Workshop Seni & Film Keliling Indonesia Gugah Semangat Kebangsaan

Penulis: Mahardi Eka Putra

Diterbitkan:

Workshop Seni & Film Keliling Indonesia Gugah Semangat Kebangsaan dok. Kapan
Kapanlagi.com - Memudarnya wawasan kebangsaan, kata Ray Sahetapy mengakibatkan kita kehilangan jatidiri dan hakekat kehidupan. Maka saatnya untuk melakukan re-evaluasi terhadap proses terbentuknya nation and character building.


“Karena boleh jadi berbagai persoalan yang kita hadapi saat ini berawal dari kesalahan kita dalam menghayati dan menerapkan konsep awal kebangsaan,” kata aktor kenamaan Ray Sahetapy, kepada sejumlah wartawan, saat memberikan testimoni terkait dengan  penyelenggaraan “Workshop Seni dan Film Keliling Indonesia” yang diselenggarakan Karya Anak Bangsa, di Jakarta, Sabtu (18/01).


Selain Ray Sahetapy, sejumlah seniman, budayawan, sineas, aktor, aktris, musisi, dan wartawan, juga melibatkan diri dalam penyelenggaraan “Workshop Seni dan Film Keliling Indonesia” ini sebagai tim instruktur dan pencerah. Mereka antara lain; Ir. Chand Parwez Servia (Produser), Rudi Soedjarwo (Sutradara), Heru Aceel (Sutradara), Gilang Ramadhan (Drummer dan Musisi), Sarwana (Penyanyi dan Musisi), Dea Mirella (Penyanyi), Kohar Kahler (Penyanyi dan Musisi), Muri “Koes Plus” (Musisi dan Drummer Legendaris), Dewi Sulastri (Koreografi), MasPadhik (Perupa), Eddie Karsito (Aktor), Yati Surachman (Aktris), Della Puspita (Aktris), Dorman Borisman (Aktor), Ananda George (Aktor), Yadi Sembako (Komedian), Budi Anduk (Komedian), Idan dan Daus Separo (Komedian), Bens Leo (Wartawan Senior dan Pengamat Musik), dan para
seniman lainnya.


Karya Anak Bangsa, tentu patut bersyukur dengan bergabungnya para senior seni, menjadi Penasehat dan Instruktur Workshop Seni dan Film Keliling Indonesia ini. “Mereka akan memberi pencerahan dan mentransformasikan berbagai pengalaman dan ilmunya. Melalui proses berkesenian ini kami mengharapkan adik-adik dapat lebih mengembangkan kecerdasan intelektualnya, kecerdasan emosional, kecerdasan kreativitas, dan kecerdasan spiritual secara multi-intelegensi,” ujar Heru Aceel, selaku Direktur Program Karya Anak Bangsa.


Menurut Ray, pendidikan karakter bangsa melalui pendekatan seni peran yang tengah dikembangan Karya Anak Bangsa, merupakan media strategis dalam rangka penguatan jatidiri. Sebab upaya ini menurutnya, bukan saja mengajarkan pemahaman keaktoran bersifat teknis, melainkan mencakup berbagai aspek, meliputi; akhlaq mulia (budi pekerti), pengetahuan, keterampilan, kreatifitas, inovasi, dan kesiapan menjadi warga yang mandiri.


Proses sosialisasi kegiatan “Workshop Seni dan Film Keliling Indonesia” Karya Anak Bangsa ini sudah berlangsung. Sosialisasi tahap awal telah dilaksanakan di Zona Barat, diawali dari Kota Batam. Melibatkan para siswa dan siswi SMP dan SMA se Kota Batam. “Saat ini sudah bergabung para pelajar dari 80 sekolah di tingkat SMP dan SMA sederajat, yang jumlahnya sudah ratusan pelajar. Kita harapkan animonya lebih banyak lagi, mengingat masih banyak sekolah-sekolah yang belum kami kunjungi,” terang Eddie Karsito, Aktor dan Wartawan Senior, yang juga bertindak sebagai Direktur Pendidikan dan Pelatihan Karya Anak Bangsa.


Menurut Eddie, “Workshop Seni dan Film Keliling Indonesia” Karya Anak Bangsa, mendapat dukungan dari PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia), PWI Jaya Seksi Film dan Budaya, dan Dinas Pendidikan Kota Batam. “Melalui kegiatan ini anak-anak Indonesia dapat belajar tentang seni; seperti Musik, Vokal, Tari, Seni Rupa, Teater, Fotografi, Teknik Industri Film (Sinematografi), Teknik Industri Pertelevisian (Broadcasting), Model, Presenter, Jurnalistik, dan lain-lain,” ujar Eddie.


Kegiatan ini juga akan diadakan di kota-kota lain di seluruh Indonesia, seperti di Medan, Padang, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Banten, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi,


(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(prl/dka)

Rekomendasi
Trending