Kapanlagi.com - Istilah "picky" semakin sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda. Apa arti picky sebenarnya merujuk pada perilaku seseorang yang sangat selektif atau pilih-pilih dalam berbagai aspek kehidupan.
Perilaku picky dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari kebiasaan memilih-milih makanan hingga sikap terlalu selektif dalam menentukan pilihan hidup. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh anak-anak, tetapi juga orang dewasa yang memiliki standar tinggi dalam berbagai hal.
Mengutip dari buku "Gangguan Perilaku Makan (Picky Eaters), Pengetahuan Orang Tua tentang Gizi, dan Pola Asuh Gizi Anak Berkebutuhan Khusus" karya Miftaqul Muthohiroh, picky eater didefinisikan sebagai anak yang suka memilih-milih makanan atau hanya mau mengonsumsi makanan yang itu-itu saja. Perilaku ini merupakan gejala umum pada anak-anak, namun dapat berdampak pada kekurangan energi dan zat gizi jika berlangsung dalam waktu lama.
Apa arti picky dalam konteks yang paling umum adalah sikap atau perilaku seseorang yang sangat selektif dalam membuat pilihan. Kata "picky" berasal dari bahasa Inggris yang secara harfiah berarti "pilih-pilih" atau "rewel". Dalam kamus bahasa Inggris, picky didefinisikan sebagai sifat yang sangat cerewet atau pemilih, biasanya terhadap hal-hal sepele.
Perilaku picky dapat termanifestasi dalam berbagai aspek kehidupan. Seseorang yang picky cenderung memiliki standar yang sangat tinggi dan sulit dipuaskan. Mereka akan menolak atau menghindari sesuatu yang tidak sesuai dengan preferensi atau ekspektasi mereka, bahkan untuk hal-hal yang mungkin dianggap sepele oleh orang lain.
Dalam konteks makanan, yang dikenal sebagai picky eater, perilaku ini ditandai dengan keengganan untuk mencoba makanan baru atau hanya mau mengonsumsi jenis makanan tertentu saja. Mengutip dari penelitian yang dipublikasikan dalam Child Eating Behaviour Questionnaire (CEBQ), picky eating merupakan perilaku makan yang dapat diukur melalui kuesioner khusus dengan skala penilaian dari tidak pernah hingga sangat sering.
Fenomena picky tidak terbatas pada makanan saja, tetapi juga meluas ke berbagai aspek kehidupan modern. Di era digital ini, banyaknya pilihan yang tersedia membuat seseorang menjadi semakin selektif dalam menentukan pilihan, mulai dari produk konsumsi, hiburan, hingga hubungan personal.
Untuk memahami apa arti picky secara lebih mendalam, penting untuk mengenali ciri-ciri dan karakteristik perilaku ini. Berdasarkan penelitian dari berbagai ahli, terdapat beberapa tanda yang menunjukkan seseorang memiliki perilaku picky.
Mengutip dari buku karya Miftaqul Muthohiroh, ciri-ciri picky eater secara khusus meliputi keterbatasan jenis makanan yang dikonsumsi, ketakutan untuk mencoba menu makanan baru, dan penolakan terhadap makanan jenis tertentu yang dapat disebut sebagai kebencian makanan.
Memahami apa arti picky juga berarti mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengembangkan perilaku ini. Penyebab perilaku picky dapat dikategorikan menjadi beberapa faktor utama.
Faktor Internal dari Individu:
Faktor Eksternal dan Lingkungan:
Melansir dari penelitian yang dikutip dalam buku Miftaqul Muthohiroh, faktor-faktor seperti pemberian ASI eksklusif, usia dan pendidikan orang tua, serta kondisi ekonomi keluarga juga berperan dalam membentuk perilaku picky, khususnya dalam konteks picky eater.
Setelah memahami apa arti picky dan penyebabnya, penting untuk mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan oleh perilaku ini. Meskipun memiliki standar tinggi bukanlah hal yang buruk, perilaku picky yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai konsekuensi negatif.
Dampak pada Kesehatan Fisik:
Dampak pada Kesehatan Mental:
Melansir dari European Journal of Clinical Nutrition, meskipun picky eater biasanya tidak mengalami masalah berat badan yang signifikan, mereka tetap berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik.
Setelah memahami apa arti picky dan dampaknya, langkah selanjutnya adalah mengetahui cara mengatasi perilaku ini. Strategi penanganan dapat disesuaikan dengan konteks dan tingkat keparahan perilaku picky yang dialami.
Strategi untuk Mengatasi Picky Eater:
Strategi untuk Mengatasi Perilaku Picky Secara Umum:
Dalam memahami apa arti picky dalam konteks makanan, penting untuk membedakan antara picky eater dan selective eater. Meskipun keduanya menunjukkan perilaku pilih-pilih makanan, terdapat perbedaan signifikan dalam tingkat keparahan dan dampaknya.
Picky Eater:
Selective Eater:
Pemahaman tentang perbedaan ini penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat dan kapan harus mencari bantuan profesional.
Picky dalam bahasa Indonesia berarti "pilih-pilih" atau "rewel". Istilah ini menggambarkan perilaku seseorang yang sangat selektif dan sulit dipuaskan dalam membuat pilihan, baik itu makanan, pakaian, atau aspek kehidupan lainnya.
Ya, perilaku picky eater merupakan fase yang normal dalam perkembangan anak, terutama pada usia 2-5 tahun. Namun, jika berlangsung dalam waktu lama dan mempengaruhi pertumbuhan anak, perlu mendapat perhatian khusus dari orang tua dan profesional kesehatan.
Cara mengatasi anak picky eater antara lain: tidak memaksa anak untuk makan, menyajikan makanan dengan variasi menarik, menciptakan suasana makan yang menyenangkan, memberikan contoh yang baik, dan bersabar dalam memperkenalkan makanan baru secara bertahap.
Perilaku picky menjadi masalah serius ketika mulai mempengaruhi kesehatan fisik, pertumbuhan, atau kesejahteraan mental seseorang. Dalam konteks picky eater, jika anak mengalami penurunan berat badan atau gangguan pertumbuhan, segera konsultasikan dengan dokter.
Ya, perilaku picky eater tidak hanya terjadi pada anak-anak tetapi juga dapat dialami oleh orang dewasa. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma masa lalu, kondisi medis tertentu, atau preferensi personal yang sangat kuat.
Picky eater masih dianggap normal dan biasanya tidak menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan, sedangkan selective eater adalah kondisi yang lebih serius di mana seseorang menolak hampir semua makanan dalam kategori tertentu dan berisiko mengalami kekurangan nutrisi.
Untuk mengurangi sifat picky yang berlebihan, seseorang dapat belajar bersikap lebih fleksibel, mengurangi paparan media sosial yang menimbulkan tekanan, fokus pada proses daripada hasil, praktik mindfulness, dan menetapkan prioritas yang realistis dalam berbagai aspek kehidupan.