Kapanlagi.com - Kalender Hijriyah merupakan sistem penanggalan resmi dalam Islam yang memiliki peran penting dalam kehidupan umat Muslim. Berbeda dengan kalender Masehi yang berdasarkan peredaran matahari, kalender Hijriyah didasarkan pada siklus bulan atau qamariyah.
Setiap nama bulan hijriyah memiliki makna dan nilai spiritual yang mendalam bagi umat Islam. Kalender ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda waktu, tetapi juga menjadi panduan dalam menjalankan berbagai ibadah dan peringatan hari-hari besar keagamaan.
Menurut Ensiklopedi Budaya Islam Nusantara yang diterbitkan Kementerian Agama, ilmu falak yang berkaitan dengan penanggalan memiliki kedudukan strategis dalam pelaksanaan ibadah. Pemahaman tentang nama bulan hijriyah menjadi bagian penting dari literasi keislaman yang perlu dikuasai setiap Muslim.
Kalender Hijriyah adalah sistem penanggalan yang dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Penetapan kalender ini diawali pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab sebagai sistem penanggalan resmi umat Islam.
Sistem kalender Hijriyah mengikuti siklus sinodik bulan, yaitu perubahan fase bulan dari hilal hingga bulan purnama dan kembali ke hilal. Durasi satu siklus adalah sekitar 29 hari 12 jam 44 menit, yang dibulatkan menjadi 29,5 hari. Oleh karena itu, setiap bulan dalam kalender Hijriyah bisa berdurasi 29 atau 30 hari.
Berbeda dengan kalender Masehi yang terdiri dari 365-366 hari, kalender Hijriyah hanya memiliki 354-355 hari dalam setahun. Awal bulan ditandai dengan ketampakan hilal, sedangkan tanggal 14 atau 15 setiap bulan menandai masa ayyamul bidh dengan munculnya bulan purnama.
Menurut Ensiklopedi Budaya Islam Nusantara, para ulama sepakat bahwa ilmu falak secara fungsional menjadi wasilah atau alat untuk menjalankan ibadah secara tepat, benar dan sah. Pemahaman tentang sistem penanggalan Hijriyah menjadi bagian dari ilmu falak yang hukum mempelajarinya adalah wajib.
{KET_PAG}Dari dua belas nama bulan hijriyah, terdapat empat bulan yang memiliki kedudukan khusus sebagai bulan haram atau bulan suci. Keempat bulan ini dimuliakan Allah SWT dan dalam syariat Islam dilarang untuk berperang atau melakukan pertumpahan darah kecuali untuk membela diri.
Empat bulan haram tersebut adalah Muharram, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah. Tiga di antaranya terjadi berurutan (Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharram), sedangkan satu bulan (Rajab) terpisah dari ketiganya.
Allah SWT menyebutkan keempat bulan ini dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 36:
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah ketika Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu."
Rasulullah SAW juga menjelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim:
"Sesungguhnya zaman ini telah berjalan sebagaimana perjalanan awalnya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, yang mana satu tahun ada 12 bulan, di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang berurutan yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharram. Kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil Akhir dan Syaban." (HR. Muslim dan Al-Bukhari)
{KET_PAG}Setiap bulan dalam kalender Hijriyah memiliki peristiwa dan momen penting yang menjadi penanda bagi umat Islam. Pemahaman tentang peristiwa-peristiwa ini membantu umat Muslim dalam menandai waktu ibadah dan mengambil hikmah dari sejarah Islam.
Bulan Muharram menandai Tahun Baru Islam dan dianjurkan untuk berpuasa Tasu'a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram). Bulan Rabiulawal diperingati sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan perayaan Maulid Nabi. Bulan Rajab menjadi waktu peringatan Isra Mi'raj, sedangkan Syakban menjadi bulan persiapan menuju Ramadan.
Ramadan merupakan bulan paling istimewa dengan kewajiban puasa selama sebulan penuh, pencarian Lailatul Qadar, dan pembayaran zakat fitrah. Syawal diawali dengan perayaan Idul Fitri dan puasa sunah enam hari. Zulkaidah menjadi awal musim haji, sedangkan Zulhijah mencapai puncaknya dengan pelaksanaan ibadah haji dan perayaan Idul Adha.
Menurut Ensiklopedi Budaya Islam Nusantara, data-data tentang rukyat hilal pada tahun sebelumnya dapat dijadikan pegangan untuk menghitung dan memprediksi kemungkinan terlihatnya bulan pada tahun berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa sistem penanggalan Hijriyah memiliki dasar ilmiah yang kuat.
{KET_PAG}Setiap nama bulan hijriyah tidak hanya memiliki makna historis, tetapi juga mengandung nilai spiritual yang mendalam. Bulan-bulan tertentu memiliki keutamaan khusus yang dianjurkan untuk diperbanyak amal ibadah dan doa.
Bulan Muharram sebagai bulan haram memberikan keutamaan bagi yang berpuasa Asyura dengan penghapusan dosa setahun sebelumnya. Bulan Rajab sebagai bulan yang diagungkan menjadi waktu untuk mengoptimalkan ibadah guna mendapatkan rahmat Allah. Bulan Sya'ban dengan malam Nisfu Sya'ban menjadi waktu pengampunan dosa dan pengabulan doa.
Ramadan memberikan keutamaan berlipat ganda dengan pahala yang dilipatgandakan, pintu surga terbuka, dan pintu neraka tertutup. Bulan Zulhijah memberikan keutamaan bagi pelaksana ibadah haji dan umrah, serta bagi yang berpuasa Arafah dengan penghapusan dosa dua tahun.
Pemahaman tentang keutamaan spiritual ini membantu umat Islam dalam merencanakan ibadah sepanjang tahun dan memanfaatkan momentum-momentum khusus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setiap bulan memberikan kesempatan untuk introspeksi, perbaikan diri, dan peningkatan kualitas ibadah.
{KET_PAG}A: Nama bulan hijriyah adalah sebutan untuk 12 bulan dalam kalender Islam yang dimulai dari Muharram hingga Zulhijah. Setiap nama memiliki makna dan latar belakang historis yang berkaitan dengan kondisi alam dan tradisi masyarakat Arab pada masa lampau.
A: Kalender Hijriyah berdasarkan peredaran bulan (qamariyah) dengan 354-355 hari per tahun, sedangkan kalender Masehi berdasarkan peredaran matahari dengan 365-366 hari per tahun. Sistem Hijriyah mengikuti siklus hilal untuk menentukan awal bulan.
A: Empat bulan haram dalam Islam adalah Muharram, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah. Bulan-bulan ini dimuliakan Allah SWT dan dilarang untuk berperang kecuali untuk membela diri, serta dianjurkan untuk memperbanyak ibadah.
A: Tahun Baru Islam dimulai pada 1 Muharram setiap tahunnya. Penanggalan Hijriyah dihitung sejak peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
A: Bulan Ramadan memiliki keutamaan sebagai bulan wajib puasa, bulan turunnya Al-Qur'an, bulan Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan, dan bulan di mana pahala ibadah dilipatgandakan serta pintu surga terbuka.
A: Awal bulan Hijriyah ditentukan melalui rukyat (pengamatan hilal) atau hisab (perhitungan astronomi). Metode rukyat menjadi pilihan utama berdasarkan hadis Nabi tentang memulai dan mengakhiri puasa dengan melihat hilal.
A: Mengenal nama bulan hijriyah penting untuk menentukan waktu ibadah, hari-hari besar keagamaan, dan memahami nilai spiritual setiap bulan. Hal ini juga merupakan bagian dari literasi keislaman dan identitas umat Muslim.
{KET_PAG}