'COTO VS KONRO', Persaingan Kuliner Makassar yang Menghibur dengan Konflik Keluarga

Penulis: Tantri Dwi Rahmawati

Diterbitkan:

'COTO VS KONRO', Persaingan Kuliner Makassar yang Menghibur dengan Konflik Keluarga
COTO VS KONRO © KapanLagi.com/Sahal Fadhli

Kapanlagi.com - Film terbaru bergenre drama komedi, COTO VS KONRO, siap tayang di bioskop Indonesia mulai 6 Februari 2025. Film ini mengangkat tema unik tentang persaingan kuliner khas Makassar, diiringi konflik keluarga yang menyentuh hati. Dengan produksi oleh DCU Production dan Rumah Semut Film, serta arahan sutradara Irham Acho Bahtiar, film ini menjanjikan perpaduan drama, komedi, dan pesan mendalam tentang keluarga.

Film ini mengisahkan perseteruan antara dua restoran di Makassar, yaitu Coto Haji Matto yang legendaris dan Konro Daeng Sangkala yang baru berdiri. Warung coto milik Haji Matto (Luthfi Sato) dikenal luas berkat cita rasanya yang khas, hasil resep turun-temurun dari nenek moyangnya. Namun, konflik bermula ketika Daeng Sangkala (Awaluddin Tahir) berusaha membeli warung tersebut untuk dikembangkan menjadi bisnis franchise besar.

Haji Matto yang idealis menolak mentah-mentah tawaran tersebut. “Kami syuting di 2018, sempat pandemi editingnya terhenti, dan baru selesai dua tahun lalu, dan baru akan tayang," kata dia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (23/1/2025).

1. Soroti Kisah Keluarga

Merasa tak putus asa, Daeng Sangkala akhirnya mendirikan restoran Konro Daeng Sangkala tepat di depan warung Haji Matto. Dengan strategi promosi agresif, pelayanan maksimal, dan bantuan manajer berpengalaman, Rustam (Pieter Ell), restoran ini berhasil menarik pelanggan setia Coto Haji Matto.

Di tengah panasnya persaingan, hubungan anak mereka, Rizal (Adit Triyuda) dan Sara (Nielam Amir), justru mulai terjalin. Awalnya, Rizal hanya menjalankan misi dari Daeng Sangkala, tetapi hubungan tersebut berkembang menjadi lebih rumit, menambah lapisan emosional dalam cerita.

Menurut sutradara Irham Acho Bahtiar, film ini tidak hanya sekadar bercerita tentang makanan, tetapi juga menyoroti kisah keluarga yang menjadi inti dari cerita. "Sebenarnya makanan hanya sebagai saksi bisu, konfliknya ada pada pengusaha-pengusaha ini dan tentang kisah keluarga. Film bergenre komedi ini dibutuhkan di tengah film-film bertema horor saat ini," ujarnya.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Sempat Tertunda

Penulis skenario Ferdy K. juga menekankan pentingnya pesan keluarga dalam film ini. "Inti ceritanya adalah keluarga nggak bisa dipisahkan meski beda visi. Pada akhirnya mereka berdua berkompromi," tutur Ferdy. Ia berharap film ini dapat mengingatkan penonton bahwa keluarga adalah prioritas, meskipun sering terjadi perbedaan pendapat.

Proses produksi COTO VS KONRO dimulai pada 2018, tetapi sempat tertunda karena pandemi COVID-19. Meskipun demikian, Irham mengaku sangat puas dengan hasilnya, terutama penampilan para pemain yang begitu natural. “Saya kagum dengan dua pemeran orang tua yang jadi pemeran utama. Mereka memainkannya dengan sangat baik dan natural,” kata Irham.

Film ini turut dibintangi oleh Aty Kodong, Pieter Ell, serta aktor-aktor lokal yang dilatih langsung oleh Haji Matto. Kombinasi komedi segar, konflik keluarga, dan budaya kuliner khas Makassar membuat COTO VS KONRO menjadi tontonan yang wajib disaksikan. Film ini diharapkan tidak hanya menghibur tetapi juga membawa pesan mendalam tentang arti keluarga dan pentingnya memahami perbedaan.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending