Advertorial

Ngobrol tentang Bibit, Bebet, Bobot dan ‘Speak Up For Love’ bareng Closeup, Jovial Da Lopez dan Kezia Aletheia

Ngobrol tentang Bibit, Bebet, Bobot dan ‘Speak Up For Love’ bareng Closeup, Jovial Da Lopez dan Kezia Aletheia
©KapanLagi/Adrian Utama Putra

Kapanlagi.com - Istilah 3B alias bibit, bebet, dan bobot memang masih sering menjadi kriteria dalam memilih pasangan. Yap, ketiga hal itu erat kaitannya dengan perbedaan latar belakang suku, keluarga, status ekonomi, dan pendidikan seseorang yang menjadi pertimbangan pasangannya.

Meskipun punya arti baik, tapi banyak lho anak muda yang sering skeptis atau menolak istilah tersebut karena dianggap nggak relevan lagi. Istilah 3B juga dinilai terlalu konvensional atau kuno.

Lalu, bagaimana ya pandangan sepasang kekasih, Jovial da Lopez dan Kezia Aletheia tentang istilah satu ini? Apakah keduanya sempat mengalami konflik yang terkait dengan bibit, bebet dan bobot? Intip obrolan serunya dalam event Closeup #SpeakUpForLove yang digelar pada Rabu (6/12/2023) di Habitate Jakarta!

1. Cerita tentang Perbedaan dalam Hubungan

Dalam sesi talkshow yang juga dihadiri oleh Clinical Psychologist Relationship, Sabrina Maidah dan Distya Tarworo Endri, Head of Oral Care & Professional Marketing Unilever Indonesia ini, Jovial dan Kezia bercerita tentang hubungannya yang menginjak tahun ke-4. Mereka bertemu di projek film yang digarap oleh Jovial sendiri.

©KapanLagi/Adrian Utama Putra

“Di awal pertemuan tuh, Kajo justru dingin banget. Mungkin karena perbedaan umur kali ya. Karena kita tuh beda 9 tahun,” ujar Kezia.

Selain umur, mereka juga merasakan perbedaan latar belakang keluarga. Jovial berasal dari keluarga yang berprofesi ASN sementara Kezia bergelut di bidang bisnis. Kemudian, ketika ditanya tentang istilah bibit, bebet, dan bobot, keduanya mengaku sering mendengar tentang hal tersebut.

“Sering sih, denger istilah tersebut. Paling dari orang tua, ya yang suka ngingetin. Tapi, menurut aku sekarang pengertian 3B itu udah luas banget dan lebih fresh,” kata Kezia lagi.

©KapanLagi/Adrian Utama Putra

Sementara Jovial, menyebut bahwa meski ia dikenal lebih dulu di kalangan netizen dan industri hiburan Indonesia, latar belakang keduanya nggak terlalu banyak dipermasalahkan ketika menjalin hubungan.

“Awalnya tuh kita dikira gimmick film, tapi ternyata setelah lanjut bertahun-tahun, banyak yang akhirnya nyadar kalo beneran pacaran. Netizen justru seneng karena katanya cantik,” ujar Kajo.

2. Perbedaan 3B dari Sisi Psikologi Pasangan

©KapanLagi/Adrian Utama Putra

Distya Tarworo Endri, Head of Oral Care & Professional Marketing Unilever Indonesia menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu Closeup telah melakukan survei kepada 180 pasangan tentang konsep lama perbedaan 3B.

Bibit yaitu tentang asal usul atau garis keturunan seperti suku dan ras, bebet yaitu latar belakang ekonomi keluarga, dan bobot yang berhubungan dengan pendidikan dan keahlian.

Hasilnya, ternyata setengah dari mereka memilih berhenti melanjutkan hubungan saat mereka mendapatkan judgement terhadap perbedaan 3B yang dimiliki.

“Hal ini ironi sekali, kan ya. Padahal setiap orang bisa punya perbedaan pendapat. Tapi, karena definisi lama dari bibit, bebet, dan bobot mereka memilih mundur,” ujar Distya.

“Mereka ternyata takut membicarakan perbedaan latar belakang kepada orang tua dan keluarga,” lanjut Distya.

Hasil tersebut juga disayangkan oleh psikolog Sabrina Maidah. Ia juga membeberkan fakta lapangan tentang permasalahan perbedaan banyak pasangan.

“Kebanyakan pasangan yang konsultasi tentang hubungan ke aku itu biasanya terkait bibit. Mereka takut mengkomunikasikan tentang perbedaan suku dan budaya. Terutama takut nggak disetujui oleh orang tua dan keluarga,” ujar Sabrina.

3. Komunikasi dan Pandangan Baru tentang Istilah 3B

Terkait konsep lama 3B yang sering menjadi permasalahan, Closeup berharap dapat memberikan memberikan pandangan yang lebih fresh dan dapat diperkaya.

“Kami melihat apa hal yang sebenarnya masih relevan dengan 3B terkait memilih pasangan di zaman sekarang. Jadi, ketika melihat bibit seseorang bukan lagi tentang stereotip masyarakat suku atau ras pasangan, tapi tentang bagaimana keluarganya suportif dan mendorong untuk bertumbuh.” jelas Distya.

“Kemudian tentang bebet. Status sosial ekonomi itu bukan hanya tentang seberapa tinggi mereka sekarang, karena hal tersebut seharusnya berkembang. Jadi saat ngomongin bebet, lihatlah potensi mereka bisa sukses,” lanjutnya

“Last but not least yaitu bobot. Biasanya perspektif tentang bobot itu hanya tentang pendidikannya dan keahlian pasangan saat ini. Padahal keduanya harus dipertajam dengan visi dan tujuan yang sama dengan pasangan,” ujar Distya lagi.

“Maka dari itu, kita, Closeup punya nama baru untuk 3B ini, yaitu Berbeda, Bertumbuh, Bersama,” pungkasnya.

Hal ini juga berdampak pada sisi psikologi agar pasangan berani mengkomunikasikan perbedaan 3B dengan definisi yang lebih luas. Sehingga, bagaimanapun latar belakang suku, status, dan pendidikan nggak jadi masalah.

4. Kampanye Speak Up for Love dari Closeup

Dalam sesi talkshow, Jovial dan Kezia mengaku banyak mendapatkan insight baru. Keduanya juga menyetujui betapa pentingnya komunikasi dan adaptasi agar berani Speak Up for Love alias menyampaikan isi hati sejujurnya terhadap pasangan.

“Komunikasi dan adaptasi bisa dilakukan dengan cara yang berbeda. Contohnya kayak kita yang meskipun nggak sering chat, tapi masih sering terhubung dengan ngirim meme receh,” ujar Jovi.

Closeup juga sangat mendukung setiap pasangan untuk berani mengkomunikasikan perasaan mereka dan merayakan perbedaan dengan campaign Speak Up for Love yang diusung.

©KapanLagi/Adrian Utama Putra

Beberapa cara Closeup adalah dengan selalu mengkomunikasikan pesan ini lewat berbagai aktivitas menarik, contohnya Closeup x Coffee Meets Bagels dan XXI, memberikan akses dating app dan first date ke 1,500 anak muda Indonesia.

Selain itu, ada juga video inspiratif Speak Up For Love bersama Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon serta Adam Suseno, dan Inul Daratista yang sudah menginspirasi lebih dari 20 juta anak muda Indonesia.

Gak cuma menginspirasi, Closeup juga mendukung dengan aksi nyata, yaitu website khusus LoveForAll.id yang menyediakan artikel-artikel tentang merayakan hubungan dengan perbedaan juga layanan konsultasi dengan psikolog untuk membicarakan topik seputar hubungan.

“Yang terakhir, Closeup juga memiliki platform teknologi baru menggunakan AI. Pihak kami menyebut ini Closeup Avatar, yang bisa digunakan untuk menyebarkan pesan cinta kepada pasangan.” tutup Disya.

Reporter: Farhati Haqiya Silmi

(kpl/glo)

Rekomendasi
Trending