"Terus 2023, itu aku ngomong sama Mawa kalau aku sudah nikah lagi padahal belum dengan harapan aku ingin Mawa jadi lebih lembut, tutur katanya jadi lebih baik, mengerti momentum saat berbicara. Dan waktu itu dia sempat mengiyakan. Sempat bilang iya," ujar Insanul Fahmi saat ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (20/12/2025).

Metode ini diakuinya sempat berhasil sesaat, karena Mawa menunjukkan perubahan sikap yang positif setelah mendengar kabar tersebut. Namun, keharmonisan itu tidak bertahan lama setelah Insanul akhirnya jujur bahwa kabar pernikahan kedua itu hanyalah sebuah rekayasa.

"Karena dia berubah, terus habis itu aku ngomong kalau waktu itu aku bohong, aku tidak menikah lagi. Dan aku harap Mawa jadi lebih baik, sama seperti waktu itu. Nah, itu yang buat aku punya persepsi bahwasanya kayaknya lebih baik poligami aja," katanya.

Insanul merasa bahwa cara bicara Mawa seringkali membuatnya merasa tertekan, terutama saat ia baru saja pulang bekerja dalam kondisi lelah. Kurangnya pengertian dari sang istri mengenai momentum berbicara dianggapnya sebagai akar masalah yang terus berulang.

"Cara ngomongnya itu ngeras. Aku pulang kerja capek, diras. Pulang kerja tapi kadang-kadang enggak lihat momentum. Sama kalau misalnya yang dilihat di podcast Desu. Setiap tahun, setiap hari, kayak gitu yang aku terima," keluh Insanul.

Kini, setelah konflik dengan Inara benar-benar terjadi, Insanul kembali teringat akan pola komunikasi tersebut. Ia merasa bahwa setiap kali isu poligami muncul, sang istri cenderung menjadi lebih baik, yang kemudian memperkuat niatnya untuk benar-benar melakukan poligami.

"Setiap aku bilang aku mau poligami, dia membaik. Bahkan waktu titik terakhir kemarin sebelum konflik ini semakin besar, sebenarnya dia udah ngomong, aku kan ngajuin poligami lagi, kan? Padahal sebenarnya aku belum poligami, waktu itu proses," pungkasnya.