Tren Pecah Film, Sadar Kalau Kamu Diperdaya Hollywood?
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Sudahkah kamu menonton MOCKINGJAY PART 1? Apa pendapatmu? Kami punya pendapat tersendiri tentangnya. Melihat kisah yang diramu dalam PART 1, kami merasa ada yang kurang. Ibarat jembatan, bagian pertama tersebut tersaji tanpa gebrakan dan menyisakan hanya satu twist di belakangnya.
Lionsgate seakan ingin menumpahkan semua konflik, peperangan, serta kejutan-kejutan di bagian keduanya. Sah-sah saja memang, tapi sebagai penonton kamu tak turut kecewa?
Tren memecah film pamungkas menjadi dua bagian semula bermula dari film HARRY POTTER. Serinya yang terakhir, HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS dipecah menjadi PART 1 (2010) dan PART 2 (2011). Alasannya Warner Bros saat itu, mereka tak ingin membuat penggemar kecewa karena ada bagian novelnya yang tak terakomodasi dalam filmnya.
Hasilnya, dua bagian itu tersaji sama sukses meski dengan gaya yang berbeda. PART 1 lebih menggambarkan pergulatan batin Harry dan sedikit pertempuran untuk kemudian dimampatkan tensinya di part yang kedua. Dalam kasus HARRY POTTER, bagian pertamanya mampu mempertahankan keseruannya meski memang tak sebanyak bagian kedua.
THE HOBBIT adalah salah satu yang mampu memecah bagian dengan baik. THE HOBBIT yang rencananya hanya dipecah jadi dua bagian saja, ternyata bisa dimaksimalkan menjadi tiga bagian. Pamungkasnya dipecah menjadi dua menjadi DESOLATION OF SMAUG dan THE BATTLE OF FIVE ARMIES. Demi memuaskan penggemar Tolkien, sang sutradara Peter Jackson sampai merangkum setiap appendiks yang ada untuk menjadi sebuah film utuh. Salut.
Namun berbeda dengan dua kisah sukses di atas, MOCKINGJAY PART 1 dan TWILIGHT BREAKING DAWN PART 1 mengalami kendala yang sama. PART 1 terasa loyo dan kurang greget. Jika demikian, bukankah esensi pemecahan ini adalah untuk membuat semua adegan penting dalam filmnya bisa terakomodasi.
Konsep untuk memecah bagian pamungkas nantinya juga akan dilakukan oleh film pamungkas DIVERGENT yang berjudul ALLEGIANT. Semoga saja part pertamanya nanti bisa tergarap apik. Jika tidak, sepertinya kita sedang jadi "korban" Hollywood yang sengaja membagi filmnya jadi dua bagian untuk meraup untung semata.
Lionsgate seakan ingin menumpahkan semua konflik, peperangan, serta kejutan-kejutan di bagian keduanya. Sah-sah saja memang, tapi sebagai penonton kamu tak turut kecewa?
Tren memecah film pamungkas menjadi dua bagian semula bermula dari film HARRY POTTER. Serinya yang terakhir, HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS dipecah menjadi PART 1 (2010) dan PART 2 (2011). Alasannya Warner Bros saat itu, mereka tak ingin membuat penggemar kecewa karena ada bagian novelnya yang tak terakomodasi dalam filmnya.
Hasilnya, dua bagian itu tersaji sama sukses meski dengan gaya yang berbeda. PART 1 lebih menggambarkan pergulatan batin Harry dan sedikit pertempuran untuk kemudian dimampatkan tensinya di part yang kedua. Dalam kasus HARRY POTTER, bagian pertamanya mampu mempertahankan keseruannya meski memang tak sebanyak bagian kedua.
THE HOBBIT adalah salah satu yang mampu memecah bagian dengan baik. THE HOBBIT yang rencananya hanya dipecah jadi dua bagian saja, ternyata bisa dimaksimalkan menjadi tiga bagian. Pamungkasnya dipecah menjadi dua menjadi DESOLATION OF SMAUG dan THE BATTLE OF FIVE ARMIES. Demi memuaskan penggemar Tolkien, sang sutradara Peter Jackson sampai merangkum setiap appendiks yang ada untuk menjadi sebuah film utuh. Salut.
Namun berbeda dengan dua kisah sukses di atas, MOCKINGJAY PART 1 dan TWILIGHT BREAKING DAWN PART 1 mengalami kendala yang sama. PART 1 terasa loyo dan kurang greget. Jika demikian, bukankah esensi pemecahan ini adalah untuk membuat semua adegan penting dalam filmnya bisa terakomodasi.
Konsep untuk memecah bagian pamungkas nantinya juga akan dilakukan oleh film pamungkas DIVERGENT yang berjudul ALLEGIANT. Semoga saja part pertamanya nanti bisa tergarap apik. Jika tidak, sepertinya kita sedang jadi "korban" Hollywood yang sengaja membagi filmnya jadi dua bagian untuk meraup untung semata.
Ngobrol Film Ala KapanLagi.com®
(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)
(kpl/dka)
Editor:
Mahardi Eka Putra
Advertisement
More Stories
Advertisement
Advertisement