Ulasan THE LAST OF US Season 2: Kelanjutan Kisah Balas Dendam Ellie dan Konflik Emosional Joel

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Ulasan THE LAST OF US Season 2: Kelanjutan Kisah Balas Dendam Ellie dan Konflik Emosional Joel
Ulasan THE LAST OF US Season 2 (credit: imdb)

Kapanlagi.com -

Serial THE LAST OF US kembali hadir dengan musim kedua yang sangat dinantikan. Di musim kedua ini, membawa penonton kembali ke dunia pasca-apokaliptik yang tak pernah kehilangan sisi kelam dan emosionalnya. Di tengah reruntuhan peradaban, kisah Joel dan Ellie berlanjut dalam latar waktu lima tahun setelah akhir musim pertama yang tragis.

Namun, kedamaian yang tampak hanyalah ilusi karena masing-masing dari mereka masih dibayangi oleh masa lalu yang belum selesai. Joel yang kini hidup dengan beban kebohongan besar, berusaha mempertahankan hubungan dengan Ellie yang telah tumbuh menjadi remaja penuh pemberontak. Di sisi lain, Ellie menyimpan kekecewaan dan trauma atas semua kehilangan yang dialaminya.

Musim kedua THE LAST OF US ini tidak hanya soal bertahan hidup, tapi juga bagaimana mereka berdamai dengan luka lama dan keputusan kelam yang telah dibuat. Nah, penasaran seperti apa ulasan lebih lengkap dari series ini? Langsung saja simak ulasan berikut ini.

Artikel terkait: THE LAST OF US Simpan Cerita Sedih di Balik Kecohan Wabah Jamur Zombie

1. Sinopsis THE LAST OF US Season 2

Sinopsis THE LAST OF US Season 2

THE LAST OF US Season 2 membawa penonton ke kehidupan Joel dan Ellie yang tinggal di komunitas tertutup bernama Jackson, Wyoming. Sekilas, kota ini tampak damai dan tenteram, namun sesungguhnya menjadi tempat di mana trauma masa lalu tetap hidup dalam diam. Joel hidup dengan rasa bersalah yang berat akibat keputusan di akhir musim pertama, sementara Ellie tumbuh menjadi sosok yang keras kepala dan tidak mudah percaya.

Kedamaian Jackson pun hancur ketika sebuah kelompok asing melakukan penyerangan brutal. Tragedi ini menjadi pemicu yang mendorong Ellie dalam perjalanan balas dendam yang penuh amarah. Perjalanan ini tidak hanya memperlihatkan transformasi karakter Ellie secara emosional, tetapi juga menghadapkan penonton pada pilihan-pilihan moral yang kelam. Ellie harus memutuskan apakah balas dendam benar-benar layak diperjuangkan atau justru membuatnya kehilangan sisi kemanusiaannya.

Dalam perjalanan tersebut, hadir karakter baru bernama Abby, yang dimainkan oleh Kaitlyn Dever. Abby bukan hanya karakter tambahan, tetapi menjadi sosok sentral dengan latar belakang dan konflik personal yang kuat. Keberadaannya menggoyahkan persepsi penonton tentang siapa benar dan siapa salah, sehingga narasi tidak lagi hanya soal hitam dan putih. Keputusan dan tindakan Abby serta Ellie saling berkaitan dan menciptakan dinamika moral yang kompleks.

Selain konflik antar manusia, bahaya baru muncul dari mutasi jamur Cordyceps yang kini lebih mematikan. Penyintas harus bertahan di tengah ancaman biologis yang makin ganas. Dunia luar menjadi lebih brutal dan tak terduga, mengharuskan mereka menggunakan cara-cara bertahan hidup yang lebih ekstrem. Mutasi ini bukan hanya memperumit perjuangan fisik, tapi juga membuka ruang untuk ketegangan baru yang lebih beragam.

Di balik konflik besar, fokus utama tetap pada relasi emosional antara Joel dan Ellie. Kalian akan melihat bagaimana kebohongan yang dulu disembunyikan Joel kini mulai mempengaruhi dinamika hubungan mereka. Ellie yang lebih dewasa mulai menggali kebenaran dan menghadapi konsekuensinya secara emosional.

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

2. Ulasan THE LAST OF US Season 2

Ulasan THE LAST OF US Season 2

THE LAST OF US Season 2 menunjukkan pergeseran fokus dari eksplorasi dunia yang luas ke dinamika internal karakter. Musim pertama dikenal dengan perjalanan lintas negara dan aksi konstan, sementara musim kedua memilih untuk menggali lebih dalam sisi psikologis para tokohnya. Hal ini memberikan ruang bagi penonton untuk memahami lebih jauh luka dan motivasi masing-masing karakter.

Kalian akan melihat Ellie yang kini berusia 19 tahun berkembang menjadi pribadi yang keras, mandiri, namun rapuh secara emosional. Bella Ramsey berhasil menghidupkan karakter ini dengan performa yang intens, kompleks, dan sangat autentik. Karakter Ellie tak hanya menjadi pusat cerita, tapi juga menjadi cermin dari dunia yang rusak dan kehilangan harapan. Di sisi lain, Pedro Pascal menampilkan sisi baru Joel yang lebih emosional, reflektif, dan penuh penyesalan.

Salah satu aspek menarik adalah bagaimana musim ini menyelipkan momen-momen pribadi yang kuat secara emosional. Seperti ketika Ellie memutar kaset Nirvana atau Joel mengikuti sesi terapi dengan terapis yang punya sejarah pribadi dengannya. Momen-momen ini membuat serial terasa intim dan relevan, serta memperlihatkan bahwa beban psikologis bisa lebih menyakitkan daripada luka fisik.

Secara visual dan teknis, kualitas produksi tetap berada di level tinggi. Atmosfer dunia pasca-apokaliptik digambarkan dengan sinematografi yang imersif dan menekan. Tata suara juga berperan besar dalam membangun suasana yang menegangkan. Dari sisi teknis, tidak ada penurunan kualitas, dan justru memperkuat kekuatan narasi yang lebih dalam.

Hal lain yang mencolok dari ulasan THE LAST OF US Season 2 adalah keberanian ceritanya untuk tidak menyenangkan semua pihak. Penambahan karakter baru, perubahan ritme cerita, dan penekanan pada trauma membuat serial ini lebih berat, tetapi juga lebih jujur. Ini bukan tontonan untuk sekadar hiburan, tapi juga untuk refleksi tentang bagaimana manusia berjuang untuk bertahan dan berdamai dengan masa lalu.

Secara keseluruhan, musim kedua ini adalah eksplorasi emosional yang berhasil. Meskipun tidak seintens musim pertama dalam hal aksi, kekuatan emosinya justru lebih menyentuh dan mendalam. Ulasan THE LAST OF US Season 2 membuktikan bahwa cerita yang kuat tidak selalu membutuhkan ledakan, tapi cukup dengan kejujuran karakter dan konflik batin yang nyata.

3. Rating THE LAST OF US Season 2

Rating THE LAST OF US Season 2

Meskipun membawa nuansa yang lebih tenang dan ritme yang lebih lambat, THE LAST OF US Season 2 tetap mendapat apresiasi tinggi dari para kritikus. Serial ini meraih rating 95% di Rotten Tomatoes, membuktikan kualitas ceritanya yang tetap kuat meski menempuh jalur berbeda.

Dengan hanya tujuh episode, serial ini mampu menyuguhkan pengalaman menonton yang emosional, menyayat, dan penuh kejutan. Ulasan THE LAST OF US Season 2 membuktikan bahwa ini adalah sekuel yang pantas dinikmati dengan hati.

Temukan ulasan menarik film atau series lainnya di kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(Transformasi mencengangkan! Asri Welas sekarang terlihat makin cantik dan hot!)

Rekomendasi
Trending