Kapanlagi.com - Lovebird merupakan salah satu burung kicau yang populer di kalangan pecinta burung di Indonesia. Burung yang dijuluki burung cinta ini dikenal dengan warna bulunya yang cantik dan kemampuan kicauannya yang merdu. Nama lovebird disematkan karena burung ini termasuk jenis burung sosial yang hanya memiliki satu pasangan sepanjang hidupnya.
Bagi pemula yang ingin memelihara atau membudidayakan lovebird, memahami cara membedakan burung lovebird jantan dan betina menjadi hal yang sangat penting. Kesalahan dalam mengidentifikasi jenis kelamin dapat menyebabkan kegagalan dalam program penangkaran. Pasalnya, meski diletakkan bersama, sesama jenis kelamin lovebird tetap menunjukkan tingkah laku yang mesra dan saling menempel.
Mengutip dari buku Budidaya & Bisnis Burung Lovebird & Murai karya Yusnu Iman Nurhakim, lovebird merupakan salah satu dari sembilan spesies burung dalam genus Agapornis dengan ukuran relatif kecil berkisar 13-17 cm dan bobot 40-60 gram. Burung ini memiliki sifat sangat sosial dan pertama kali diimpor ke Eropa pada abad ke-19 dari benua Afrika.
Sebelum mempelajari cara membedakan burung lovebird jantan dan betina, penting untuk memahami bahwa lovebird terbagi dalam dua kelompok besar berdasarkan karakteristik fisiknya. Kelompok pertama adalah lovebird dimorfik, yaitu jenis yang dapat dibedakan antara jantan dan betina melalui perbedaan warna dan corak bulu yang dimilikinya. Kelompok ini mencakup lovebird kepala abu-abu, lovebird muka merah, dan lovebird sayap hitam.
Kelompok kedua adalah lovebird monomorfik yang mencakup sebagian besar jenis lovebird seperti lovebird kacamata topeng, lovebird kacamata Fischer, lovebird kacamata Nyasa, lovebird kacamata pipi hitam, lovebird muka salem, dan lovebird kerah hitam. Pada kelompok monomorfik, perbedaan antara jantan dan betina hampir tidak terlihat secara kasat mata sehingga memerlukan pemeriksaan lebih detail untuk mengidentifikasi jenis kelaminnya.
Lovebird kepala abu-abu jantan memiliki kepala, dada, dan leher belakang berwarna abu-abu dengan bagian tubuh lainnya berwarna hijau, sedangkan betina hanya berwarna hijau pada seluruh tubuhnya. Lovebird muka merah jantan memiliki wajah berwarna jingga-kemerahan dengan mahkota hijau dan sayap bercorak hitam, sementara betina memiliki wajah lebih jingga terang tanpa corak hitam pada sayap. Lovebird sayap hitam jantan memiliki bagian atas kepala berwarna merah yang mengelilingi mata dengan garis hitam pada sayap, sedangkan betina tidak memiliki corak merah dan sayapnya bergaris abu-abu.
Untuk jenis lovebird monomorfik yang lebih umum dipelihara, diperlukan metode identifikasi yang lebih teliti melalui pemeriksaan ciri fisik dan pengamatan perilaku. Pemahaman tentang kelompok lovebird ini akan memudahkan dalam menentukan metode identifikasi yang tepat untuk membedakan jenis kelamin burung peliharaan Anda.
Pemeriksaan fisik merupakan metode paling umum dalam cara membedakan burung lovebird jantan dan betina, terutama untuk jenis monomorfik. Berikut adalah ciri-ciri fisik yang dapat diamati:
Salah satu metode paling akurat dalam cara membedakan burung lovebird jantan dan betina adalah melalui pemeriksaan tulang pubis atau yang sering disebut supit urang. Tulang pubis dapat diperiksa dengan meraba bagian di antara dua kaki burung, tepatnya di bawah perut mendekati ekor. Metode ini memerlukan kehati-hatian agar tidak melukai burung.
Lovebird jantan memiliki dua tulang pubis dengan jarak yang menyempit dan terasa keras saat diraba. Ketika ditekan, tulang pubis jantan akan terasa runcing, rapat, dan tidak bergerak. Kondisi ini berbeda dengan lovebird betina yang memiliki tulang pubis lebih elastis dengan jarak antara kedua tulang yang lebih lebar, biasanya seukuran jari tangan manusia. Saat diraba, tulang pubis betina terasa lebih lunak dan jika ditekan akan seperti bergerak terbuka, hal ini bertujuan untuk memudahkan proses pengeluaran telur.
Selain tulang pubis, pemeriksaan bentuk anus atau kloaka juga dapat membantu identifikasi jenis kelamin. Lovebird jantan memiliki anus yang lebih kecil, terlihat menonjol atau lebih panjang, dan terasa keras saat diraba. Sebaliknya, lovebird betina memiliki anus yang berbentuk lebih lebar, terlihat lebih rata, dan terasa lebih empuk saat diraba. Untuk memeriksa bagian ini dengan lebih jelas, basahi terlebih dahulu bagian anus kemudian buka bulu secara perlahan dan raba dengan lembut.
Kedua metode pemeriksaan ini dianggap paling akurat dibandingkan metode lainnya karena berkaitan langsung dengan organ reproduksi burung. Namun, pemeriksaan ini memerlukan pengalaman dan kehati-hatian agar tidak menyebabkan stres atau cedera pada burung. Bagi pemula, disarankan untuk meminta bantuan dari peternak berpengalaman atau dokter hewan saat melakukan pemeriksaan ini.
Selain ciri fisik, cara membedakan burung lovebird jantan dan betina juga dapat dilakukan melalui pengamatan perilaku dan tingkah laku. Metode ini memerlukan waktu pengamatan yang lebih lama namun cukup efektif sebagai metode pendukung identifikasi.
Bagi yang masih kesulitan dengan metode pengamatan fisik dan perilaku, terdapat beberapa metode alternatif dalam cara membedakan burung lovebird jantan dan betina. Metode pertama adalah menggunakan cincin emas atau jarum dengan tali sepanjang 15-20 cm. Caranya, ikat tali pada cincin, pegang lovebird dengan tangan kiri dengan posisi kepala jauh dari genggaman, kemudian tempatkan cincin di atas kepala burung sekitar 3-5 cm. Jika cincin bergerak maju mundur, burung tersebut jantan. Jika cincin bergerak memutar, burung tersebut betina. Namun, metode ini tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.
Metode kedua yang lebih akurat adalah tes DNA yang dilakukan dengan mengambil sampel darah burung untuk diperiksa di laboratorium. Metode ini memberikan hasil yang sangat akurat namun memerlukan biaya yang cukup tinggi. Tes DNA cocok untuk peternak profesional yang membutuhkan kepastian jenis kelamin untuk program breeding yang terencana.
Metode ketiga adalah pembedahan organ reproduksi yang dilakukan oleh dokter hewan. Melalui pembedahan, organ reproduksi internal dapat dilihat secara langsung untuk menentukan jenis kelamin. Setelah pembedahan, burung biasanya diberi tanda pengenal permanen. Namun, metode ini memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan burung, termasuk risiko infeksi dan komplikasi pasca operasi yang dapat menyebabkan kematian.
Untuk pemula, disarankan untuk menggunakan kombinasi metode pemeriksaan fisik dan pengamatan perilaku sebagai cara yang paling aman dan ekonomis. Jika masih ragu, konsultasikan dengan peternak berpengalaman atau kunjungi toko burung terpercaya yang dapat membantu mengidentifikasi jenis kelamin lovebird dengan lebih akurat. Hindari membeli lovebird dari sumber yang tidak jelas untuk meminimalkan risiko kesalahan identifikasi jenis kelamin.
Warna bulu hanya bisa menjadi patokan pada jenis lovebird dimorfik seperti lovebird kepala abu-abu, muka merah, dan sayap hitam. Untuk jenis lovebird monomorfik yang lebih umum dipelihara, warna bulu jantan dan betina hampir sama sehingga tidak bisa dijadikan patokan utama. Perlu pemeriksaan fisik dan perilaku untuk identifikasi yang lebih akurat.
Lovebird sudah dapat dibedakan jenis kelaminnya mulai usia 6-8 bulan ketika burung mulai memasuki fase dewasa. Pada usia ini, ciri-ciri fisik seperti bentuk paruh, tulang pubis, dan perilaku sudah mulai terlihat jelas. Namun, identifikasi pada lovebird dewasa di atas 1 tahun akan memberikan hasil yang lebih akurat.
Tidak, lovebird jantan tidak bisa bertelur karena tidak memiliki organ reproduksi untuk memproduksi telur. Hanya lovebird betina yang dapat bertelur. Jika menemukan lovebird yang bertelur, dapat dipastikan bahwa burung tersebut adalah betina, meskipun telur tersebut belum tentu dibuahi jika tidak ada pasangan jantan.
Cara paling akurat adalah dengan memeriksa tulang pubis atau supit urang yang terletak di antara dua kaki burung. Lovebird jantan memiliki tulang pubis yang keras dan rapat, sedangkan betina memiliki tulang pubis yang elastis dan berjarak lebar. Metode ini lebih akurat dibandingkan hanya melihat ciri fisik luar seperti warna atau bentuk tubuh.
Lovebird tidak harus dipelihara berpasangan jika tujuannya hanya sebagai hewan peliharaan. Lovebird tunggal dapat hidup dengan baik asalkan mendapat perhatian dan interaksi yang cukup dari pemiliknya. Namun, jika tujuannya untuk penangkaran atau breeding, lovebird harus dipelihara berpasangan dengan kombinasi jantan dan betina yang tepat.
Ya, dua lovebird dengan jenis kelamin sama dapat hidup bersama dan bahkan menunjukkan perilaku mesra seperti saling menempel. Namun, pasangan sesama jenis kelamin tidak akan menghasilkan telur yang dibuahi. Pasangan betina-betina mungkin tetap bertelur namun tidak akan menetas, sedangkan pasangan jantan-jantan tidak akan bertelur sama sekali.
Metode cincin emas atau jarum yang digantung di atas kepala lovebird tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan tingkat akurasinya diragukan. Metode ini lebih bersifat tradisional dan tidak dapat diandalkan untuk identifikasi yang akurat. Lebih baik menggunakan metode pemeriksaan fisik seperti tulang pubis atau konsultasi dengan ahli untuk hasil yang lebih dapat dipercaya.