
Parni Hadi juga dikenal sebagai penerima Bintang Mahaputra Utama sebagai Tokoh Pers Nasional pada tahun 1999. Selain itu, Beliau masih aktif menulis di beberapa surat kabar dan media online hingga saat ini. Beliau juga merupakan seorang pegiat program Green Radio selama memimpin pada tahun 2012. Selain itu, Beliau juga aktif sebagai pegiat seni budaya tradisional, khususnya sebagai pemain ketoprak. Beliau juga pernah menjadi perintis Information Safety Belt dengan mendirikan stasiun RRI di beberapa titik perbatasan NKRI.
Selain karirnya di dunia jurnalistik, Parni Hadi juga aktif dalam berbagai kegiatan keorganisasian. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) bidang Relawan dan Peduli Bencana. Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua HIPPRADA (Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda) dan Waka Kwarnas/Ketua Satgas Pramuka Peduli. Selain itu, Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum IRSI (Ikatan Relawan Sosial Indonesia).
Parni Hadi juga memiliki beberapa buku yang telah diterbitkan, antara lain "Introspeksi Badak Jawa", "Cap Jempol Darah Calon Presiden", "Foolitik, Bangsa Yang Kalah", "Maringgi Peni, Memaknai Kehilangan Orang Tercinta", "Hamengku Buwono IX: Inspiring Prophetic Leader", "Jurnalisme Profetik, Pergulatan – Teori dan Aplikasi", dan "Pancasila in Action: Olah Rasa dan Laku Pancasila dalam Amal Nyata".
Parni Hadi juga memiliki banyak afiliasi profesi, seperti menjadi anggota Dewan Siaran Nasional, Wakil Sekjen Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, anggota Dewan Pers, Sekretaris Jenderal Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA), dan masih banyak lagi.
Dalam penghargaan yang pernah diterima, Parni Hadi pernah meraih Bintang Mahaputra Utama sebagai Tokoh Pers Nasional pada tahun 1999 dan Kalpataru tingkat DKI pada tahun 2008. Beliau juga merupakan penyandang Kartu Wartawan Number One.
Selain itu, Parni Hadi juga terkenal sebagai pendiri Yayasan Dompet Dhuafa Republika pada tahun 1993. Program ini merupakan program pengentasan kemiskinan yang lahir dari inspirasi di Gunung Kidul bersama para aktivis dakwah yang ada disana. Dompet Dhuafa terus berkembang hingga saat ini dan memberikan manfaat di seluruh Nusantara bahkan tingkat global.