Cara Menanam Merica: Panduan Lengkap dari Pembibitan hingga Panen

Kapanlagi.com - Merica atau lada merupakan salah satu komoditas rempah unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman merambat ini telah menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak petani di berbagai daerah. Memahami cara menanam merica yang benar menjadi kunci keberhasilan dalam menghasilkan panen berkualitas ekspor.

Budidaya merica memerlukan perhatian khusus mulai dari pemilihan bibit hingga teknik perawatan yang tepat. Tanaman ini dapat tumbuh optimal pada kondisi iklim tropis dengan curah hujan yang cukup. Proses penanaman yang sistematis akan menghasilkan produktivitas tinggi dan kualitas buah yang baik.

Keberhasilan dalam menanam merica tidak hanya bergantung pada teknik budidaya semata. Pemahaman tentang karakteristik tanaman, kebutuhan nutrisi, dan pengendalian hama penyakit juga sangat penting. Artikel ini akan membahas secara lengkap tahapan cara menanam merica dari awal hingga siap panen.

1 dari 8 halaman

1. Mengenal Tanaman Merica dan Syarat Tumbuhnya

Mengenal Tanaman Merica dan Syarat Tumbuhnya (c) Ilustrasi AI

Tanaman merica atau lada (Piper nigrum) adalah tanaman merambat tahunan yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Tanaman ini memiliki batang yang fleksibel dan membutuhkan tiang panjatan untuk tumbuh optimal. Merica dapat mencapai ketinggian hingga 4 meter dengan sistem perakaran yang kuat untuk menyerap nutrisi dari tanah.

Syarat tumbuh merica yang ideal meliputi ketinggian tempat antara 0-1200 meter di atas permukaan laut dengan suhu optimal 20-34 derajat Celsius. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan sekitar 2000-3000 mm yang terdistribusi merata sepanjang tahun. Kelembaban udara yang dibutuhkan berkisar antara 70-80 persen untuk pertumbuhan vegetatif yang maksimal.

Kondisi tanah yang sesuai untuk budidaya merica adalah tanah gembur dengan pH antara 5,5-6,5 dan memiliki drainase yang baik. Tanah harus kaya akan bahan organik dan memiliki struktur yang mampu menahan air tanpa menyebabkan genangan. Pemilihan lokasi yang mendapat sinar matahari penuh namun terlindung dari angin kencang sangat penting untuk pertumbuhan optimal.

Tanaman merica membutuhkan paparan sinar matahari minimal 6-8 jam per hari untuk proses fotosintesis yang optimal. Lokasi penanaman sebaiknya memiliki akses air yang memadai untuk kebutuhan irigasi terutama pada musim kemarau. Sistem drainase yang baik akan mencegah akar tanaman dari pembusukan akibat genangan air yang berlebihan.

2. Persiapan Lahan dan Media Tanam

Persiapan lahan merupakan tahap awal yang menentukan keberhasilan budidaya merica. Lahan harus dibersihkan dari gulma, semak belukar, dan sisa tanaman lain yang dapat mengganggu pertumbuhan. Pembersihan lahan dilakukan secara menyeluruh untuk mencegah kompetisi nutrisi dan serangan hama penyakit dari sisa tanaman sebelumnya.

Pengolahan tanah dilakukan dengan membajak atau mencangkul hingga kedalaman 30-40 cm agar tanah menjadi gembur. Tanah yang gembur akan memudahkan penetrasi akar dan meningkatkan aerasi tanah. Setelah pengolahan, tanah dibiarkan selama 2-3 minggu agar terkena sinar matahari yang dapat membunuh patogen dan hama tanah.

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan ukuran 50x50x50 cm dengan jarak tanam 2,5-3 meter antar lubang. Jarak tanam yang tepat memberikan ruang cukup bagi tanaman untuk tumbuh dan memudahkan perawatan. Lubang tanam diisi dengan campuran tanah galian, pupuk kandang matang, dan kompos dengan perbandingan 2:1:1 untuk menyediakan nutrisi awal yang cukup.

Pemasangan tiang panjatan harus dilakukan sebelum penanaman bibit merica. Tiang panjatan dapat berupa kayu hidup seperti gamal atau dadap, maupun tiang mati dari bambu atau kayu keras. Tinggi tiang panjatan ideal adalah 3-4 meter dengan diameter minimal 10 cm agar kuat menopang tanaman merica yang sudah dewasa.

3. Pemilihan dan Penyiapan Bibit Merica

Pemilihan bibit berkualitas menjadi faktor penentu produktivitas tanaman merica di masa mendatang. Bibit dapat diperoleh melalui dua cara yaitu secara generatif dari biji atau vegetatif melalui stek batang. Metode vegetatif lebih banyak dipilih karena tanaman dapat berbuah lebih cepat dan memiliki sifat yang sama dengan induknya.

  1. Bibit dari Stek Batang: Pilih tanaman induk yang sehat, produktif, dan bebas dari hama penyakit dengan umur minimal 2 tahun. Potong sulur panjat yang sudah berkayu dengan panjang 3-4 ruas atau sekitar 25-30 cm. Pastikan setiap stek memiliki minimal 2-3 mata tunas yang sehat dan aktif untuk pertumbuhan optimal.
  2. Persiapan Stek: Rendam bagian pangkal stek dalam larutan hormon perangsang akar selama 15-30 menit untuk mempercepat pembentukan akar. Tanam stek dalam polybag berisi media campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam dengan perbandingan 2:1:1. Letakkan polybag di tempat teduh dengan kelembaban tinggi selama 2-3 bulan hingga akar terbentuk sempurna.
  3. Bibit dari Biji: Pilih buah merica yang sudah matang penuh berwarna merah cerah dari tanaman induk yang produktif. Cuci bersih biji dan keringkan di tempat teduh selama 1-2 hari sebelum disemai. Semai biji dalam bedengan atau polybag dengan kedalaman 1-2 cm dan jaga kelembaban media hingga biji berkecambah dalam 20-30 hari.
  4. Perawatan Bibit: Siram bibit secara teratur setiap pagi dan sore hari untuk menjaga kelembaban media tanam. Berikan naungan 50-70 persen untuk melindungi bibit dari sinar matahari langsung yang terlalu terik. Lakukan penyiangan gulma secara berkala dan aplikasi pupuk daun dengan konsentrasi rendah setiap 2 minggu sekali.
  5. Seleksi Bibit Siap Tanam: Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah berumur 3-4 bulan dengan tinggi minimal 30-40 cm. Pilih bibit yang memiliki batang kokoh, daun hijau segar, dan sistem perakaran yang baik. Bibit yang lemah atau terserang hama penyakit harus disingkirkan untuk menjamin keberhasilan penanaman.

4. Teknik Penanaman Merica yang Benar

Teknik Penanaman Merica yang Benar (c) Ilustrasi AI

Waktu penanaman merica yang ideal adalah pada awal musim hujan agar bibit mendapat pasokan air yang cukup untuk pertumbuhan awal. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari stres pada bibit akibat suhu tinggi. Kondisi cuaca yang mendung atau gerimis sangat baik untuk proses penanaman karena mengurangi penguapan.

  1. Persiapan Lubang Tanam: Pastikan lubang tanam yang telah disiapkan sebelumnya sudah terisi penuh dengan campuran media tanam dan pupuk dasar. Buat lubang kecil di tengah lubang tanam sesuai ukuran polybag bibit. Siram lubang tanam hingga basah untuk memudahkan adaptasi akar bibit dengan media baru.
  2. Proses Penanaman: Keluarkan bibit dari polybag dengan hati-hati agar akar tidak rusak atau putus. Masukkan bibit ke dalam lubang tanam dengan posisi tegak lurus dan pastikan leher akar sejajar dengan permukaan tanah. Timbun dengan tanah sambil dipadatkan secara perlahan agar tidak ada rongga udara di sekitar akar.
  3. Pengikatan pada Tiang Panjat: Ikat batang bibit merica pada tiang panjatan menggunakan tali rafia atau bahan lunak lainnya. Ikatan tidak boleh terlalu kencang agar tidak melukai batang yang masih muda. Arahkan pertumbuhan sulur mengikuti tiang panjatan dengan pola melingkar searah jarum jam.
  4. Penyiraman Awal: Siram bibit yang baru ditanam dengan air secukupnya hingga media tanam basah merata. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari selama 2 minggu pertama. Setelah itu frekuensi penyiraman dapat dikurangi menjadi 2-3 kali seminggu tergantung kondisi cuaca dan kelembaban tanah.
  5. Pemasangan Mulsa: Tutup permukaan tanah di sekitar tanaman dengan mulsa organik seperti jerami atau daun kering setebal 5-10 cm. Mulsa berfungsi menjaga kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan menambah bahan organik tanah. Jarak mulsa dengan batang tanaman minimal 10 cm untuk mencegah kelembaban berlebih pada pangkal batang.

5. Perawatan dan Pemupukan Tanaman Merica

Perawatan dan Pemupukan Tanaman Merica (c) Ilustrasi AI

Perawatan intensif diperlukan untuk menghasilkan tanaman merica yang produktif dan berkualitas tinggi. Pemeliharaan rutin meliputi penyiraman, penyiangan, pemangkasan, dan pengendalian hama penyakit. Konsistensi dalam perawatan akan menentukan tingkat produktivitas dan umur ekonomis tanaman merica.

Penyiraman dilakukan secara teratur terutama pada musim kemarau untuk menjaga kelembaban tanah tetap optimal. Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca dan fase pertumbuhan tanaman. Tanaman muda membutuhkan penyiraman lebih sering dibandingkan tanaman dewasa yang sudah memiliki sistem perakaran kuat.

Penyiangan gulma dilakukan setiap 2-3 minggu sekali atau sesuai kebutuhan untuk menghindari kompetisi nutrisi dan air. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman harus dicabut hingga ke akarnya agar tidak tumbuh kembali. Area bersih di sekitar tanaman juga mengurangi kelembaban berlebih yang dapat memicu perkembangan penyakit.

Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman dan merangsang pertumbuhan cabang produktif. Cabang yang terlalu rimbun, sakit, atau tidak produktif harus dipangkas secara berkala. Pemangkasan juga memudahkan sirkulasi udara dan penetrasi sinar matahari ke seluruh bagian tanaman.

Program pemupukan merica harus dilakukan secara teratur dan seimbang sesuai kebutuhan tanaman pada setiap fase pertumbuhan. Pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos diberikan setiap 6 bulan sekali dengan dosis 10-15 kg per tanaman. Pupuk anorganik diberikan dengan formula NPK yang disesuaikan dengan umur dan kondisi tanaman untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan generatif.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian Hama dan Penyakit (c) Ilustrasi AI

Serangan hama dan penyakit dapat menurunkan produktivitas bahkan menyebabkan kematian tanaman merica jika tidak ditangani dengan tepat. Pengendalian harus dilakukan secara terpadu dengan menggabungkan metode preventif dan kuratif. Monitoring rutin terhadap kondisi tanaman sangat penting untuk deteksi dini serangan hama dan penyakit.

  1. Penyakit Busuk Pangkal Batang: Disebabkan oleh jamur Phytophthora capsici yang menyerang pangkal batang dan akar tanaman. Gejala awal berupa layu mendadak, daun menguning, dan pangkal batang membusuk berwarna coklat kehitaman. Pengendalian dilakukan dengan sanitasi kebun, drainase yang baik, dan aplikasi fungisida berbahan aktif metalaksil atau fosetil aluminium.
  2. Penyakit Busuk Buah: Menyerang buah merica yang sedang berkembang menyebabkan buah membusuk dan gugur sebelum matang. Penyakit ini berkembang pesat pada kondisi kelembaban tinggi dan curah hujan tinggi. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan untuk meningkatkan sirkulasi udara dan penyemprotan fungisida berbahan tembaga pada masa pembungaan dan pembuahan.
  3. Hama Penggerek Batang: Larva kumbang penggerek membuat lubang pada batang dan sulur tanaman merica. Serangan berat dapat menyebabkan batang patah dan tanaman mati. Pengendalian mekanis dilakukan dengan memotong bagian yang terserang dan memusnahkannya, sementara pengendalian kimiawi menggunakan insektisida sistemik.
  4. Hama Kutu Putih: Menyerang daun dan sulur muda dengan cara menghisap cairan tanaman menyebabkan daun keriting dan pertumbuhan terhambat. Populasi kutu putih berkembang cepat pada musim kemarau. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif imidakloprid atau dengan predator alami seperti kepik.
  5. Nematoda Akar: Menyerang sistem perakaran menyebabkan pembengkakan akar dan gangguan penyerapan nutrisi. Tanaman yang terserang menunjukkan gejala pertumbuhan kerdil dan daun menguning. Pencegahan dilakukan dengan penggunaan bibit sehat, rotasi tanaman, dan aplikasi nematisida organik atau kimia pada lubang tanam.

7. Pemanenan dan Pasca Panen Merica

Tanaman merica mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah tanam dengan produktivitas yang terus meningkat hingga umur 7-8 tahun. Pemanenan dilakukan ketika buah telah mencapai tingkat kematangan yang sesuai dengan jenis produk yang diinginkan. Merica hitam dipanen saat buah mulai berwarna merah pada beberapa bagian tandan, sedangkan merica putih dipanen saat buah benar-benar matang berwarna merah penuh.

Teknik pemanenan yang benar sangat mempengaruhi kualitas dan harga jual merica. Petik seluruh tandan buah dengan cara memotong tangkai menggunakan gunting atau pisau tajam. Hindari memetik buah secara individual karena akan merusak tandan dan menurunkan efisiensi panen. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah embun kering untuk menghindari kontaminasi jamur.

Proses pasca panen merica hitam dimulai dengan perontokan buah dari tangkai tandan. Buah kemudian direbus dalam air mendidih selama 3-5 menit untuk mempercepat proses pengeringan dan memberikan warna hitam yang khas. Setelah direbus, buah dijemur di bawah sinar matahari selama 3-5 hari hingga kadar air mencapai 12-14 persen dengan ciri kulit buah mengkerut dan berwarna hitam.

Pengolahan merica putih memerlukan proses yang lebih panjang dibandingkan merica hitam. Buah yang sudah matang penuh direndam dalam air mengalir atau karung selama 7-10 hari hingga kulit luar membusuk. Setelah itu kulit dikupas dengan cara diremas-remas dalam air hingga bersih tersisa biji putih. Biji putih kemudian dijemur hingga kering dengan kadar air 12-14 persen.

Penyimpanan merica kering harus dilakukan dalam wadah tertutup rapat dan kedap udara untuk menjaga kualitas dan aroma. Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan terlindung dari sinar matahari langsung. Merica yang disimpan dengan baik dapat bertahan hingga 1-2 tahun tanpa mengalami penurunan kualitas yang signifikan. Sortasi dan grading dilakukan sebelum pengemasan untuk memisahkan merica berdasarkan ukuran dan kualitas sesuai standar pasar.

8. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (c) Ilustrasi AI

1. Berapa lama tanaman merica mulai berbuah setelah ditanam?

Tanaman merica umumnya mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah tanam tergantung pada jenis bibit dan perawatan yang diberikan. Bibit dari stek batang cenderung lebih cepat berbuah dibandingkan bibit dari biji. Produktivitas optimal dicapai pada umur 7-8 tahun dengan perawatan intensif dan pemupukan yang teratur.

2. Apakah merica bisa ditanam dalam pot atau polybag?

Merica dapat ditanam dalam pot atau polybag berukuran besar minimal diameter 40-50 cm untuk pekarangan sempit. Gunakan media tanam yang gembur dan kaya bahan organik dengan drainase yang baik. Tanaman merica dalam pot memerlukan perawatan lebih intensif terutama dalam hal penyiraman dan pemupukan karena keterbatasan media tumbuh.

3. Berapa jarak tanam ideal untuk budidaya merica?

Jarak tanam ideal untuk merica adalah 2,5-3 meter antar tanaman dalam sistem monokultur. Jarak ini memberikan ruang cukup untuk pertumbuhan tajuk dan memudahkan perawatan serta pemanenan. Pada sistem tumpang sari dengan tanaman lain, jarak tanam dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis tanaman pendamping.

4. Apa perbedaan merica hitam dan merica putih?

Perbedaan utama terletak pada tingkat kematangan buah saat panen dan proses pengolahannya. Merica hitam dipanen saat buah belum matang penuh kemudian direbus dan dijemur dengan kulitnya, sedangkan merica putih dipanen saat matang penuh lalu kulitnya dikupas sebelum dijemur. Merica putih memiliki rasa lebih halus dan harga jual lebih tinggi.

5. Bagaimana cara mengatasi tanaman merica yang tidak berbuah?

Tanaman merica yang tidak berbuah dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi, kurang sinar matahari, atau serangan hama penyakit. Lakukan pemupukan berimbang dengan penambahan pupuk kalium dan fosfor untuk merangsang pembungaan. Pastikan tanaman mendapat sinar matahari cukup dan lakukan pemangkasan untuk merangsang pertumbuhan cabang produktif.

6. Berapa kali pemanenan merica dalam setahun?

Tanaman merica umumnya dapat dipanen 2-3 kali dalam setahun tergantung pada kondisi iklim dan perawatan. Panen raya biasanya terjadi pada bulan tertentu sesuai pola musim di daerah setempat. Interval antar panen berkisar 2-3 bulan dengan produktivitas yang bervariasi pada setiap periode panen.

7. Apa saja pupuk yang dibutuhkan tanaman merica?

Tanaman merica membutuhkan pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos sebanyak 10-15 kg per tanaman setiap 6 bulan. Pupuk anorganik NPK diberikan dengan dosis yang disesuaikan umur tanaman, untuk tanaman muda 100-200 gram per tanaman sedangkan tanaman dewasa 300-500 gram per aplikasi. Pemupukan dilakukan 3-4 kali setahun dengan komposisi yang disesuaikan fase pertumbuhan vegetatif atau generatif.

(kpl/fed)

Topik Terkait