Kapanlagi.com - Saat Aris termenung, tetiba Laras menelepon. Laras mencari Yuni yang malam-malam begini mendadak pergi. Aris yang memang tidak sedang bersama Yuni pun ikutan cemas. Ia lantas pergi mencari Yuni meski dirinya berdiri saja masih limbung, belum sehat benar.
Ternyata Yuni pergi menemui Putra di Rumah Sakit. Sekali lagi Putra meminta Yuni untuk mengaku bahwa anak dalam kandungan itu adalah anak Putra. Bahkan Putra memohon agar Yuni tidak mengelak lagi. Di saat yang sama, Afifah, Rangga, dan Kiara lewat dan mendengar percakapan itu.
“Rangga, kenapa Pak Putra tanya apa itu anaknya? Jangan-jangan Yuni itu memang hamil sama Pak Putra? Jadi benar bukan karena Mas Aris?” tanya Afifah pada Rangga. Ia mulai gelisah, rasa bersalah menyelimuti hatinya. Afifah merasa bersalah sebab waktu di pengadilan, bukti rekaman suara Aris dipercayainya sebagai hasil edit belaka.
Saat Afifah hendak mengurus pembayaran biaya periksa, ia melihat Aris dan Yuni sedang duduk berdua di taman. Afifah sempat tercekat, tapi buru-buru mengalihkan pandangan. Ia sadari bahwa Aris kini bukan siapa-siapanya, jadi nggak boleh baper.
Nggak berselang lama, Aris meninggalkan taman dan berjalan di koridor Rumah Sakit. Ia melihat Kiara, Afifah, dan Rangga di depan lobi. “Sekarang kita tinggal tunggu obatnya, sambil nunggu gimana kalo kita main?” tukas Rangga pada Kiara. Mereka lalu bermain bersama dengan ceria. Melihat itu semua hati Aris perih seketika.
(kpl/mag)