Pemeran dan Sinopsis Film 'Perang Kota' yang Tampilkan Jakarta Tahun 1946 di Festival Film Rotterdam 2025

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Pemeran dan Sinopsis Film 'Perang Kota' yang Tampilkan Jakarta Tahun 1946 di Festival Film Rotterdam 2025
Film Perang Kota

Kapanlagi.com - Film "Perang Kota (This City is a Battlefield)" yang disutradarai oleh Mouly Surya, seorang maestro perfilman Indonesia, siap mengguncang dunia hiburan internasional! Karya ini telah terpilih sebagai film penutup dalam ajang bergengsi International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025. Festival yang memasuki edisi ke-54 ini akan digelar dari 30 Januari hingga 9 Februari 2025, menampilkan berbagai karya sinematik menakjubkan dari penjuru dunia.

"Perang Kota" diadaptasi dari novel klasik legendaris karya Mochtar Lubis, "Jalan Tak Ada Ujung", yang mengisahkan perjuangan Indonesia di masa pendudukan kolonial. Dengan bintang-bintang ternama seperti Chicco Jerikho dan Ariel Tatum, film ini menjanjikan visual yang epik dan penggambaran sejarah yang begitu mendalam. Tidak hanya berfokus pada konflik fisik, film ini juga menggali sisi emosional karakter-karakternya, memberikan nuansa yang lebih kaya pada cerita.

Baca juga: 7 Potret Ariel Tatum Bocorkan Bloopers Syuting Film PERANG KOTA, Becak Nyungsep hingga Salah Omong Terus

Berlatar belakang Jakarta di tahun 1946, "Perang Kota" menyajikan perpaduan antara drama personal dan kisah epik perang, menggambarkan gigihnya perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Simak sinopsis, daftar pemeran, dan fakta menarik lainnya tentang film ini, yang dirangkum oleh Kapanlagi.com dari berbagai sumber pada Kamis (12/12).

1. Sinopsis Film Perang Kota

Film "Perang Kota" mengajak kita menyelami kisah dramatis Isa, seorang guru yang juga veteran perang, yang terjebak dalam dilema moral saat menerima misi rahasia untuk menghabisi seorang petinggi kolonial Belanda demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Dalam perjalanan berbahaya ini, Isa ditemani oleh Hazil, pemuda karismatik yang penuh semangat, namun menyimpan rasa cinta tersembunyi terhadap istri Isa, Fatimah.

Ketegangan semakin meningkat dengan munculnya hubungan segitiga yang rumit di antara mereka, menciptakan konflik emosional yang mendalam di tengah perjuangan melawan penjajah.

Berlatar belakang Jakarta tahun 1946, film ini tidak hanya menyoroti intrik dan perjuangan, tetapi juga menggambarkan dilema moral yang dihadapi individu dalam situasi perang, menjadikannya sebuah karya yang penuh makna dan menggugah.

(Sule bicara tentang kondisi kesehatannya, ternyata penyakitnya nggak cuma satu.)

2. Penggambaran Sejarah dalam Film

Film ini menyuguhkan perjalanan mendalam ke dalam Jakarta pasca-kemerdekaan, saat semangat juang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia masih membara.

Sutradara Mouly Surya dengan cermat menghidupkan detail-detail kota di era tersebut, menjadikan karya ini lebih dari sekadar fiksi sejarah; ia adalah sebuah pengalaman sinematik yang kaya dan imersif.

Setiap elemen, mulai dari arsitektur hingga mode pakaian, serta dinamika sosial masyarakat, digarap dengan penuh ketelitian, membawa penonton merasakan atmosfer yang autentik.

Selain menampilkan adegan perang yang menegangkan, film ini juga menggali dampak psikologis dan emosional yang mendalam, menggugah kesadaran kita akan realitas yang dihadapi individu dan masyarakat pada masa itu.

3. Para Pemain dan Peran Mereka

Film ini menghadirkan penampilan memukau dari Chicco Jerikho sebagai Isa, sosok utama yang terjebak dalam pergulatan antara tekanan dari luar dan dalam diri.

Bersama Ariel Tatum yang memerankan Fatimah, istri Isa yang menjadi pusat konflik emosional, serta Jerome Kurnia sebagai Hazil, pemuda energik yang menambah warna dalam perjuangan Isa, mereka berhasil menciptakan chemistry yang memikat.

Kombinasi akting mereka tidak hanya menghidupkan karakter-karakter yang kompleks, tetapi juga membangun dinamika yang kuat, sehingga penonton merasa terhubung dengan setiap liku yang dihadapi.

Ditambah dengan naskah yang solid, setiap dialog dan adegan dalam film ini meninggalkan jejak yang mendalam, menjadikannya sebuah karya yang tak terlupakan.

4. Prestasi dan Dukungan Produksi

Film "Perang Kota" adalah sebuah karya kolaboratif yang memikat, melibatkan tangan-tangan kreatif dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Singapura, Belanda, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja.

Dengan dukungan dari Hubert Bals Fund, sebuah inisiatif prestisius dari IFFR yang mengedepankan film-film dengan narasi yang mendalam, film ini tak hanya menjanjikan kualitas, tetapi juga kekayaan cerita yang menggugah.

Ko-produksi ini melibatkan rumah produksi ternama seperti Cinesurya, Starvision, dan Kaninga Pictures, yang bersinergi dengan mitra internasional seperti Giraffe Pictures dan Volya Films, menjadikan "Perang Kota" sebagai sebuah mahakarya yang siap bersaing di panggung global.

5. Penayangan Perdana di Festival Film Rotterdam 2025

Sebagai penutup yang megah di International Film Festival Rotterdam, "Perang Kota" diharapkan menjadi sorotan utama festival bergengsi ini.

Dengan penayangan di hadapan penonton internasional, film ini menawarkan sebuah perspektif sinematik yang unik tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Festival ini tak hanya menjadi panggung promosi yang luar biasa bagi film-film Indonesia, tetapi juga membuktikan bahwa karya anak bangsa mampu bersaing di kancah global.

Kehadiran "Perang Kota" juga menjadi langkah strategis dalam mengenalkan sejarah dan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia, menjadikannya momen yang tak terlupakan.

6. Apa yang membuat film Perang Kota istimewa?

Film "Perang Kota" hadir sebagai karya yang memikat, menggabungkan drama emosional dengan kisah epik yang menggugah tentang perang, sambil menampilkan realitas pasca-kemerdekaan Indonesia dengan begitu mendalam.

7. Siapa saja pemain utama dalam film Perang Kota?

Film ini menghadirkan penampilan memukau dari bintang-bintang ternama seperti Chicco Jerikho, Ariel Tatum, dan Jerome Kurnia, yang siap memikat hati penonton dengan akting mereka yang menawan.

8. Apa latar belakang cerita film Perang Kota?

Berlatar belakang Jakarta pada tahun 1946, film ini mengangkat kisah epik perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui sebuah misi rahasia yang penuh tantangan.

(Tom Holland alami gegar otak ringan saat lakukan syuting SPIDER-MAN: BRAND NEW DAY.)

(kpl/rmt)

Rekomendasi
Trending