Blitzmegaplex Award Anugerah Untuk Perintis Film
Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Jaringan bioskop Blitzmegaplex memberikan anugerah Blitzmegaplex Award kepada insan perintis perfilman nasional, atas dedikasinya dalam membangun industri perfilman tanah air.
Tokoh perfilman yang menerima penghargaan adalah Djamaluddin Malik (Pelopor Produser Nasional), Usmar Ismail (Sutradara), Asrul Sani (Scriptwritter) yang diberikan bertepatan dengan penutupan peringatan Hari Perfilman Nasional ke-59 yang berlangsung di Jakarta, Minggu (26/4).
Komisaris Utama Blitzmegaplex, AM Hendropriyono melalui siaran persnya di Jakarta, Senin (27/4), mengungkapkan nama-nama yang memperoleh penghargaan tersebut merupakan pelopor perfilman tanah air yang mampu mengubah wajah perfilman di Indonesia.
"Karena kepeloporan, semangat dan kecintaan mereka kepada film Indonesia, maka kami memberikan penghargaan ini kepada pejuang-pejuang film tersebut," kata mantan Kepala BIN tersebut.
Advertisement
Hendropriyono mengatakan bahwa terpilihnya ketiga tokoh ini merupakan hal yang sejalan dengan keinginan Blitz untuk tetap mendukung dan mengokohkan film Indonesia di industri film. "Mereka adalah orang yang pas untuk anugerah ini," tambahnya.
Ketiga orang ini terpilih dari 10 nominator yang disusun oleh tim yang secara khusus dibentuk Blitz. Hendriproyono menambahkan Blitzmegaplex Award diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat para sineas perfilman nasional agar selalu berkreasi dan terus memberikan karya-karya terbaiknya.
Para Pelopor Perfilman
Usmar Ismail dilahirkan pada 20 Maret 1920 di Bukittinggi, Sumatera Barat dan wafat di Jakarta pada 2 Januari 1971 karena pendarahan otak. Film DARAH DAN DOA yang dibuatnya pada 30 Maret 1950 menjadi penanda Hari Film Nasional berdasarkan Keputusan Presiden yang ditandatangani BJ Habibie.
Film DARAH DAN DOA atau THE LONG MARCH OF SILIWANGI merupakan film pertama yang diproduksi oleh pribumi dengan perusahaan film pribumi pertama yakni Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) yang didirikan Usmar Ismail pada 1950.
Penerima penghargaan dari Blitzmegaplex lainnya adalah Djamaluddin Malik, dikenal sebagai tokoh perfilman nasional. Putera Minang kelahiran tahun 1917 ini mulai melangkahkan kaki untuk perjuangan dengan mendirikan kelompok sandiwara Panca Warna.
Djamaluddin mempelopori berdirinya industri perfilman Indonesia dengan mendirikan NV Persari (Perseroan Artis Republik Indonesia) pada 1950. Tahun 1954 , ia menjadi pemrakarsa berdirinya PPFI (Persatuan Produser Film Indonesia), pemrakarsa penyelenggaraan FFI pertama tahun 1955.
Sedangkan Asrul Sani, adalah pelaku terpenting sejarah kebudayaan modern Indonesia. Jika Indonesia lebih mengenal Chairil Anwar sebagai penyair paling legendaris milik bangsa, maka adalah Asrul Sani, Chairil Anwar, dan Rivai Apin yang mengumpulkan karya puisi bersama-sama berjudul TIGA MENGUAK TAKDIR yang kemudian diterbitkan dalam bentuk buku di tahun 1950, dan didaulat menjadi tokoh pelopor sastrawan Angkatan 45.
Asrul Sani, seorang penulis skenario yang hingga kini diakui banyak orang belum ada tandingannya, selama hidupnya hanya mendedikasikan dirinya pada seni dan sastra. Pada tahun 2000, Pemerintah RI memberikan penghargaan Bintang Mahaputra Utama kepada Asrul Sani.
(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)
(kpl/dar)
Darmadi Sasongko
Advertisement
-
Fashion Selebriti Potret Wanda Hara Pakai Batik, Salfok ke Jenggot yang Bikin Makin Macho