'WORKING GIRLS', Angkat Perjuangan Wanita
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Tak banyak film dokumenter yang bisa tampil di layar bioskop secara reguler. Tahun ini, WORKING GIRLS (PEREMPUAN PENCARI NAFKAH) membuat gebrakan dengan tayang secara reguler di bioskop. Film dokumenter ini diproduseri Nia Dinata dan disutradarai Sally Anom Sari, Sammaria Simanjuntak, Daud Sumolang, Nitta Nazyra C Noer, dan Yosep Anggi Noen.Mengangkat tiga kehidupan wanita yang berbeda profesi Ayu Riana sebagai penyanyi dangdut cilik, Kamek pemain ketoprak tombong, dan waria pulang kampung, Ulfie. "Saya mengangkat kisah hidup Ulfie yang meskipun mengidap HIV, dia tetap tegak berdiri. Ulfie seorang waria yang berhasil menaklukkan Jakarta dengan mendirikan sebuah salon yang membuat perempuan dan waria menjadi makhluk paling cantik dan percaya diri se-Jakarta," ujar Daud Sumolang saat berbincang dengan KapanLagi.com® di Senayan City, Selasa (28/6).Sementara itu Nitta Nazyra C. Noer menambahkan, karena sakit yang dideritanya Ulfie selalu rajin periksa darah dan hidup sehat agar bisa sehat. "Kita mengikuti kegiatan dia selama di Jakarta, dan pulang kampungnya ke Aceh. Di sana dia mendengar kabar kematian kawan-kawannya di Aceh karena ternyata mereka tidak menyadari bahayanya HIV. Selain menjadi tulang punggung keluarga, Ulfie merasa wajib menyebarkan informasi kepada kawan kawannya sesama waria tentang bahaya HIV dan pentingnya mereka menggunakan kondom saat berhubungan," imbuh putri Jajang C. Noer tersebut.Mengambil gambar film dokumenter sering mendapati kejutan ketika hal-hal yang tidak terduga muncul. "Kami sampai merekam 100 kaset untuk seluruh proses syuting. Ada kejadian saat Ulfie mau nyekar ke makan ayahnya, ternyata tebingnya longsor. Emosi dan kesedihan yang tumpah itu sama sekali tak terduga. Bagian paling repot adalah saat mengedit. Kita mesti benar-benar jeli," imbuh perempuan yang akrab dipanggil Bubu tersebut.Dan meskipun mengambil konsep dokumenter, Daud menjanjikan film WORKING GIRLS yang akan tayang perdana 1 Juli 2011 tidak akan membuat bosan. "Orang sering berpikir film dokumenter tidak ada nilai dramatisasi. Padahal dengan teknik editing yang bagus, dramatisasi dan pesan itu bisa sampai dua-duanya," jelasnya.
(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)
Berita Foto
(kpl/uji/boo)
puji puput
Advertisement
-
Fashion Selebriti Indonesia Potret Cantik Syahnaz Sadiqah Pakai Batik, Pancarkan Pesona Istri Pejabat