Chef cantik kelahiran 29 tahun silam ini awalnya memiliki impian menjadi seorang atlet. Namun, seiring berjalannya waktu, arah hidupnya mulai berubah.

Selain tertarik pada olahraga, Luvita juga dikenal memiliki bakat dalam menggambar. Keterampilannya dalam seni ini menunjukkan sisi kreatif dirinya. Namun, bakat seni ini ternyata bukan satu-satunya keunggulan Luvita.

Suatu hari, secara tidak sengaja, Luvita menonton tayangan Master Chef US Season 1. Tayangan tersebut membuka matanya pada dunia kuliner. Dalam acara itu, Luvita melihat para chef yang menunjukkan keahlian luar biasa, dan menurutnya, para chef ini memiliki kredibilitas tinggi yang membuat dunia memasak terlihat sangat profesional.

Pengalaman menonton Master Chef US Season 1 membuat Luvita semakin tertarik dan penasaran dengan dunia memasak. Minatnya yang semula hanya berfokus pada olahraga dan seni mulai berkembang ke arah kuliner, hingga akhirnya dunia memasak menjadi bagian penting dalam hidupnya.

Luvita juga menceritakan menceritakan perjalanannya bagaimana ia sampai suka dengan dunia memasak.

"Aku orang yang rasa penasarannya tinggi, sejak itu (nonton Master Chef US season 1) suka iseng-iseng masak di rumah pada usia 15 tahun, tapi ya itu parah banget sih itu parah. Sampai aku pernah kasih makan ke anjingku, anjing aku nggak mau makan, sampai separah itu," ujarnya.

Host pun bertanya kenapa sampai anjingnya nggak mau makan? "Karena saking parahnya, hasil (masakan aku) karena kalau dimakan kayaknya bisa mati deh orang karena gosong item," jawabnya.

Tapi karena sering gagal masak itu, Luvita malah semangat karena menurutnya ia memiliki jiwa kompetisi yang tinggi. 

Luvita tipe orang yang suka dengan proses. Ia lebih suka membandingkan dirinya yang sekarang dengan yang dahulu daripada membandingkan dengan orang lain.

Di kesempatan yang sama, awalnya Luvita merupakan anak basket dan kemudian ditarik ke voli. Ia pun bilang ke pelatih voli kalau ia tidak bisa main voli namun perkataan sang pelatih inilah yang melecut semangat Luvita. 

"Kamu tuh bukannya nggak bisa (main voli), kamu cuma itu belum bisa" tutur pelatih voli. Perkataan itulah yang menampar Luvita. Jadi ketika Luvita tidak bisa melakukan sesuatu ia selalu teringat perkataan pelatihnya tersebut.

"Jadi sejak itulah gue mau komit untuk masak, jadi bisa nggak bisa, yaudah hajar aja, yang penting fokus sih. Aku itu fokus banget tapi," tuturnya.

"Posisi tiap hari aku itu spent time cuman baca buku, masak jadi 15 tahun, 16, 17 tahun aku mutusin fokus di pastry. Karena aku sangat-sangat bodoh bikin pastry, kue gosonglah. Jadi aku itu bisa masak tapi nggak bisa baking sama sekali," lanjut chef cantik kelahiran 1995 ini.

"Usia 18, 19, 20 tahun tiba-tiba munculah Master Chef, di situ terus aku juga sebenarnya awalnya nggak mau ikut sebenernya, cuma didaftarin" kisahnya.

Jadi menurut Luvita ketika ada Master Chef Indonesia, pihak panitia menawarkan kepada beberapa sekolah pariwisata atau sekolah perhotelan untuk mengirimkan perwakilannya mengikuti Master Chef Indonesia. 

Luvita awalnya minder dengan beberapa peserta kompetisi Master Chef Indonesia yang mempunyai pengalaman dan jam terbang lebih tinggi darinya. Karena ia bisa dibilang peserta termuda saat mengikuti audisi Master Chef Indonesia.

Di sisi lain ia memutuskan tidak meneruskan pendidikannya di bangku kuliah dan fokus belajar memasak setelah SMA. Kerja keras Luvita membuahkan hasil, ia menjadi juara MCI musim ke-4 dan ia sendiri tak menyangka akan hal tersebut.