Corridors, Bermusik Sambil Angkat Citra Batik
Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Kalau ada band rock yang dalam penampilannya berusaha memromosikan batik sebagai busana nasional, salah satunya adalah Corridors.
Band rock yang digawangi Bima W.P (Gitar), Harry Purnama (Vokal), Juan S.C. Lapod, Ivan V. Santoso (Gitar Rhythm) serta Adi Permana (drum), itu punya kebiasaan mengenakan celana batik dengan desain tentara (ARMY), yang dipadukan dengan kaos atau kemeja hitam saat tampil di panggung.
"Ini ciri khas Corridors. Kami tidak ingin sekadar bermusik, tetapi juga ingin memberi sesuatu yang berarti untuk bangsa ini," ujar Harry kepada wartawan saat meluncurkan album debutnya yang berjudul HIDUPKU di Jakarta, Rabu.
Album itu sendiri dilepas dibawah bendera Indie Label alias diproduksi sendiri oleh Harry dan kawan-kawan. "Yah, perusahaan rekaman tidak ada yang mau, kita produksi sendiri," kata Harry.
Advertisement
Menurut dia, langkah itu disepakati kelompoknya karena mereka memang sudah bertekad untuk terjun ke bursa musik nasional, meski tahu tantangan yang dihadapi cukup berat.
Dibantu Iwan Xaverius (Edane) dan Bebi Romeo, Corridors di album perdananya mengandalkan lagu CINTAKU, satu nomor slow rock yang mereka harap bisa mencetak hits. Lagu itu juga dibuatkan video klipnya untuk kepentingan promosi, digarap oleh sutradara Upie Guava dan melibatkan model cantik Inka Novarita.
"Konsep bermusik kami rock, tapi dengan nada-nada harmonis dan tidak ekstrim. Musik yang kami mainkan cenderung halus dan mudah dipahami namun tetap dijalur rock yang didominasi lengkingan sound gitar," kata Harry.
Terbentuk tahun 2001, band ini berawal dari keisengan sejumlah pelajar yang kerap nongkrong di koridor sekolahan sambil main gitar. Namun dari kegiatan itu mereka kemudian bisa membuat lagu dari puisi-puisi karya Harry.
Dari sekadar band sekolahan, Corridor kemudian mengikuti berbagai macam festival musik antarsekolah dan mulai mengisi berbagai acara pertunjukan musik.
Band ini pun mulai dikenal luas setelah mengikuti acara pemecahan rekor MURI dalam pentas 60 band selama 600 menit nonstop, yang digelar bulan Agustus lalu di Taman Mini Indonesia Indah.
Setelah pengalaman pentas dari panggung ke panggung dan juga memiliki stok lagu cukup banyak, lima sekawan itu pun membuat demo kaset dan menawarkannya kepada berbagai perusahaan rekaman, namun tidak mendapat tanggapan.
"Ya, karena tekad sudah bulat, kami pun sepakat memroduksi album sendiri dan titip edar ke perusahaan rekaman," demikian Harry.
(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)
(*/bun)
Anton
Advertisement