Di musim kedua program ini, Vindes membawa perubahan dengan tema yang lebih segar. Iqbaal, yang sebelumnya berperan sebagai mahasiswa, kini tampil sebagai penyiar radio di sebuah stasiun yang tengah mengalami kebangkrutan.  

"Cerita gue di season baru ini adalah mencari cara untuk membangkitkan stasiun radio yang sedang bangkrut," ungkap Iqbaal.

Vindes, sebagai media kreatif, memberikan kebebasan penuh kepada Iqbaal untuk mengeksplorasi ide-ide segar. 

Ia terlibat langsung dalam berbagai proses kreatif, mulai dari diskusi konsep, pemilihan warna, hingga penyusunan skrip untuk memastikan kualitas program tetap tinggi.

"Kita banyak diskusi dan ngobrol, kita mau konsep seperti apa. Dari segi cerita, hook-hook-nya mau seperti apa sehingga orang mau nonton dari satu episode ke episode berikutnya. Terus juga pemilihan warna, sampai pembahasan detail skrip yang disampaikan Iqbaal sebagai host," jelas Iqbaal.  

Program ini menjadi tempat bagi Iqbaal untuk menampilkan sisi otentiknya. Baginya, Vindes memberikan ruang yang ideal untuk menciptakan sesuatu yang personal namun tetap relevan dengan audiens.  

"Ini terdengar klise, tapi ini program gue banget. Jadi Vindes memberikan kesempatan untuk gue bisa menjadi gue, tapi ini dikemas menjadi program yang otentik," tambah personel CJR itu.  

Selain program Iqbaal, Vindes juga menghadirkan konten kreatif lainnya, seperti Bervakansi, sebuah program eksplorasi destinasi wisata yang dipandu Henry Foundation, Oom Leo, dan Arie Dagienkz. Program ini menawarkan pengalaman menarik, seperti episode Bervakansi MotoGP di Mandalika.