Apa Arti Picky: Pengertian, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya
Diterbitkan:
apa arti picky
Kapanlagi.com - Istilah "picky" semakin sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda. Apa arti picky sebenarnya merujuk pada perilaku seseorang yang sangat selektif atau pilih-pilih dalam berbagai aspek kehidupan.
Perilaku picky dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari kebiasaan memilih-milih makanan hingga sikap terlalu selektif dalam menentukan pilihan hidup. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh anak-anak, tetapi juga orang dewasa yang memiliki standar tinggi dalam berbagai hal.
Mengutip dari buku "Gangguan Perilaku Makan (Picky Eaters), Pengetahuan Orang Tua tentang Gizi, dan Pola Asuh Gizi Anak Berkebutuhan Khusus" karya Miftaqul Muthohiroh, picky eater didefinisikan sebagai anak yang suka memilih-milih makanan atau hanya mau mengonsumsi makanan yang itu-itu saja. Perilaku ini merupakan gejala umum pada anak-anak, namun dapat berdampak pada kekurangan energi dan zat gizi jika berlangsung dalam waktu lama.
Advertisement
1. Pengertian dan Definisi Picky
Apa arti picky dalam konteks yang paling umum adalah sikap atau perilaku seseorang yang sangat selektif dalam membuat pilihan. Kata "picky" berasal dari bahasa Inggris yang secara harfiah berarti "pilih-pilih" atau "rewel". Dalam kamus bahasa Inggris, picky didefinisikan sebagai sifat yang sangat cerewet atau pemilih, biasanya terhadap hal-hal sepele.
Perilaku picky dapat termanifestasi dalam berbagai aspek kehidupan. Seseorang yang picky cenderung memiliki standar yang sangat tinggi dan sulit dipuaskan. Mereka akan menolak atau menghindari sesuatu yang tidak sesuai dengan preferensi atau ekspektasi mereka, bahkan untuk hal-hal yang mungkin dianggap sepele oleh orang lain.
Dalam konteks makanan, yang dikenal sebagai picky eater, perilaku ini ditandai dengan keengganan untuk mencoba makanan baru atau hanya mau mengonsumsi jenis makanan tertentu saja. Mengutip dari penelitian yang dipublikasikan dalam Child Eating Behaviour Questionnaire (CEBQ), picky eating merupakan perilaku makan yang dapat diukur melalui kuesioner khusus dengan skala penilaian dari tidak pernah hingga sangat sering.
Fenomena picky tidak terbatas pada makanan saja, tetapi juga meluas ke berbagai aspek kehidupan modern. Di era digital ini, banyaknya pilihan yang tersedia membuat seseorang menjadi semakin selektif dalam menentukan pilihan, mulai dari produk konsumsi, hiburan, hingga hubungan personal.
2. Ciri-ciri dan Karakteristik Perilaku Picky
Untuk memahami apa arti picky secara lebih mendalam, penting untuk mengenali ciri-ciri dan karakteristik perilaku ini. Berdasarkan penelitian dari berbagai ahli, terdapat beberapa tanda yang menunjukkan seseorang memiliki perilaku picky.
- Sangat Selektif dalam Memilih
Orang yang picky menunjukkan tingkat selektivitas yang sangat tinggi. Mereka akan menolak pilihan yang tidak memenuhi standar mereka, meskipun pilihan tersebut sebenarnya cukup baik atau dapat diterima oleh kebanyakan orang. - Konsistensi dalam Preferensi
Mereka cenderung mempertahankan pilihan yang sama untuk jangka waktu tertentu. Dalam konteks makanan, anak picky eater hanya mau makan makanan tertentu untuk beberapa hari, dan akan berhenti ketika bosan. - Penolakan terhadap Hal Baru
Karakteristik utama perilaku picky adalah keengganan untuk mencoba sesuatu yang baru. Mereka mengalami semacam fobia terhadap hal-hal yang belum familiar, seperti makanan baru atau pengalaman yang belum pernah dicoba. - Fokus pada Detail Tertentu
Orang picky sering kali sangat memperhatikan detail-detail spesifik seperti tekstur, warna, bentuk, atau aspek lain yang mungkin tidak terlalu penting bagi orang lain. - Reaksi Emosional yang Kuat
Ketika dihadapkan pada pilihan yang tidak sesuai, mereka dapat menunjukkan reaksi emosional yang cukup kuat, mulai dari penolakan halus hingga reaksi yang lebih dramatis.
Mengutip dari buku karya Miftaqul Muthohiroh, ciri-ciri picky eater secara khusus meliputi keterbatasan jenis makanan yang dikonsumsi, ketakutan untuk mencoba menu makanan baru, dan penolakan terhadap makanan jenis tertentu yang dapat disebut sebagai kebencian makanan.
3. Penyebab dan Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Picky
Memahami apa arti picky juga berarti mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengembangkan perilaku ini. Penyebab perilaku picky dapat dikategorikan menjadi beberapa faktor utama.
Faktor Internal dari Individu:
- Kondisi Fisik dan Kesehatan
Kondisi fisik dapat mempengaruhi preferensi seseorang. Dalam konteks makanan, gangguan pada sistem pencernaan, alergi makanan, atau ketidaknormalan pada saluran cerna dapat menyebabkan seseorang menjadi picky eater. - Sensitivitas Sensorik
Beberapa orang memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap rangsangan sensorik seperti rasa, tekstur, aroma, atau penampilan. Anak-anak memiliki lebih banyak papila pengecap dibandingkan orang dewasa, sehingga mereka lebih sensitif terhadap rasa makanan. - Kondisi Psikologis
Faktor psikologis seperti stres, kecemasan, atau trauma dapat mempengaruhi perilaku picky. Seseorang yang sedang mengalami tekanan emosional mungkin menjadi lebih selektif dalam berbagai aspek kehidupan. - Pengalaman Masa Lalu
Pengalaman negatif di masa lalu dapat membentuk perilaku picky. Misalnya, pengalaman buruk dengan makanan tertentu dapat membuat seseorang menghindari makanan tersebut di masa depan.
Faktor Eksternal dan Lingkungan:
- Pengaruh Era Digital
Banyaknya pilihan yang tersedia di era digital membuat orang menjadi semakin selektif. Akses ke informasi, review, dan rekomendasi yang melimpah mendorong seseorang untuk selalu mencari yang terbaik. - Tekanan Sosial Media
Media sosial memainkan peran besar dalam membentuk standar dan ekspektasi yang tinggi. Paparan terhadap gaya hidup ideal di platform digital dapat membuat seseorang menjadi lebih picky dalam berbagai pilihan hidup. - Pola Asuh dan Lingkungan Keluarga
Cara orang tua mengasuh dan memberikan pilihan kepada anak dapat mempengaruhi perkembangan perilaku picky. Kurangnya variasi dalam pengenalan makanan atau pola asuh yang terlalu protektif dapat berkontribusi pada perilaku ini.
Melansir dari penelitian yang dikutip dalam buku Miftaqul Muthohiroh, faktor-faktor seperti pemberian ASI eksklusif, usia dan pendidikan orang tua, serta kondisi ekonomi keluarga juga berperan dalam membentuk perilaku picky, khususnya dalam konteks picky eater.
4. Dampak Negatif Perilaku Picky
Setelah memahami apa arti picky dan penyebabnya, penting untuk mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan oleh perilaku ini. Meskipun memiliki standar tinggi bukanlah hal yang buruk, perilaku picky yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai konsekuensi negatif.
Dampak pada Kesehatan Fisik:
- Kekurangan Nutrisi
Dalam konteks picky eater, perilaku pilih-pilih makanan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting. Anak atau orang dewasa yang terlalu selektif dalam memilih makanan berisiko mengalami defisiensi vitamin, mineral, dan zat gizi lainnya. - Gangguan Pertumbuhan
Mengutip dari penelitian yang dipublikasikan dalam buku karya Miftaqul Muthohiroh, picky eating yang ekstrem dapat menyebabkan gagal tumbuh, gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan berat badan dan tinggi badan kurang, serta kesulitan untuk meningkatkan berat badan. - Masalah Kesehatan Kronis
Dalam kasus yang parah, perilaku picky eating dapat berakibat pada penyakit kronis dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.
Dampak pada Kesehatan Mental:
- Kesulitan Membuat Keputusan
Orang yang terlalu picky sering mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karena takut membuat pilihan yang salah. Hal ini dapat menyebabkan penundaan dan keragu-raguan yang berkepanjangan. - Ketidakpuasan Hidup
Standar yang terlalu tinggi dan ekspektasi yang tidak realistis dapat menyebabkan ketidakpuasan kronis. Seseorang yang selalu mencari kesempurnaan mungkin tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimilikinya. - Stres dan Kecemasan
Tekanan untuk selalu memilih yang terbaik dapat menimbulkan stres dan kecemasan. Hal ini terutama terjadi ketika seseorang dihadapkan pada banyak pilihan atau deadline tertentu. - Isolasi Sosial
Perilaku picky yang berlebihan dapat mempengaruhi hubungan sosial. Seseorang mungkin menghindari situasi sosial tertentu karena tidak dapat mengakomodasi preferensi mereka yang sangat spesifik.
Melansir dari European Journal of Clinical Nutrition, meskipun picky eater biasanya tidak mengalami masalah berat badan yang signifikan, mereka tetap berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik.
5. Cara Mengatasi Perilaku Picky
Setelah memahami apa arti picky dan dampaknya, langkah selanjutnya adalah mengetahui cara mengatasi perilaku ini. Strategi penanganan dapat disesuaikan dengan konteks dan tingkat keparahan perilaku picky yang dialami.
Strategi untuk Mengatasi Picky Eater:
- Perkenalkan Variasi Makanan Secara Bertahap
Mengutip dari buku Miftaqul Muthohiroh, orang tua tidak boleh putus asa jika anak menolak makanan baru. Penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan 8-10 kali percobaan sebelum anak mau mengonsumsi makanan baru. - Ciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan
Hindari memaksa anak untuk makan dan ciptakan suasana yang positif selama waktu makan. Berikan makanan dengan porsi lebih kecil tetapi lebih sering, dan hidangkan dengan cara yang menarik. - Berikan Contoh yang Baik
Anak-anak belajar melalui observasi. Orang tua harus memberikan contoh dengan mengonsumsi berbagai jenis makanan sehat di depan anak. - Libatkan Anak dalam Proses Persiapan Makanan
Mengajak anak berpartisipasi dalam memilih dan menyiapkan makanan dapat meningkatkan minat mereka untuk mencoba makanan tersebut. - Konsultasi dengan Profesional
Jika perilaku picky eating sangat ekstrem dan mempengaruhi pertumbuhan anak, konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat direkomendasikan.
Strategi untuk Mengatasi Perilaku Picky Secara Umum:
- Belajar Bersikap Fleksibel
Latih diri untuk lebih terbuka terhadap berbagai pilihan yang ada. Tidak semua hal harus sempurna, dan terkadang pilihan yang "cukup baik" sudah memadai. - Kurangi Paparan Media Sosial
Batasi waktu yang dihabiskan di media sosial atau filter konten yang dapat menimbulkan tekanan untuk memiliki standar yang tidak realistis. - Fokus pada Proses, Bukan Hasil
Alih-alih selalu berfokus pada hasil akhir yang sempurna, belajarlah untuk menghargai proses dan perjalanan menuju tujuan. - Praktikkan Mindfulness
Teknik mindfulness dapat membantu seseorang menjadi lebih sadar akan motivasi di balik perilaku picky mereka dan mengembangkan perspektif yang lebih seimbang. - Tetapkan Prioritas yang Realistis
Identifikasi area mana yang benar-benar penting untuk bersikap selektif dan area mana yang dapat lebih fleksibel.
6. Perbedaan Picky Eater dan Selective Eater
Dalam memahami apa arti picky dalam konteks makanan, penting untuk membedakan antara picky eater dan selective eater. Meskipun keduanya menunjukkan perilaku pilih-pilih makanan, terdapat perbedaan signifikan dalam tingkat keparahan dan dampaknya.
Picky Eater:
- Masih dianggap sebagai tahap normal dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
- Biasanya masih mau mengonsumsi makanan dari berbagai kelompok nutrisi, meskipun dengan pilihan terbatas
- Tidak menimbulkan risiko kekurangan nutrisi yang signifikan
- Dapat diatasi dengan strategi sederhana dan kesabaran
Selective Eater:
- Kondisi yang lebih serius dan dapat menyebabkan masalah kesehatan
- Menolak hampir semua jenis makanan dalam kategori tertentu (misalnya semua karbohidrat atau protein)
- Berisiko tinggi mengalami kekurangan makro atau mikronutrien tertentu
- Memerlukan intervensi profesional untuk penanganannya
Pemahaman tentang perbedaan ini penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat dan kapan harus mencari bantuan profesional.
7. FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa arti picky dalam bahasa Indonesia?
Picky dalam bahasa Indonesia berarti "pilih-pilih" atau "rewel". Istilah ini menggambarkan perilaku seseorang yang sangat selektif dan sulit dipuaskan dalam membuat pilihan, baik itu makanan, pakaian, atau aspek kehidupan lainnya.
2. Apakah perilaku picky eater normal pada anak?
Ya, perilaku picky eater merupakan fase yang normal dalam perkembangan anak, terutama pada usia 2-5 tahun. Namun, jika berlangsung dalam waktu lama dan mempengaruhi pertumbuhan anak, perlu mendapat perhatian khusus dari orang tua dan profesional kesehatan.
3. Bagaimana cara mengatasi anak yang picky eater?
Cara mengatasi anak picky eater antara lain: tidak memaksa anak untuk makan, menyajikan makanan dengan variasi menarik, menciptakan suasana makan yang menyenangkan, memberikan contoh yang baik, dan bersabar dalam memperkenalkan makanan baru secara bertahap.
4. Kapan perilaku picky menjadi masalah serius?
Perilaku picky menjadi masalah serius ketika mulai mempengaruhi kesehatan fisik, pertumbuhan, atau kesejahteraan mental seseorang. Dalam konteks picky eater, jika anak mengalami penurunan berat badan atau gangguan pertumbuhan, segera konsultasikan dengan dokter.
5. Apakah orang dewasa bisa menjadi picky eater?
Ya, perilaku picky eater tidak hanya terjadi pada anak-anak tetapi juga dapat dialami oleh orang dewasa. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma masa lalu, kondisi medis tertentu, atau preferensi personal yang sangat kuat.
6. Apa perbedaan antara picky dan selective dalam konteks makanan?
Picky eater masih dianggap normal dan biasanya tidak menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan, sedangkan selective eater adalah kondisi yang lebih serius di mana seseorang menolak hampir semua makanan dalam kategori tertentu dan berisiko mengalami kekurangan nutrisi.
7. Bagaimana cara mengurangi sifat picky yang berlebihan?
Untuk mengurangi sifat picky yang berlebihan, seseorang dapat belajar bersikap lebih fleksibel, mengurangi paparan media sosial yang menimbulkan tekanan, fokus pada proses daripada hasil, praktik mindfulness, dan menetapkan prioritas yang realistis dalam berbagai aspek kehidupan.
(kpl/fed)
Rizka Uzlifat
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Musik Lirik Lengkap Lagu-Lagu Terpopuler Raisa Dari Masa Ke Masa