai." (Berbohong itu tidak baik.)
5. Hontou ja nai
Ungkapan ini lebih halus dan tidak langsung. Digunakan ketika ingin menunjukkan bahwa sesuatu tidak benar tanpa secara langsung menuduh seseorang berbohong.
Contohnya: "Kore wa hontou ja nai to wakatta." (Saya menyadari bahwa ini tidak benar.)
6. Shinjitsu wo tsutaete inai
Frasa bahasa Jepang bohong ini lebih diplomatis. Alih-alih mengatakan seseorang berbohong, ini menunjukkan bahwa mereka tidak menyampaikan kebenaran sepenuhnya.
Contohnya: "Kare wa shinjitsu wo tsutaete inai kamo shirenai." (Dia mungkin tidak menyampaikan kebenaran sepenuhnya.)
7. Gomakasu
Kata bahasa Jepang bohong ini berarti "menipu" atau "mengalihkan perhatian dari kebenaran". Sering digunakan untuk menggambarkan tindakan menutupi kesalahan atau mengalihkan perhatian dari fakta yang tidak menyenangkan.
Contohnya: "Shippai wo gomakashita." (Dia menutupi kegagalannya.)
8. Kuchiusagi
Secara harfiah kata bahasa Jepang bohong berarti "menyesuaikan cerita". Kata ini merujuk pada tindakan beberapa orang yang berkolusi untuk menyampaikan kebohongan yang sama atau menutupi kebenaran.
Contohnya: "Jiken no mae ni kuchiusagi wo shita." (Mereka berkolusi sebelum kejadian itu.)
Itulah ungkapan bahasa Jepang bohong yang bisa KLovers ketahui. Lengkap juga dengan jenis-jenis bahasa Jepang bohong untuk kehidupan sehari-hari serta contoh kalimatnya. Selamat Belajar!
Yuk, simak juga
6 Drama Korea tentang Dunia Gelap Artis Paling Terbaru, Tekanan Mental - Penuh Pengorbanan Demi Kesuksesan Sukses
Hitungan Membuat Rumah Menurut Primbon Jawa untuk Mencari Hari Baik, Dipercaya Datangkan Berkah
Lebih dari Tiga Dekade, Ini 7 Anime Lawas 80-an yang Masih Terkenal hingga Kini
7 Drama Korea Berlatar Masa Penjajahan yang Penuh Konflik, dari Kisah Cinta Terlarang - Perjuangan Kemerdekaan
5 Rekomendasi Drama Jepang Lawas yang Wajib Ditonton, Kisah Nostalgia Tak Lekang oleh Waktu
Advertisement
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
Advertisement