Mandra Dulu Narik Oplet, Sekarang Tersangka Korupsi 40 M
Diperbarui: Diterbitkan:

Mandra ©KapanLagi.com®
Kapanlagi.com - Lompatan nasib dilalui komedian Mandra selama berkarir di dunia entertainment. Memulai karir dari bawah, berawal dari show Lenong Betawi yang kecil dan bahkan ada kalanya tidak dibayar, setelah bertahun-tahun berjuang ia sukses mendirikan rumah produksi yang omsetnya mencapai miliaran.
Di masa lalu Mandra banyak merasakan perihnya kehidupan. Misalnya saja dengan berjalan hingga puluhan kilo demi show, atau tampil di hadapan penonton dan hanya dibayar dengan beras. Panggung demi panggung Lenong telah dijelajahinya, namun Mandra tidak pernah kapok untuk berusaha.
Akhirnya nama Mandra melejit dalam dunia seni peran lewat berbagai film dan sinetron, dan puncaknya lewat serial SI DOEL ANAK SEKOLAHAN. Sebagai seorang seniman Mandra juga cukup dihormati di mana ia pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Seniman Komedi Indonesia (Paski) wilayah Jakarta.
Namun kini setelah jarang muncul di jagat hiburan, kabar mengagetkan datang dari Mandra karena ia terlibat dalam kasus korupsi. Apalagi angka yang dimunculkan dalam jeratan kasus itu mencapai Rp 40 Miliar.
1. Lenong Betawi
©KapanLagi.com®
Mandra merupakan salah satu pelawak yang namanya cukup kawakan di Indonesia. Sebelum tenar seperti sekarang, ia mengawali langkahnya lewat Lenong Betawi. Saat itu ia bergabung dengan lenong pimpinan almarhum Haji Bokir yang bernama Lenong Setia.
Haji Bokir sendiri juga merupakan seniman Lenong Betawi yang cukup disegani. Ia banyak muncul dalam film-film lawas dan menjadi cameo. Misalnya saja dalam film MALAM JUMAT KLIWON dan RATU BUAYA PUTIH yang menampilkan Suzanna sebagai pemeran utama. Meski perannya bisa saja hanya sebagai seorang hansip, atau penjual sate, Bokir merupakan sosok yang banyak diingat.
Bakat Mandra terasah dari Lenong Betawi yang diikutinya. Selain itu sebelum sukses di layar kaca, lulusan SMA Cijantung ini banyak muncul dalam industri perfilman misalnya saja lewat CINTA ANNISA (1983), YANG MASIH DI BAWAH UMUR (1985) dan ASMARA (1992).
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Kenek Oplet
©YouTube - SDASnostalgia90an
Nama Mandra begitu melejit ketika membintangi serial SI DOEL ANAK SEKOLAHAN. Perannya sebagai adik Mak Nyak dan Paman Doel begitu kuat sehingga mewarnai kisah dan perjuangan Doel untuk bisa lulus sebagai Sarjana Teknik.
Diangkat dari kisah keluarga Betawi yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional, kisah SI DOEL ANAK SEKOLAHAN menjadi sinetron yang sangat populer di zamannya. SI DOEL ditayangkan di TV selama 7 musim dan mencapai 162 episode, dan dengan gaya kocaknya Mandra berhasil membuat sinetron itu sangat hidup.
Mandra yang merupakan adik ibu Doel, menumpang hidup ke keluarga itu. Sosoknya yang pengangguran akhirnya hidup dan tinggal bersama keluarga Sabeni (ayah Doel) dan menjadi kenek oplet yang dikemudikan Doel atau juga ayahnya.
Advertisement
3. Bangun Viandra
©KapanLagi.com®
Banyak merasakan manis getirnya kehidupan di dunia entertainment, Mandra akhirnya membangun Viandra Production. Ia terjun sebagai produser, sutradara dan akhirnya bos rumah produksi. Ia berhasil membuat berbagai sinetron seperti Babe, Mandragate, Tarsan Kota, Jadi Pocong, Zoro Kemayoran, Rojali dan Yuleha, hingga Gedong Kosong.
Dengan rumah produksinya tersebut Mandra perlahan tapi pasti mulai lebih sering berada di balik layar. Namun rumah produksi bukan satu-satunya lompatan besar yang dibuat oleh Mandra. Seniman Betawi yang kemampuan aktingnya kerap dibandingkan dengan Benyamin itu juga mencoba cabang lain.
Pada tahun 2009, Mandra mencoba terjun ke ranah politik. Ia mencalonkan diri sebagai caleg di Partai Amanat Nasional pada pemilu 2009. Namun Mandra gagal untuk menjadi anggota DPR RI dan kembali terjun untuk membesarkan bisnisnya.
4. 2012 Proyek di TVRI
©KapanLagi.com®
Indikasi kasus korupsi dari Mandra bermula dari proyek yang didapatnya pada tahun 2012. Kala itu bersama Viandra ia menang tender di TVRI dan harus membuat 6 paket siaran dengan nilai mencapai Rp 16 miliar.
Namun tender tersebut bermasalah, disebutkan ada indikasi pemalsuan tanda tangan Mandra dalam tender tersebut. Tanda tangan Mandra di KTP berbeda dari blanko untuk program siar yang harus dibuatnya di TVRI. Hal ini pun memicu penyelidikan lebih lanjut untuk kasusnya.
Selain tender yang dimenangkan oleh Mandra, ditemukan berbagai penyimpangan lainnya. Setidaknya ada 15 tender proyek yang bermasalah, termasuk yang dimenangkan oleh Mandra. Angka kerugian yang diderita negara dari berbagai proyek siaran itu diperkirakan mencapai Rp 40 Miliar.
5. 2013 Audit, 2014 Saksi, 2015 Tersangka
©KapanLagi.com®
Proyek bermasalah yang melibatkan rumah produksi Mandra diaudit pada tahun 2013 oleh pengawas TVRI. Berbagai penyimpangan ditemukan, dan Mandra akhirnya dipanggil sebagai saksi dalam kasus pengadaan program tayangan di TVRI itu.
Pada bulan November 2014 Mandra sempat dipanggil oleh jaksa penyidik pidana khusus dari Kejaksaan Agung. Statusnya sebagai saksi dalam tindak korupsi tersebut ternyata semakin berkembang dan ia ditetapkan sebagai tersangka pada tahun 2015.
Mandra ditetapkan sebagai tersangka lewat Surat Perintah Penyidikan tertanggal 10 Februari 2015, dengan jeratan Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 UU No 31/1999 Jo UU 20/2001. Mandra menjadi tersangka bersama dua nama lain yaitu Iwan Chermawan dan Yulkasmir.
6. Mandra Hanya Terima Rp 1,6 Miliar
©KapanLagi.com®
Mandra akhirnya memberikan konfirmasi terkait statusnya sebagai tersangka dalam korupsi di TVRI tersebut. Ia membantah melakukan tindak pidana korupsi dan mengatakan hanya menerima dana 1,6 miliar secara tunai untuk pembuatan film.
Mandra menyebut dirinya mendapat tawaran kerjasama dari Andiansyah dan mertuanya Iwan untuk membeli beberapa film garapan rumah produksi yang dipimpinnya. Mandra lantas menjelaskan bahwa Viandra, PH yang dibangunnya telah ditutup karena tidak diperpanjang izinnya.
Namun Andi dan Iwan tidak mempermasalahkan kondisi PH milik Mandra. Komedian itu pun menyerahkan film yang pernah dibuat PH miliknya untuk dibeli Iwan dan Andi, dan ia mengaku menerima pembayaran sebesar Rp 1,6 miliar secara tunai.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/sjw)
ahmat effendi
Advertisement