Cara Menanam Buncis di Pot, Polybag, Botol Bekas, dan Tanah Terbuka: Panduan Lengkap untuk Pemula

Kapanlagi.com - Buncis merupakan salah satu tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di berbagai media tanam, mulai dari pot, polybag, botol bekas, hingga lahan terbuka.

Cara menanam buncis tidak memerlukan teknik yang rumit sehingga cocok untuk pemula yang ingin memulai berkebun di pekarangan rumah. Dengan perawatan yang tepat, buncis dapat dipanen dalam waktu 60-70 hari setelah tanam.

Keunggulan budidaya buncis adalah fleksibilitas media tanamnya yang memungkinkan siapa saja bercocok tanam meskipun memiliki lahan terbatas. Tanaman ini juga kaya akan protein nabati, serat, dan vitamin yang baik untuk kesehatan tubuh.

1 dari 8 halaman

1. Mengenal Tanaman Buncis dan Syarat Tumbuhnya

Mengenal Tanaman Buncis dan Syarat Tumbuhnya (c) Ilustrasi AI

Buncis (Phaseolus vulgaris) adalah tanaman sayuran polong yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini termasuk dalam famili Fabaceae atau kacang-kacangan yang memiliki kemampuan mengikat nitrogen dari udara sehingga dapat menyuburkan tanah. Buncis memiliki dua tipe pertumbuhan utama yaitu tipe merambat yang membutuhkan ajir atau penyangga dan tipe tegak yang lebih pendek serta tidak memerlukan penyangga.

Untuk tumbuh optimal, buncis memerlukan beberapa syarat lingkungan yang harus dipenuhi. Tanaman ini menyukai iklim tropis hingga subtropis dengan suhu udara berkisar antara 20-25°C. Kelembapan udara yang ideal adalah 50-60% dengan curah hujan sekitar 1.500-2.000 mm per tahun. Buncis membutuhkan sinar matahari penuh minimal 6-8 jam per hari untuk proses fotosintesis yang maksimal.

Kondisi tanah yang cocok untuk budidaya buncis adalah tanah gembur, subur, dan kaya bahan organik dengan pH antara 5,5-6,5. Drainase tanah harus baik karena buncis tidak tahan terhadap genangan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar. Ketinggian tempat yang ideal untuk menanam buncis adalah 500-1.500 meter di atas permukaan laut, meskipun di dataran rendah pun masih bisa tumbuh dengan penyesuaian perawatan.

Melansir dari Food and Agriculture Organization (FAO), buncis merupakan salah satu tanaman legum penting yang berkontribusi terhadap ketahanan pangan global karena kandungan proteinnya yang tinggi dan kemampuannya memperbaiki kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen biologis.

2. Cara Menanam Buncis di Pot

Cara Menanam Buncis di Pot (c) Ilustrasi AI

Menanam buncis di pot adalah solusi ideal bagi mereka yang memiliki lahan terbatas namun ingin menikmati hasil panen sendiri. Langkah pertama adalah memilih pot dengan diameter minimal 30 cm dan kedalaman 30-40 cm agar sistem perakaran buncis dapat berkembang dengan baik. Pot harus memiliki lubang drainase di bagian bawah untuk mencegah air menggenang yang dapat merusak akar tanaman.

Media tanam untuk pot dapat dibuat dengan mencampurkan tanah, kompos, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1. Campuran ini memberikan struktur tanah yang gembur, kaya nutrisi, dan memiliki drainase yang baik. Sebelum digunakan, media tanam sebaiknya disterilkan terlebih dahulu dengan cara dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari untuk membunuh patogen dan benih gulma yang mungkin ada.

Proses penanaman dimulai dengan merendam biji buncis dalam air hangat selama 2-4 jam untuk mempercepat perkecambahan. Setelah itu, buat lubang tanam sedalam 2-3 cm di media pot dan masukkan 2-3 biji per lubang. Tutup kembali dengan tanah tipis dan siram dengan air secukupnya menggunakan sprayer agar biji tidak terdorong keluar. Letakkan pot di tempat yang mendapat sinar matahari penuh dan biji akan berkecambah dalam 5-7 hari.

Perawatan buncis di pot meliputi penyiraman rutin setiap pagi atau sore hari, terutama saat musim kemarau. Berikan pupuk organik cair setiap 2 minggu sekali untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan generatif. Untuk tipe buncis merambat, pasang ajir atau tiang penyangga setinggi 1,5-2 meter sejak tanaman berumur 2 minggu. Lakukan pemangkasan tunas samping agar energi tanaman terfokus pada pertumbuhan batang utama dan pembentukan polong.

3. Cara Menanam Buncis di Polybag

Cara Menanam Buncis di Polybag (c) Ilustrasi AI

Polybag menjadi alternatif media tanam yang ekonomis dan praktis untuk budidaya buncis dalam skala rumahan. Pilih polybag berukuran minimal 30x40 cm atau volume 10-15 liter agar akar buncis memiliki ruang tumbuh yang cukup. Polybag berwarna hitam lebih direkomendasikan karena dapat menyerap panas matahari yang membantu proses metabolisme tanaman, namun pastikan ada lubang drainase di bagian bawah dan samping untuk sirkulasi air.

Komposisi media tanam di polybag sama dengan di pot, yaitu campuran tanah, kompos atau pupuk kandang, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1. Tambahkan sedikit kapur dolomit sekitar 1 sendok makan per polybag jika pH tanah terlalu asam. Media tanam dimasukkan ke dalam polybag hingga 3/4 bagian, sisakan ruang di bagian atas untuk memudahkan penyiraman dan pemupukan susulan.

Teknik penanaman biji buncis di polybag dimulai dengan membuat lubang tanam sedalam 2-3 cm di tengah polybag. Masukkan 2-3 biji buncis yang telah direndam sebelumnya, kemudian tutup dengan tanah tipis. Siram dengan lembut menggunakan gembor atau sprayer hingga media tanam lembap merata. Susun polybag dengan jarak 30-40 cm antar polybag agar tanaman mendapat sirkulasi udara yang baik dan tidak saling berebut cahaya matahari.

Menurut modul budidaya pekarangan, budidaya sayuran dalam polybag dapat memanfaatkan berbagai wadah bekas lainnya atau memakai pot yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan anggaran. Perawatan rutin meliputi penyiraman 1-2 kali sehari tergantung cuaca, pemupukan susulan dengan NPK atau pupuk organik cair setiap 2 minggu, pemasangan ajir untuk varietas merambat, dan pengendalian hama seperti kutu daun atau ulat dengan pestisida nabati.

4. Cara Menanam Buncis di Botol Bekas

Cara Menanam Buncis di Botol Bekas (c) Ilustrasi AI

Pemanfaatan botol bekas sebagai media tanam buncis merupakan inovasi ramah lingkungan yang mengurangi sampah plastik sekaligus menghasilkan sayuran segar. Botol air mineral berukuran 1,5 liter atau lebih besar dapat digunakan dengan cara memotongnya secara horizontal atau vertikal. Untuk potongan horizontal, bagian bawah botol digunakan sebagai wadah tanam dengan membuat beberapa lubang drainase menggunakan paku atau solder panas di bagian dasar dan samping.

Media tanam untuk botol bekas harus lebih ringan karena kapasitas volume yang terbatas. Campuran yang direkomendasikan adalah tanah, kompos, dan cocopeat dengan perbandingan 1:1:1. Cocopeat berfungsi menahan kelembapan lebih lama sehingga mengurangi frekuensi penyiraman. Isi botol dengan media tanam hingga 3/4 bagian, padatkan sedikit agar tidak mudah amblas saat disiram.

Karena volume media yang terbatas, sebaiknya hanya tanam 1-2 biji buncis per botol untuk menghindari persaingan nutrisi dan ruang tumbuh. Pilih varietas buncis tipe tegak atau pendek yang tidak memerlukan penyangga tinggi. Buat lubang tanam sedalam 2 cm, masukkan biji yang telah direndam, tutup dengan tanah, dan siram hingga lembap. Letakkan botol di tempat yang mendapat sinar matahari langsung minimal 6 jam per hari.

Perawatan buncis di botol bekas memerlukan perhatian ekstra karena media tanam yang sedikit cepat kering. Lakukan penyiraman 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan volume air secukupnya agar tidak menggenang. Berikan pupuk organik cair dengan konsentrasi setengah dari dosis normal setiap minggu untuk mencegah over-fertilisasi. Meskipun hasilnya tidak sebanyak di pot atau polybag, metode ini sangat cocok untuk edukasi anak-anak tentang berkebun dan pemanfaatan barang bekas.

5. Cara Menanam Buncis di Tanah Terbuka

Cara Menanam Buncis di Tanah Terbuka (c) Ilustrasi AI

Budidaya buncis di tanah terbuka atau lahan konvensional memberikan hasil panen yang lebih maksimal karena ruang tumbuh yang tidak terbatas. Persiapan lahan dimulai dengan pembersihan gulma, batu, dan sisa tanaman sebelumnya. Lakukan pengolahan tanah dengan cara dicangkul atau dibajak sedalam 30-40 cm agar struktur tanah menjadi gembur dan aerasi udara meningkat. Biarkan tanah yang telah diolah terkena sinar matahari selama 3-7 hari untuk proses sterilisasi alami.

Setelah tanah siap, buat bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, dan panjang menyesuaikan lahan yang tersedia. Jarak antar bedengan adalah 40-50 cm untuk jalur drainase dan akses perawatan. Campurkan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10-15 ton per hektar ke dalam bedengan dan ratakan. Tambahkan pupuk dasar berupa NPK dengan dosis 200-300 kg per hektar atau sesuai rekomendasi hasil uji tanah. Biarkan bedengan selama 7-10 hari sebelum penanaman agar pupuk terdekomposisi sempurna.

Sistem penanaman buncis di tanah terbuka menggunakan jarak tanam 40x60 cm untuk varietas merambat atau 30x40 cm untuk varietas tegak. Buat lubang tanam sedalam 3-4 cm dengan tugal atau jari, masukkan 2-3 biji per lubang, tutup dengan tanah, dan padatkan sedikit. Lakukan penyiraman dengan gembor atau sistem irigasi tetes agar kelembapan tanah terjaga. Biji akan berkecambah dalam 5-7 hari dan setelah tanaman berumur 2 minggu, lakukan penjarangan dengan menyisakan 1 tanaman terbaik per lubang.

Perawatan di lahan terbuka meliputi penyiangan gulma setiap 2 minggu, pemupukan susulan pada umur 3 dan 6 minggu setelah tanam dengan Urea dan KCl, pemasangan ajir setinggi 2 meter untuk varietas merambat, dan pengendalian hama penyakit secara terpadu. Penyiraman dilakukan rutin terutama saat fase pembungaan dan pembentukan polong. Panen dapat dilakukan saat polong masih muda dan berwarna hijau segar, biasanya pada umur 60-70 hari setelah tanam dengan interval panen setiap 2-3 hari.

6. Cara Menanam Buncis dari Biji, Batang, dan Akar

Cara Menanam Buncis dari Biji, Batang, dan Akar (c) Ilustrasi AI

Perbanyakan tanaman buncis umumnya dilakukan secara generatif melalui biji karena lebih mudah, cepat, dan menghasilkan tanaman yang seragam. Pilih biji buncis berkualitas dari varietas unggul yang bersertifikat atau dari polong tua yang telah dikeringkan sempurna. Biji yang baik memiliki ciri-ciri berukuran besar, bernas, tidak keriput, bebas hama penyakit, dan memiliki daya kecambah minimal 80%. Sebelum ditanam, rendam biji dalam air hangat bersuhu 40-50°C selama 2-4 jam untuk melunakkan kulit biji dan mempercepat proses imbibisi air yang memicu perkecambahan.

Penanaman dari biji dapat dilakukan langsung di lokasi tanam atau melalui persemaian terlebih dahulu. Metode persemaian cocok untuk menghemat benih dan memudahkan seleksi bibit terbaik. Siapkan tray semai atau polybag kecil berisi media campuran tanah dan kompos 1:1. Tanam biji sedalam 1-2 cm, tutup tipis, dan siram dengan sprayer. Letakkan di tempat teduh dengan kelembapan tinggi. Setelah bibit berumur 10-14 hari atau memiliki 2-3 helai daun sejati, bibit siap dipindahkan ke media tanam permanen dengan hati-hati agar akar tidak rusak.

Perbanyakan buncis dari batang atau stek sebenarnya sangat jarang dilakukan karena tingkat keberhasilannya rendah dan tidak efisien. Tanaman buncis memiliki karakteristik batang yang lunak dan mudah busuk jika distek. Namun jika ingin mencoba, pilih batang muda yang sehat dengan panjang 15-20 cm, potong dengan pisau tajam steril, celupkan ujung potongan ke dalam hormon perangsang akar seperti rootone, lalu tanam di media pasir atau cocopeat steril. Tutup dengan plastik transparan untuk menjaga kelembapan dan letakkan di tempat teduh. Tingkat keberhasilan metode ini sangat rendah sehingga tidak direkomendasikan untuk budidaya komersial.

Perbanyakan dari akar atau pemisahan anakan juga tidak umum dilakukan pada tanaman buncis karena buncis bukan tanaman yang menghasilkan anakan atau tunas dari akar seperti tanaman rimpang. Sistem perakaran buncis adalah akar tunggang yang tidak dapat dipisah-pisahkan untuk perbanyakan. Oleh karena itu, metode perbanyakan terbaik dan paling efektif untuk tanaman buncis tetap melalui biji dengan memperhatikan kualitas benih, teknik penanaman yang tepat, dan perawatan optimal agar menghasilkan tanaman produktif dengan kualitas polong yang baik.

7. Tips Perawatan dan Pemanenan Buncis

Tips Perawatan dan Pemanenan Buncis (c) Ilustrasi AI

Keberhasilan budidaya buncis sangat ditentukan oleh konsistensi perawatan sejak awal penanaman hingga masa panen. Penyiraman merupakan faktor krusial yang harus diperhatikan, terutama pada fase pembungaan dan pembentukan polong. Lakukan penyiraman secara rutin setiap pagi atau sore hari dengan volume air yang cukup untuk menjaga kelembapan tanah tetap stabil. Hindari penyiraman berlebihan yang dapat menyebabkan akar busuk atau penyiraman yang kurang yang membuat tanaman stres dan polong menjadi kecil serta keras.

Pemupukan susulan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman buncis. Berikan pupuk NPK dengan perbandingan seimbang (15:15:15) pada umur 3 minggu setelah tanam dengan dosis 5-10 gram per tanaman. Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman mulai berbunga pada umur 5-6 minggu dengan pupuk yang lebih tinggi kandungan kalium dan fosfornya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas polong. Pupuk organik cair dapat diberikan setiap 2 minggu sekali dengan cara disemprotkan ke daun atau disiramkan ke media tanam.

Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara preventif dan kuratif. Hama utama yang menyerang buncis antara lain kutu daun, ulat polong, thrips, dan tungau. Lakukan monitoring rutin setiap 2-3 hari untuk mendeteksi serangan dini. Pengendalian dapat dilakukan dengan pestisida nabati dari ekstrak daun mimba, bawang putih, atau cabai yang lebih aman untuk kesehatan. Untuk penyakit seperti embun tepung, bercak daun, atau layu fusarium, lakukan sanitasi kebun dengan membuang bagian tanaman yang terinfeksi dan aplikasi fungisida organik atau kimia sesuai dosis anjuran.

Pemanenan buncis dilakukan saat polong masih muda, berwarna hijau segar, dan biji di dalamnya belum membesar sempurna. Waktu panen yang tepat adalah pagi hari setelah embun mengering atau sore hari saat cuaca tidak terlalu panas. Petik polong dengan cara mematahkan tangkai buah menggunakan tangan atau gunting tajam agar tidak merusak cabang tanaman. Panen dilakukan secara bertahap setiap 2-3 hari sekali karena polong tidak matang bersamaan. Satu tanaman buncis dapat dipanen 8-12 kali dengan total produksi 0,5-1 kg per tanaman tergantung varietas dan perawatan.

8. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (c) Ilustrasi AI

1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk panen buncis?

Waktu panen buncis bervariasi tergantung varietas, umumnya berkisar antara 55-70 hari setelah tanam. Varietas buncis tegak cenderung lebih cepat panen sekitar 55-60 hari, sedangkan varietas merambat membutuhkan waktu 65-70 hari. Pemanenan dilakukan secara bertahap setiap 2-3 hari sekali selama 3-4 minggu masa produktif.

2. Apakah buncis bisa ditanam di dataran rendah?

Buncis dapat ditanam di dataran rendah meskipun pertumbuhannya lebih optimal di dataran menengah hingga tinggi. Di dataran rendah dengan suhu lebih panas, pilih varietas yang toleran terhadap suhu tinggi, berikan naungan parsial saat siang hari, dan tingkatkan frekuensi penyiraman untuk menjaga kelembapan tanah agar tanaman tidak stres.

3. Berapa jarak tanam ideal untuk buncis di pot?

Untuk penanaman buncis di pot, gunakan satu pot untuk satu tanaman agar tidak terjadi persaingan nutrisi dan ruang tumbuh. Jika menggunakan pot besar atau container panjang, jarak antar tanaman minimal 30 cm untuk varietas tegak dan 40 cm untuk varietas merambat. Jarak yang cukup memastikan sirkulasi udara baik dan tanaman mendapat cahaya matahari optimal.

4. Apa perbedaan buncis tegak dan buncis merambat?

Buncis tegak memiliki pertumbuhan batang yang terbatas dengan tinggi maksimal 50-60 cm, tidak memerlukan ajir, dan lebih cepat panen sekitar 55-60 hari. Buncis merambat memiliki batang yang terus tumbuh memanjang hingga 2-3 meter, memerlukan ajir atau penyangga, waktu panen lebih lama sekitar 65-70 hari, namun periode panen lebih panjang dan produktivitas lebih tinggi.

5. Bagaimana cara mengatasi buncis yang tidak berbunga?

Buncis yang tidak berbunga biasanya disebabkan oleh kelebihan nitrogen yang membuat pertumbuhan vegetatif berlebihan, kurang sinar matahari, atau suhu terlalu tinggi. Solusinya adalah kurangi pupuk nitrogen, tingkatkan pupuk fosfor dan kalium, pastikan tanaman mendapat sinar matahari minimal 6 jam per hari, dan lakukan penyiraman rutin untuk menjaga kelembapan optimal.

6. Apakah buncis perlu dipangkas?

Pemangkasan pada buncis tidak wajib namun dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas. Untuk varietas merambat, pangkas tunas samping atau cabang yang terlalu rimbun agar energi tanaman terfokus pada batang utama dan pembentukan polong. Buang juga daun tua yang menguning atau terserang penyakit untuk mencegah penyebaran infeksi dan meningkatkan sirkulasi udara.

7. Bisakah buncis ditanam secara hidroponik?

Buncis dapat ditanam secara hidroponik menggunakan sistem NFT (Nutrient Film Technique), sistem wick, atau sistem Dutch bucket. Metode hidroponik memerlukan kontrol nutrisi yang lebih ketat dengan EC 1,8-2,5 mS/cm dan pH 5,5-6,5. Keuntungan hidroponik adalah pertumbuhan lebih cepat, hasil lebih bersih, dan tidak tergantung musim, namun memerlukan investasi awal yang lebih besar dan pengetahuan teknis yang memadai.

Yuk, baca artikel seputar panduan dan cara menarik lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(kpl/vna)

Topik Terkait