1. Konfirmasi Melalui Eno Bening

Menjadi bahan perbincangan hangat publik hingga media asing, Qory Gore akhirnya memutuskan untuk buka suara. Melalui wawancara dengan Eno Bening melalui sesi Radio Singham, pria yang juga berprofesi sebagai musisi ini menjelaskan seperti apa fakta dan kronologinya.

"Sebenarnya kita ke sana diundang lah ya sama salah satu company dari sana juga. Suicide forest ini sebetulnya taman nasional yang dilindungi. Dari pihak Jepangnya disediakan untuk tempat bunuh diri. Sampai ada anggaran untuk memindahkan mayat. Tujuan utama kita memang ke situ. Di depannya memang banyak relawan untuk jaga. Ada juga hunter, mencari mayat. Kalau ada mayat yang masih hidup (sekarat) bakal dibunuh oleh hunter," tuturnya.

2. Ditemani Pihak Jepang

Tak hanya berhenti sampai di situ saja, Qory juga menyampaikan jika sebenarnya saat eksplorasi ia dan teman-temannya didampingi oleh salah satu perwakilan company dari Jepang. Ia juga mengaku salah karena tidak menyampaikan maksud videonya dengan jelas pada subscriber.

"Salahnya gue, tidak menjelaskan secara detail apakah gue bikin konten ini karena ide sendiri, atau ada izinnya nggak. Mengingat bikin video di situ tuh dilarang banget. Tapi karakter gue dalam video itu tengil, membuat panas penonton. Banyak yang kepancing. Cuma gua di situ nggak ngapa-ngapain. Daun pun nggak boleh diambil. Sebagai content creator, gua perlu cari cara supaya kontennya menarik. Salahnya gue, gue nggak ngejelasin background-nya," terang Qory menjawab pertanyaan dari Eno.

3. Tentang Izin Video

Meski begitu, kegiatan eksplorasi hutan bunuh diri yang dilakukan Qory ini ternyata sudah mendapat izin dari perusahaan Jepang yang mengundangnya. "Gua udah dapat izin dari sana. Kalau loe lihat video gue, ada bagian di mana harus pilih jalan, dan orangnya (orang Jepang) bilang nggak boleh, gue patuhin tuh. Karena kita di situ ikut aturan," ungkapnya.

Qory kembali menegaskan jika perusahaan tersebut sudah mendapat izin dari petugas Hutan Aokigahara. Ia bahkan diperbolehkan membuat dokumentasi (foto ataupun video) dan memasukkan gambar mayat dengan syarat harus disensor.

"Pihak company bilang boleh tayang tapi di-blur. Kalau dari pihak hutan (yang disampaikan lewat pihak company), didokumentasikan boleh. Kita pun juga cari aman. Konten kita memang dibentuk supaya bikin kesel penonton," pungkasnya.