Kemdikbud Nyatakan Perang Dengan Film Murahan

Penulis: Darmadi Sasongko

Diterbitkan:

Kemdikbud Nyatakan Perang Dengan Film Murahan Negeri 5 Menara, salah satu film inspiratif

Kapanlagi.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyatakan perang terhadap produksi film-film murahan yang banyak beredar di bioskop di Tanah Air. Karena sesungguhnya film merupakan bagian dari ekspresi budaya yang dapat membangun karakter bangsa.
Wakil Menteri Pendidikan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti, menyatakan film-film yang membodohkan masyarakat dan membuat bangsa ini dianggap bangsa primitif oleh bangsa lain karena tidak mampu membuat film dengan baik.
"Padahal begitu banyak ide-ide yang bisa digali tentang toleransi kearifan lokal, yang jujur dan benar akan memenangkan kehidupan. Film dapat menjadi media strategis untuk mentransformasikan inspirasi bagi generasi muda," katanya pada jumpa pers terkait penyelenggaraan Apresiasi Film Indonesia (AFI) di Jakarta, Jumat (06/10).
Wiendu yang didampingi wakil dari Lembaga Sensor Film (LSF) Nunus G Supardi, sutradara kawakan Dedi Setiadi, budayawan Tommy F Awuy, dan artis Clara Sinta meyakini film dapat menjadi media strategis untuk mentransformasikan inspirasi bagi generasi muda. Karena itu, menekan lahirnya film-film murahan alias tidak berkualitas seperti film yang mengumbar sex, komedi berbau pornografi dan horor.
Tidak hanya itu, untuk mendorong munculnya film berkualitas, Kemdikbud akan menggelar lomba Apresiasi Film Indonesia (AFI) yang mengangkat tema Nilai Budaya, Kearifan Lokal dan Pembangunan Kakarakter Bangsa.
"Kami ingin AFI menjadi ajang penyegaran dan pembelajaran sineas dan insan perfilman terhadap isi cerita untuk mengenalkan lebih dalam nilai-nilai toleransi, keberagaman, kearifan lokal dan Cinta Tanah Air sekaligus akan memperkuat peran Lembaga Sensor Film (LSF)," katanya.
Ia mengatakan, lomba penulisan skenario film akan dibatasi untuk cerita anak, nasionalisme, dan kepahlawanan. Total hadiah penulisan skenario ini sejumlah Rp180 juta, di mana praktisi perfilman dan masyarakat umum pun dapat mengikuti.
Film yang dapat menjadi peserta, ialah film yang diproduksi dalam kurun waktu dua tahun. Pendaftaran film dimulai pada 5 Oktober-27 Oktober, penjurian 29 Oktober-14 November, dan malam anugerah akan digelar pada 25 November mendatang.
Pemerintah juga akan menyebar luaskan film-film berkualitas untuk ditayangkan di kawasan 3T (Tertinggal, Terluar, Terpencil) dengan program Fasilitasi Biora dan membeli lisensi film seperti Negeri 5 Menara, Laskar Pelangi, Garuda di Dadaku, Sang Pemimpi, dan Ayat-Ayat Cinta, dan memutarnya dengan 20 mobil sinema ke kawasan 3T ini.

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

(antara/dar)

Rekomendasi
Trending