Kapanlagi.com - Okra merupakan tanaman sayuran yang semakin populer di Indonesia karena kandungan nutrisinya yang tinggi dan mudah dibudidayakan. Tanaman dengan nama latin Abelmoschus esculentus ini dapat tumbuh dengan baik di iklim tropis dan menghasilkan buah yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Cara menanam okra sebenarnya tidak terlalu rumit, bahkan cocok untuk pemula yang baru memulai berkebun.
Keunggulan okra terletak pada kemampuan adaptasinya yang baik terhadap berbagai kondisi lahan. Tanaman ini dapat ditanam di lahan terbuka maupun dalam pot atau polybag, sehingga sangat fleksibel untuk berbagai skala budidaya. Dengan perawatan yang tepat, okra dapat dipanen dalam waktu relatif singkat, sekitar 50-60 hari setelah tanam.
Melansir dari Website Resmi Jogja Benih D.I. Yogyakarta, budidaya okra memerlukan perhatian khusus pada jarak tanam yang dianjurkan yaitu 90-125 cm untuk hasil optimal. Pemahaman tentang teknik penanaman yang benar akan membantu petani atau hobiis mendapatkan hasil panen yang maksimal dengan kualitas buah yang baik.
Persiapan lahan merupakan tahap awal yang sangat penting dalam cara menanam okra. Lahan yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dari gulma dan tanaman liar yang dapat mengganggu pertumbuhan okra. Tanah perlu diolah hingga gembur dengan cara dicangkul atau dibajak agar akar tanaman dapat berkembang dengan baik dan penyerapan nutrisi menjadi optimal.
Untuk penanaman di lahan terbuka, buatlah bedengan dengan lebar sekitar 90-100 cm dan tinggi 20-30 cm. Bedengan berfungsi untuk mengatur drainase air dan memudahkan perawatan tanaman. Jarak antar bedengan sebaiknya 40-50 cm agar sirkulasi udara lancar dan memudahkan akses saat pemeliharaan. Tanah pada bedengan dicampur dengan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1 untuk meningkatkan kesuburan.
Bagi yang ingin menanam okra dalam pot atau polybag, pilihlah wadah dengan diameter minimal 30 cm dan kedalaman 40 cm. Media tanam untuk pot dapat dibuat dari campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Pastikan pot memiliki lubang drainase yang cukup untuk mencegah genangan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar.
Tingkat keasaman tanah atau pH yang ideal untuk pertumbuhan okra adalah 6,0-6,8. Jika pH tanah terlalu rendah, dapat ditambahkan kapur pertanian untuk menetralkannya. Setelah media tanam siap, diamkan selama 3-7 hari sebelum penanaman agar pupuk organik terdekomposisi dengan sempurna dan tidak merusak benih yang akan ditanam.
Pemilihan benih berkualitas menjadi kunci keberhasilan dalam budidaya okra. Pilihlah benih yang berasal dari varietas unggul, memiliki daya kecambah tinggi, dan bebas dari hama penyakit. Benih okra yang baik memiliki ukuran seragam, berwarna cokelat kehitaman, dan tidak keriput. Hindari menggunakan benih yang sudah terlalu lama disimpan karena dapat menurunkan persentase perkecambahan.
Sebelum disemai, benih okra sebaiknya direndam dalam air hangat selama 4-6 jam untuk mempercepat proses perkecambahan. Perendaman ini akan melunakkan kulit benih yang keras sehingga memudahkan calon tunas untuk keluar. Setelah direndam, tiriskan benih dan biarkan hingga permukaannya tidak terlalu basah sebelum ditanam.
Penyemaian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung di lahan tanam atau melalui persemaian terlebih dahulu. Untuk persemaian, gunakan polybag kecil atau tray semai dengan media campuran tanah dan kompos. Benih disebar merata dan ditutup tipis dengan tanah, kemudian disiram secara perlahan. Bibit yang disemai akan siap dipindah tanam setelah berumur 21 hari atau memiliki 3-4 helai daun sejati.
Cara menanam okra secara langsung dapat dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam 2-3 cm pada bedengan atau pot yang telah disiapkan. Masukkan 2-3 benih per lubang, kemudian tutup dengan tanah tipis dan siram dengan hati-hati. Metode penanaman langsung ini lebih praktis dan mengurangi risiko stres pada tanaman akibat pemindahan, namun memerlukan lebih banyak benih.
Melansir dari Website Resmi Jogja Benih D.I. Yogyakarta, benih okra yang disemai akan siap dipindah ke lahan tanam setelah berumur 21 hari. Pemindahan pada umur yang tepat ini memastikan bibit sudah cukup kuat untuk beradaptasi dengan lingkungan baru namun belum terlalu besar sehingga risiko kerusakan akar minimal.
Perawatan rutin sangat menentukan keberhasilan budidaya okra. Penyiraman dilakukan secara teratur, terutama pada fase awal pertumbuhan hingga tanaman berumur 2 minggu. Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca, pada musim kering dapat dilakukan 1-2 kali sehari, sedangkan saat musim hujan cukup memastikan drainase berjalan baik. Tanaman okra membutuhkan kelembaban yang cukup namun tidak tahan terhadap genangan air.
Penyiangan gulma perlu dilakukan secara berkala, minimal 2 minggu sekali atau saat gulma mulai tumbuh di sekitar tanaman. Gulma dapat menjadi pesaing dalam penyerapan nutrisi, air, dan cahaya matahari. Lakukan penyiangan dengan hati-hati menggunakan kored atau cangkul kecil agar tidak merusak akar okra yang relatif dangkal. Sisa gulma dapat dijadikan mulsa organik di sekitar tanaman.
Pemupukan susulan diberikan untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman okra. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam menggunakan pupuk NPK dengan dosis 5-10 gram per tanaman. Pemupukan kedua diberikan saat tanaman mulai berbunga, sekitar umur 5-6 minggu, dengan dosis yang sama. Pupuk ditaburkan di sekitar tanaman dengan jarak 10-15 cm dari batang, kemudian ditutup tanah tipis.
Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara preventif maupun kuratif. Hama yang sering menyerang okra antara lain kutu daun, ulat penggerek buah, dan tungau. Penyakit yang umum adalah layu fusarium dan bercak daun. Lakukan monitoring rutin setiap 2-3 hari untuk mendeteksi serangan sejak dini. Pengendalian dapat dilakukan dengan pestisida nabati seperti ekstrak daun mimba atau pestisida kimia sesuai dosis anjuran jika serangan sudah parah.
Tanaman okra mulai berbunga pada umur 40-50 hari setelah tanam, tergantung varietas dan kondisi perawatan. Bunga okra berwarna kuning cerah dan hanya mekar selama satu hari, kemudian akan berkembang menjadi buah. Cara menanam okra yang benar akan menghasilkan pembungaan yang seragam dan produktivitas tinggi. Setelah bunga layu, buah akan mulai terbentuk dan membesar dengan cepat.
Buah okra siap dipanen pada umur 50-60 hari setelah tanam atau 4-6 hari setelah bunga mekar. Ciri-ciri buah okra yang siap panen adalah panjang mencapai 8-12 cm, diameter 1,5-2 cm, berwarna hijau segar, dan tekstur masih lunak saat ditekan ringan. Panen dilakukan saat buah masih muda karena jika terlalu tua akan menjadi keras dan berserat, sehingga kualitas konsumsinya menurun.
Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tangkai buah menggunakan pisau tajam atau gunting. Hindari memetik buah dengan tangan karena dapat merusak cabang dan mengurangi produktivitas tanaman. Waktu panen terbaik adalah pagi hari saat suhu masih sejuk dan buah dalam kondisi segar. Panen dilakukan secara berkala setiap 2-3 hari sekali karena buah okra tumbuh dengan cepat.
Satu tanaman okra dapat terus berproduksi selama 2-3 bulan dengan panen yang dilakukan secara rutin. Produktivitas rata-rata mencapai 10-15 buah per tanaman per minggu pada masa puncak produksi. Setelah dipanen, buah okra sebaiknya segera dikonsumsi atau disimpan di tempat sejuk karena daya simpannya relatif pendek, hanya 3-5 hari. Untuk penyimpanan lebih lama, buah dapat dibekukan atau diolah menjadi produk kering.
Tanaman okra umumnya dapat dipanen pertama kali pada umur 50-60 hari setelah tanam atau sekitar 4-6 hari setelah bunga mekar. Setelah panen pertama, buah akan terus terbentuk dan dapat dipanen secara berkala setiap 2-3 hari sekali selama 2-3 bulan masa produktif tanaman.
Ya, okra sangat cocok ditanam dalam pot atau polybag. Gunakan pot dengan diameter minimal 30 cm dan kedalaman 40 cm dengan media tanam campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang. Pastikan pot memiliki lubang drainase yang baik dan letakkan di tempat yang mendapat sinar matahari penuh minimal 6 jam per hari.
Jarak tanam okra yang dianjurkan adalah 90-125 cm antar tanaman dan 40-50 cm antar baris untuk penanaman di lahan terbuka. Jarak yang cukup lebar ini memastikan setiap tanaman mendapat cahaya matahari, sirkulasi udara, dan nutrisi yang optimal tanpa saling bersaing dengan tanaman lain.
Untuk mempercepat pembuahan okra, pastikan tanaman mendapat sinar matahari penuh, penyiraman teratur tanpa genangan, dan pemupukan susulan saat umur 2-3 minggu dan saat mulai berbunga. Lakukan penyiangan gulma secara rutin dan kendalikan hama penyakit sejak dini agar pertumbuhan tidak terganggu.
Hama utama yang sering menyerang okra adalah kutu daun yang menghisap cairan tanaman, ulat penggerek buah yang merusak buah muda, dan tungau yang menyebabkan daun berbintik dan mengering. Pengendalian dapat dilakukan dengan pestisida nabati seperti ekstrak daun mimba atau pestisida kimia sesuai dosis anjuran jika serangan sudah parah.
Okra membutuhkan kelembaban tanah yang cukup namun tidak tahan terhadap genangan air. Penyiraman dilakukan secara teratur terutama pada fase awal pertumbuhan, dengan frekuensi 1-2 kali sehari saat musim kering dan dikurangi saat musim hujan. Pastikan sistem drainase berfungsi baik untuk mencegah akar membusuk akibat genangan.
Buah okra siap dipanen saat panjangnya mencapai 8-12 cm, diameter 1,5-2 cm, berwarna hijau segar, dan teksturnya masih lunak saat ditekan ringan. Panen dilakukan 4-6 hari setelah bunga mekar, saat buah masih muda karena jika terlalu tua akan menjadi keras, berserat, dan kualitas konsumsinya menurun.
Ikuti kabar terbaru selebriti hanya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?