Pada tahun 1941, Shahid Khan, seorang pria Pashtun, menyamar sebagai perampok legendaris tanpa wajah bernama Sultana, seorang Qureshi, untuk merampok kereta barang milik Inggris. Namun, klan Qureshi akhirnya mengetahui penyamarannya dan memerintahkan agar Shahid serta keluarganya diusir dari Wasseypur.

Mereka kemudian menetap di Dhanbad, tempat Shahid mulai bekerja di tambang batu bara. Suatu hari, saat istrinya melahirkan, Shahid tidak diizinkan cuti dan gagal menemaninya, hingga sang istri meninggal dunia. Dipenuhi amarah, Shahid membunuh penjaga tambang yang telah menolak memberinya izin.

Pada tahun 1947, setelah Inggris menjual tambang batu bara kepada para industrialis India, Ramadhir Singh mendapatkan beberapa tambang di wilayah Dhanbad. Ia mempekerjakan Shahid sebagai penjaga keamanan di salah satu tambang.

Namun suatu hari, Ramadhir mendengar rencana Shahid yang berniat merebut kendali atas tambang tersebut. Tak ingin kehilangan kekuasaan, Ramadhir memerintahkan pembunuhan Shahid oleh seorang algojo bernama Yadav, dan mengirim Ehsaan Qureshi untuk membunuh keluarga Shahid.

Namun, Nasir berhasil melarikan diri bersama putra Shahid, Sardar, tepat sebelum penyerangan. Ehsaan kemudian berbohong kepada Ramadhir dengan mengatakan bahwa keluarga Shahid telah dibunuh, dibakar, dan dikubur.

Ketika dewasa, Sardar mengetahui kebenaran tentang kematian ayahnya. Ia lalu mencukur rambutnya dan bersumpah tidak akan menumbuhkannya kembali sampai ia berhasil membalaskan dendam atas pembunuhan sang ayah.