'#3Perempunku', Kisah Tiga Wanita Dipoligami Pejabat Korup

Penulis: Ayu Srikhandi

Diterbitkan:

'#3Perempunku', Kisah Tiga Wanita Dipoligami Pejabat Korup Olga Lidya - Happy Salma © KapanLagi.com/Bayu Herdianto

Kapanlagi.com - Arcana Foundation bersama Djarum Apresiasi Budaya mempersembahkan lakon monolog #3Perempuanku, Bukan Bunga Bukan Lelaki, yang merupakan adaptasi naskah berjudul Bukan Bunga Bukan Lelaki dari buku Monolog Politik karya sastrawan/wartawan Putu Fajar Arcana. Monolog yang disutradarai Rangga Riantiarno ini bercerita tiga tokoh perempuan dengan kelas sosial berbeda yang sama-sama menjadi korban poligami seorang lelaki, mantan preman yang kemudian menjadi anggota parlemen di Jakarta.
Pertunjukan dibuka dengan kehadiran sosok perempuan bernama Wagiyem (Inayah Wahid) yang bekerja sebagai buruh cuci di desanya. Dengan bahasa 'ngapak-ngapak' khas Banyumasan, Wagiyem bercerita sudah 10 tahun ditinggal suaminya, Wagiyo.
Perempuan kedua ada Renata (Olga Lidya), sosialita yang sebenarnya galau karena sang suami mulai jarang pulang. Terakhir, muncul penyanyi dangdut pantura, Liza Sasya (Happy Salma) yang bercita-cita memiliki sebuah album. Namun, album yang dijanjikan oleh suami siri-nya itu tak kunjung datang.

Olga Lidya dalam pertunjukan #3Perempuanku, Bukan Bunga Bukan Lelaki.  © KapanLagi.com/Bayu HerdiantoOlga Lidya dalam pertunjukan #3Perempuanku, Bukan Bunga Bukan Lelaki. © KapanLagi.com/Bayu Herdianto


Sampai suatu kali ketiga perempuan ini mendengar penangkapan Wagiyo Tirto Hadikusumo oleh KPK karena melakukan korupsi daging sapi. Di situlah ketiganya baru menyadari bahwa telah dipoligami oleh lelaki yang sama. Isu korupsi dan kekerasan terhadap wanita menjadi fokus utama dalam monolog ini. Tidak hanya berisi sentilan kepada para pejabat di negeri ini, kita juga dihibur oleh aksi Happy Salma yang sukses mencuri perhatian dengan goyangan dangdutnya.
"Yang paling penting ini bukan hanya sekedar tontonan, ada problema besar, korupsi yang masih kerjaan bersama. Perempuan-perempuan indonesia jangan jadi korban, tapi jadi pilar untuk memberantas korupsi indonesia," ujar Inayah Wahid saat ditemui usai pentas di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat pada (25/9).
Olga Lidya juga merasa monolog ini memiliki pesan yang kuat, "Message yang kuat adalah bagaimana kita memandang korupsi apakah kaya adalah status tertinggi tanpa memperhitungkan kayanya dari mana, apakah menjadi pejabat adalah status tertinggi tanpa mengetahui bagaimana sih menjadi pejabat yang baik itu."
Selain menampilkan tiga pemeran yang aktingnya sudah tidak diragukan lagi, pentas monolog ini juga menampilkan gitaris Dewa Budjana, bertindak sebagai direktur musik yang dibawakannya secara live. Pertunjukan monolog #3Perempuanku, Bukan Bunga Bukan Lelaki dapat disaksikan di Graha Bhakti Budaya, TIM kemarin malam (26/9).

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(kpl/rhm/jje)

Reporter:

Nuzulur Rakhmah

Rekomendasi
Trending