Foto profil Yenny Wahid
Yenny Wahid adalah seorang politikus Indonesia, aktivis Nahdlatul Ulama, dan direktur Wahid Institute. Dia lahir pada tanggal 29 Oktober 1974 dengan nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh. Yenny adalah anak kedua dari pasangan Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriyah. Dia memiliki seorang kakak perempuan bernama Alisa Wahid dan dua adik perempuan bernama Anita Wahid dan Inayah Wahid.

Yenny menikah dengan Dhorir Farisi pada tanggal 15 Oktober 2009. Mereka dikaruniai dua orang anak perempuan, yaitu Malica Aurora Madhura yang lahir pada 13 Agustus 2010 dan Amira yang lahir pada 14 Agustus 2012. Kemudian, pada tanggal 3 Maret 2014, Yenny melahirkan putri ketiganya yang diberi nama Raisa Isabella Hasna.

Yenny memiliki latar belakang pendidikan yang baik. Setelah menyelesaikan SMA di SMA Negeri 28 Jakarta pada tahun 1992, Yenny melanjutkan studi Psikologi di Universitas Indonesia. Namun, atas saran ayahnya, ia memutuskan untuk keluar dari Universitas Indonesia dan melanjutkan pendidikannya di Jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Trisakti. Setelah itu, Yenny melanjutkan studi administrasi publik di Universitas Harvard, Amerika Serikat.

Karier Yenny dimulai sebagai seorang wartawan. Sebelum terjun secara khusus mendampingi ayahnya, Yenny bekerja sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh. Ia menjadi koresponden untuk koran-koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara tahun 1997 dan 1999. Yenny juga terlibat dalam peliputan atmosfer Jakarta yang mencekam menjelang Reformasi 1998. Selain itu, Yenny juga pernah menjadi staf khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik pada saat ayahnya, Abdurrahman Wahid, menjabat sebagai Presiden RI ke-4.

Yenny kemudian mendirikan Wahid Institute pada tahun 2004 dan menjabat sebagai direktur hingga sekarang. Selama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Yenny juga pernah menjadi staf khusus bidang Komunikasi Politik selama satu tahun sebelum mengundurkan diri. Selain itu, Yenny juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) periode 2005-2010.

Prestasi Yenny tidak dapat dipandang sebelah mata. Pada tahun 2009, dia dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Young Global Leader oleh World Economic Forum. Yenny juga merupakan anggota dari Global Council on Faith. Selain itu, Yenny juga aktif dalam dunia politik dengan mendirikan Partai Kedaulatan Bangsa yang kemudian melebur dengan Partai Indonesia Baru menjadi Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) yang dipimpinnya sebagai ketua umum.

Meski sibuk dengan kegiatan politik dan organisasi, Yenny juga pernah menjabat sebagai Komisaris Garuda Indonesia mulai Januari 2020 hingga mengundurkan diri pada Agustus 2021. Kesibukannya dalam berbagai bidang ini menunjukkan dedikasinya dalam membangun Indonesia yang lebih baik.