Franky dan Nini Carlina Menjadi Duta Buruh Indonesia

Penulis: Darmadi Sasongko

Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) bersama Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) telah mendeklarasikan dua seniman musik ternama Indonesia, Franky Sahilatua dan Nini Carlina, sebagai duta buruh migran Indonesia.

"Kedua bintang ini ditunjuk berdasarkan kiprah mereka selama ini dalam terlibat dan membela kepentingan serta hak pekerja/buruh, khususnya pekerja/buruh migran," kata badan dunia itu dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu.

Penunjukan kedua seniman itu sebagai duta buruh migran Indonesia diharapkan dapat memberi kesejahteraan para pekerja/buruh migran secara lebih dan hak-hak mereka terlindungi serta aspirasi mereka lebih terdengar, katanya.

Direktur ILO di Indonesia, Alan Boulton, mengatakan migrasi ketenagakerjaan menawarkan prospek kerja bagi banyak orang yang sulit mendapatkan pekerjaan di dalam negeri dan pada gilirannya membantu penuntasan masalah pengangguran di Indonesia.

"Pekerja migran Indonesia karenanya memberikan sumbangan besar kepada perekonomian dan masyarakat Indonesia serta menjadi bagian penting dari angkatan kerja," katanya.

Ia mengatakan kendati para pekerja/buruh migran merupakan penyumbang devisa terbesar kedua, sekitar US $1,1 hingga US $2,2 triliun (sekitar Rp1.980 triliun) per tahun, banyak dari mereka yang masih mengalami eksploitasi dan kekerasan.

Lebih lanjut ia mengatakan, tantangan saat ini adalah bagaimana memaksimalkan kontribusi dari para pekerja/buruh migran itu terhadap pertumbuhan dan pembangunan nasional serta bagaimana memberikan perlindungan dan dukungan yang tepat terhadap warga Indonesia yang berniat bekerja di negara lain.

Untuk itu, sebagai duta pekerja/buruh migran Indonesia, keduanya bertugas mengampanyekan hak-hak pekerja/buruh migran, memberikan informasi dan pemahaman seluas mungkin mengenai permasalahan terkait dengan mereka kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya para calon pekerja/buruh migran, katanya.

"Mereka pun mewakili para pekerja/buruh migran menyuarakan aspirasi mencakup masalah perlindungan sejak mendaftarkan diri hingga kepulangan serta memastikan pelaksanaan pelayanan yang memadai untuk calon pekerja/buruh migran seperti sistem dan proses perekrutan, pembiayaan, perjanjian kerja, mekanisme ganti rugi dan hukum serta pelatihan," katanya.

Lebih dari satu dekade belakangan ini, Indonesia telah menjadi negara pemasok pekerja/buruh migran terbesar kedua di dunia setelah Filipina.

Menurut data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) hingga Juni 2005, jumlah pekerja/buruh migran Indonesia mencapai 3.808.741 orang, dengan 72,5 persen di antaranya perempuan. 

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

(*/dar)

Rekomendasi
Trending