Kapanlagi.com - Laos atau lengkuas merupakan tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dimanfaatkan dalam kuliner maupun pengobatan tradisional. Budidaya laos dapat dilakukan dengan berbagai metode mulai dari penanaman di tanah terbuka hingga sistem modern seperti hidroponik.
Cara menanam laos sebenarnya cukup mudah dan dapat disesuaikan dengan lahan yang tersedia, baik di pekarangan rumah menggunakan pot atau polybag, maupun di lahan pertanian yang lebih luas. Tanaman ini tergolong adaptif dan tidak memerlukan perawatan yang rumit sehingga cocok untuk pemula.
Pemilihan metode penanaman yang tepat akan sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas rimpang laos yang dihasilkan. Setiap teknik budidaya memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri yang perlu dipahami sebelum memulai penanaman.
Laos atau lengkuas (Alpinia galanga) adalah tanaman rimpang dari famili Zingiberaceae yang tumbuh subur di daerah tropis. Tanaman ini memiliki batang semu yang terbentuk dari pelepah daun yang saling menutupi, dengan tinggi mencapai 1,5 hingga 2 meter. Rimpang laos berwarna putih kekuningan dengan aroma khas yang tajam dan rasa sedikit pedas.
Syarat tumbuh optimal untuk laos meliputi iklim tropis dengan curah hujan 2.000-4.000 mm per tahun dan suhu udara 25-35 derajat Celsius. Tanaman ini menyukai kondisi lembap namun tidak tergenang air, sehingga drainase tanah menjadi faktor penting dalam budidayanya. Ketinggian tempat yang ideal berkisar antara 0-1.200 meter di atas permukaan laut.
Jenis tanah yang cocok untuk budidaya laos adalah tanah gembur, subur, dan kaya bahan organik dengan pH antara 5,5-7,5. Tekstur tanah yang baik memungkinkan rimpang berkembang dengan sempurna dan memudahkan proses pemanenan. Laos juga membutuhkan sinar matahari yang cukup, meskipun dapat tumbuh di tempat yang agak teduh dengan naungan 30-50 persen.
Pemilihan bibit berkualitas sangat menentukan keberhasilan budidaya laos. Bibit dapat berasal dari rimpang, tunas batang, atau bahkan biji meskipun perbanyakan generatif jarang dilakukan karena membutuhkan waktu lebih lama. Rimpang yang baik untuk bibit adalah yang berukuran sedang, sehat, tidak busuk, dan memiliki minimal 2-3 mata tunas.
Penanaman laos dari rimpang merupakan metode yang paling umum dan efektif karena tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Persiapan dimulai dengan memilih rimpang yang sehat, berumur minimal 10 bulan, dan memiliki mata tunas yang jelas terlihat.
Metode penanaman dari rimpang ini dapat diterapkan baik di tanah terbuka, pot, maupun polybag dengan penyesuaian ukuran wadah dan komposisi media tanam. Keberhasilan penanaman sangat bergantung pada kualitas bibit dan kondisi lingkungan tumbuh yang sesuai.
Perbanyakan laos dari batang atau tunas merupakan alternatif yang praktis terutama ketika rimpang sulit didapatkan. Metode ini memanfaatkan anakan atau tunas yang tumbuh di sekitar tanaman induk yang sudah dewasa.
Cara menanam laos dari batang atau tunas ini sangat cocok diterapkan untuk memperbanyak tanaman dalam jumlah banyak dengan biaya minimal. Tingkat keberhasilan metode ini cukup tinggi asalkan dilakukan dengan teknik yang benar dan perawatan yang konsisten.
Budidaya laos di pot atau polybag menjadi solusi praktis bagi mereka yang memiliki lahan terbatas seperti di pekarangan rumah atau area perkotaan. Metode ini memungkinkan kontrol yang lebih baik terhadap media tanam dan perawatan tanaman.
Pemilihan wadah yang tepat sangat penting untuk keberhasilan budidaya laos dalam pot atau polybag. Gunakan pot atau polybag berukuran minimal 40 cm (diameter) x 50 cm (tinggi) atau polybag ukuran 50 kg untuk memberikan ruang yang cukup bagi perkembangan rimpang. Pastikan wadah memiliki lubang drainase yang baik di bagian bawah untuk mencegah genangan air yang dapat menyebabkan pembusukan rimpang.
Komposisi media tanam untuk pot atau polybag sebaiknya lebih ringan dan poros dibandingkan penanaman di tanah terbuka. Campuran ideal terdiri dari tanah, kompos matang, sekam padi atau cocopeat, dan pasir dengan perbandingan 2:2:1:1. Media ini memberikan aerasi yang baik, drainase optimal, dan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan laos. Tambahkan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 20-30% dari total volume media untuk meningkatkan kesuburan.
Proses penanaman dimulai dengan mengisi wadah dengan media tanam hingga 3/4 bagian, kemudian buat lubang di tengah sedalam 5-8 cm. Masukkan rimpang atau tunas laos dengan posisi mata tunas menghadap ke atas, tutup dengan media tanam setebal 3-5 cm. Siram hingga media lembap merata namun tidak becek. Letakkan pot di tempat yang mendapat sinar matahari minimal 6 jam per hari namun tidak terlalu terik.
Perawatan laos di pot atau polybag memerlukan perhatian lebih intensif dibandingkan di tanah terbuka. Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari tergantung kondisi cuaca, lebih sering saat musim kemarau dan dikurangi saat musim hujan. Pemupukan susulan diberikan setiap 2-3 minggu sekali menggunakan pupuk organik cair atau pupuk NPK dengan dosis rendah. Lakukan penyiangan gulma secara berkala dan tambahkan media tanam baru jika terjadi penurunan permukaan akibat pemadatan.
Budidaya laos secara hidroponik merupakan inovasi modern yang mulai dikembangkan meskipun belum sepopuler tanaman sayuran hidroponik. Sistem ini menawarkan efisiensi penggunaan air, kontrol nutrisi yang lebih baik, dan hasil panen yang lebih bersih.
Sistem hidroponik yang cocok untuk laos adalah Deep Flow Technique (DFT) atau sistem wick yang memungkinkan akar terendam sebagian dalam larutan nutrisi. Berbeda dengan tanaman sayuran daun, laos membutuhkan media tanam pendukung yang lebih kokoh untuk menopang pertumbuhan batang dan rimpang. Media yang dapat digunakan antara lain campuran cocopeat, sekam bakar, dan hidroton dengan perbandingan 2:1:1.
Persiapan bibit untuk hidroponik dimulai dengan menyemai rimpang kecil atau tunas muda dalam netpot berukuran besar (diameter minimal 15 cm). Isi netpot dengan media tanam hidroponik hingga 3/4 bagian, tanam rimpang dengan kedalaman 3-5 cm. Letakkan netpot pada sistem hidroponik yang sudah disiapkan dengan larutan nutrisi AB mix khusus tanaman rimpang dengan EC 1,5-2,0 mS/cm dan pH 5,5-6,5.
Nutrisi hidroponik untuk laos harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada fase vegetatif (0-3 bulan), gunakan formulasi dengan nitrogen lebih tinggi untuk mendorong pertumbuhan daun dan batang. Pada fase generatif (3-8 bulan), tingkatkan kandungan fosfor dan kalium untuk pembentukan rimpang yang optimal. Ganti larutan nutrisi setiap 2 minggu sekali dan monitor EC serta pH secara rutin.
Meskipun cara menanam laos secara hidroponik masih dalam tahap pengembangan, metode ini menunjukkan potensi untuk menghasilkan rimpang yang lebih bersih dan bebas dari kontaminasi tanah. Tantangan utama adalah menjaga stabilitas tanaman yang cukup besar dan berat serta memastikan pembentukan rimpang yang optimal tanpa media tanah.
Penanaman laos di tanah terbuka merupakan metode konvensional yang paling banyak dilakukan oleh petani karena memberikan hasil panen rimpang yang lebih besar dan berkualitas. Metode ini cocok untuk budidaya skala komersial dengan lahan yang cukup luas.
Persiapan lahan dimulai dengan pembersihan area dari gulma, sisa tanaman, dan sampah organik lainnya. Lakukan pengolahan tanah dengan cara dibajak atau dicangkul sedalam 30-40 cm untuk menggemburkan struktur tanah dan memperbaiki aerasi. Biarkan tanah terbuka selama 1-2 minggu agar terkena sinar matahari yang dapat membunuh patogen dan hama tanah. Setelah itu, buat bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, dan panjang menyesuaikan lahan dengan jarak antar bedengan 50-60 cm untuk memudahkan drainase dan perawatan.
Aplikasi pupuk dasar sangat penting untuk menyediakan nutrisi awal bagi pertumbuhan laos. Taburkan pupuk kandang matang atau kompos sebanyak 15-20 ton per hektar secara merata di atas bedengan, kemudian campurkan dengan tanah. Tambahkan pupuk NPK (15:15:15) sebanyak 200-300 kg per hektar dan dolomit 1-2 ton per hektar untuk memperbaiki pH tanah. Biarkan bedengan selama 1-2 minggu sebelum penanaman agar pupuk tercampur sempurna dengan tanah.
Proses penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam pada bedengan dengan jarak 60 x 60 cm atau 80 x 80 cm tergantung kesuburan tanah dan varietas laos. Kedalaman lubang sekitar 10-15 cm dengan diameter 15-20 cm. Masukkan rimpang bibit dengan posisi mata tunas menghadap ke atas, tutup dengan tanah gembur setebal 5-8 cm. Padatkan tanah di sekitar lubang tanam secara perlahan agar rimpang tidak bergeser namun tidak terlalu padat yang dapat menghambat pertumbuhan tunas.
Perawatan tanaman laos di tanah terbuka meliputi penyiraman, pemupukan susulan, penyiangan, dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan terutama pada musim kemarau dengan frekuensi 2-3 kali seminggu atau disesuaikan dengan kondisi kelembapan tanah. Pemupukan susulan pertama diberikan pada umur 2 bulan setelah tanam menggunakan pupuk NPK (15:15:15) sebanyak 200 kg per hektar, pemupukan kedua pada umur 4 bulan dengan dosis yang sama. Lakukan penyiangan gulma secara berkala setiap 3-4 minggu sekali dan pembumbunan untuk menutup rimpang yang muncul ke permukaan tanah.
Laos dapat dipanen setelah berumur 8-12 bulan tergantung varietas dan kondisi perawatan. Untuk konsumsi rumah tangga, rimpang sudah dapat dipanen pada umur 8 bulan meskipun ukurannya belum maksimal. Namun untuk tujuan komersial, sebaiknya dipanen pada umur 10-12 bulan saat rimpang sudah mencapai ukuran optimal dengan aroma dan rasa yang kuat. Ciri laos siap panen adalah daun mulai menguning dan mengering, serta rimpang sudah berukuran besar dengan kulit yang keras.
Secara teknis laos dapat ditanam dari biji, namun metode ini sangat jarang dilakukan karena membutuhkan waktu yang sangat lama hingga menghasilkan rimpang yang dapat dipanen, yaitu sekitar 2-3 tahun. Selain itu, biji laos sulit didapatkan karena tanaman ini lebih sering diperbanyak secara vegetatif melalui rimpang atau tunas. Perbanyakan dari rimpang lebih efisien, cepat, dan menghasilkan tanaman dengan sifat yang sama persis dengan induknya.
Media tanam terbaik untuk laos di pot adalah campuran tanah, kompos matang, sekam padi atau cocopeat, dan pasir dengan perbandingan 2:2:1:1. Komposisi ini memberikan struktur yang gembur, drainase yang baik, aerasi optimal, dan kandungan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan laos. Pastikan media tanam steril dan bebas dari hama penyakit dengan cara menjemur atau mengukus terlebih dahulu sebelum digunakan. Tambahkan pupuk kandang matang sebanyak 20-30% untuk meningkatkan kesuburan media.
Untuk menghasilkan rimpang laos yang besar, berikan pemupukan yang cukup terutama pupuk yang mengandung fosfor dan kalium tinggi pada fase generatif. Lakukan pembumbunan secara berkala untuk menutup rimpang yang muncul ke permukaan dan merangsang pembentukan rimpang baru. Pastikan penyiraman cukup namun tidak berlebihan, jaga kelembapan tanah tetap stabil. Lakukan penyiangan gulma secara rutin agar tidak terjadi kompetisi nutrisi, dan berikan jarak tanam yang cukup agar rimpang memiliki ruang untuk berkembang optimal.
Laos dapat ditanam secara hidroponik meskipun belum sepopuler tanaman sayuran hidroponik lainnya. Sistem yang cocok adalah Deep Flow Technique (DFT) atau sistem wick dengan media pendukung seperti cocopeat, sekam bakar, dan hidroton. Tantangan utama adalah menjaga stabilitas tanaman yang cukup besar dan memastikan pembentukan rimpang yang optimal tanpa media tanah. Nutrisi harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman rimpang dengan EC 1,5-2,0 mS/cm dan pH 5,5-6,5. Metode ini masih dalam tahap pengembangan namun menunjukkan potensi untuk menghasilkan rimpang yang lebih bersih.
Hama yang sering menyerang laos antara lain ulat penggerek batang, kutu daun, dan belalang yang memakan daun. Penyakit yang umum adalah busuk rimpang akibat jamur Pythium atau Fusarium, terutama pada kondisi tanah yang terlalu lembab atau tergenang air. Layu bakteri juga dapat menyerang terutama pada musim hujan. Pengendalian dapat dilakukan secara preventif dengan menjaga sanitasi kebun, drainase yang baik, dan rotasi tanaman. Gunakan pestisida organik seperti ekstrak daun mimba atau pestisida kimia sesuai dosis anjuran jika serangan sudah parah.
Jarak tanam ideal untuk laos di tanah terbuka adalah 60 x 60 cm hingga 80 x 80 cm tergantung kesuburan tanah dan varietas yang ditanam. Pada tanah yang subur dengan pemupukan intensif, jarak 60 x 60 cm sudah cukup dan dapat menghasilkan populasi sekitar 27.000 tanaman per hektar. Untuk tanah yang kurang subur atau varietas yang tumbuh besar, gunakan jarak 80 x 80 cm dengan populasi sekitar 15.000 tanaman per hektar. Jarak tanam yang tepat memastikan setiap tanaman mendapat cahaya, nutrisi, dan ruang tumbuh yang optimal untuk menghasilkan rimpang berkualitas.
Yuk, baca artikel seputar panduan dan cara menarik lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?