Kapanlagi.com - Film biografi memang selalu dicari. Kadang berkaitan dengan sejarah bangsa, rasanya nggak jadi membosankan. Hal itu malah bikin kita makin paham kondisi dan rintangan para tokoh di masa-masa sulit.
Semangat, tekad, dan perjuangan para tokoh itu selalu jadi motivasi. Nggak ketinggalan pula pemikiran dan kebijakan para tokoh itu masih relevan dengan era sekarang. Karenanya, simak sejumlah biografi dari tokoh Indonesia di bawah, biar KLovers makin terinspirasi jalani hidup!
Di awal perilisannya film ini begitu ramai jadi buah bibir. Pasalnya apa lagi kalau bukan kehebatan Merry Riana yang masih muda tapi sudah sukses kumpulkan pundi-pundi gemuk. Tapi itu semua jelas bukan hal mudah, Merry harus lalui jatuh bangun mulai dari mengungsi ke Singapura hingga mai nsaham beresiko tinggi.
Tokoh legendaris Indonesia satu ini tentu menarik untuk diangkat ke layar lebar. Bukan cuma sebagai salah satu yang menginisiasi kemerdekaan, tapi juga seorang revolusioner. Tentu nggak cuma perjuangannya yang dikisahkan, tapi juga kisah cintanya.
Mengambil cerita dari catatan harian tokoh Pahlawan Nasional Mgr. Soegijapranata SJ, film ini mencoba gambarkan keadaan negeri di masa akhir perang kemerdekaan. Di masa-masa itu, Soegija yang merupakan seorang uskup itu mencoba untuk berperan di segala tingkatan politik.
Tidak berkisah tentang perjuangan secara fisik dan berdarah-darah, film ini diangkat dari catatan Soe Hok Gie beserta pemikiran-pemikiran kritisnya di masa pemerintahan Soekarno. Ia begitu keras menentang Soekarno, sebab kebijakan-kebijakannya nggak berpihak pada rakyat miskin.
ia adalah ibu dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. Segala kesuksesan Jusuf Kalla hari ini baik di bidang bisnis maupun politik, tentu nggak terlepas dari peran ibunya. Athirah memang hebat, gejolak emosinya begitu terlihat mana kala sang suami memilih untuk menikahi perempuan lain.
Melihat segala ketidakadilan di sekitarnya, Oemar Said Tjokroaminoto tergerak untuk dirikan organisasi sarekat Islam. Lewat organisasi tersebut ia perjuangkan martabat para pribumi. Tentu kaderisasi tak luput dari perhatiannya. Dari dalam rumahnya yang sekaligus kos-kosan itu, ia mendidik para tokoh bangsa yang kemudian miliki peran besar bagi bangsa.
Meski ini adalah film kedua, fokus yang jadi prioritas nggak sama dengan film sebelumnya. Jika film sebelumnya ceritakan bagaimana romantisme Habibie dan Ainun, maka film ini lebih berfokus pada kehidupan Habibie saat jadi mahasiswa di Jerman. Mulai dari ambisinya bangun negara hingga konflik-konflik yang harus dihadapi.
Siapa yang nggak kenal tokoh satu ini? Dikenal sebagai pahlawan yang perjuangkan emansipasi wanita, kisah hidup Kartini selalu menarik untuk disimak. Kendati segala pemikirannya telah berkali-kali dikaryakan dari buku bertajuk Habis Gelap Terbitlah Terang.
Berkisah tentang perjuangan Wiji Thukul yang tanpa menyerah tuntut keadilan pada pemerintah. Caranya beragam, mulai dari pergerakan, puisi, dan orasi. Tentu film ini inspiratif, karenanya nggak heran bisa sabet penghargaan di FFI, Usmae Ismail Award, dan Jogja NETPAC Asian Film Festival.
Sosok ini bisa dibilang legendaris di belantika musik Tanah Air. Bagaimana tidak, ada banyak singlenya yang laris, bahkan AKU CINTA DIA kerap disebut-sebut sebagai album terlaris sepanjang masa.
(kpl/mag)