"Iya, di sini kan dia harus pakai BPJS. Nah BPJS nya kemarin tuh udah mati, dihidupin lagi," ujar Iis Dahlia dalam wawancaranya di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, pada Senin (18/8/2025). 

Tak berhenti di situ, koneksi luas yang dimiliki wanita berusia 53 tahun ini juga sangat membantu mempermudah proses pengobatan Mpok Alpa. Ia mengaku kenal baik dengan dokter yang menangani almarhumah, sehingga komunikasi berjalan lebih lancar.

"Dan kebetulan yang urus asuransinya juga aku kenal. Kebetulan dokternya juga aku kenal, jadi komunikasinya gampang," sambungnya.

Iis juga menceritakan salah satu momen alot saat Mpok Alpa sempat nekat ingin pulang dari rumah sakit. Merasa kondisinya membaik dan rindu pada anak-anaknya, Mpok Alpa bersikeras untuk pulang meski belum diizinkan.

"Terus tengah malem dia pingin pulang karena ngerasa udah sembuh. Yang dia keluhin terakhir tuh di tulang belakang. Karena udah nggak sakit udah berapa hari," cerita Iis.

Almarhumah merasa demamnya sudah turun dan hanya tinggal batuk ringan. Kerinduan pada anak dan keinginan untuk kembali bekerja menjadi alasannya saat itu.

"Dia kangen anaknya, dia pingin kerja, walau akhirnya nggak bisa kerja juga," lanjutnya.

Namun, keputusan pulang itu berakibat fatal. Beberapa minggu setelahnya, kondisi Mpok Alpa drop hingga pingsan. Akhirnya, berdasarkan keputusan dokter, ia harus dirujuk ke rumah sakit khusus kanker.

"Karena dia udah pulang berapa Minggu terus dia pingsan, akhirnya dimasukin ke Dharmais karena berdasarkan keputusan dokter yang di sana disuruh masuk ke rumah sakit spesialis kanker," pungkas Iis Dahlia.