Menurut Nunung, membantu keluarga adalah prioritas, sesuai ajaran Islam yang mengutamakan saudara sebelum orang lain. "Dari yang 6 itu memang pada saat itu memang membutuhkan pertolongan saya. Dan dalam Islam itu kan yang wajib ditolong itu kan saudara dulu ya kalau mengikuti ya, baru ke orang lain. Ya meskipun banyak orang lain juga sih yang saya bantu juga," tuturnya.

Namun, ia menyadari bahwa cara yang ia tempuh saat itu mungkin tidak tepat. Ia terlalu fokus mengejar uang tanpa mempertimbangkan bagaimana masa depannya.

"Tapi ya saya mungkin keliru caranya waktu itu karena, terlena bahwa hidup saya ini dikejar duit bukan saya yang dikejar duit. Jadi ya saya pengin bahagia ya dengan bisa membahagiakan keluarga saya," katanya.

Nunung mengingat bagaimana rekan-rekan di Srimulat sering menasihatinya, terutama Tarzan, yang melihat perjuangannya sejak muda. "Saya pernah diingatkan terus sama teman-teman saya di Srimulat, Srimulat itu enggak usah saya ceritakan udah tahu banget 'dapur' saya. Saya kecil, gede, dewasa, sampai tua itu di tengah-tengah mereka," katanya.

Tarzan pernah menegaskan bahwa menjadi tulang punggung keluarga adalah hal yang baik, tetapi caranya harus tepat. "Mas Tarzan itu sering banget menasihati saya, 'bagus kamu jadi tulang punggung keluarga, hebat, mereka salut semua. Tapi cara kamu salah. Kita kan enggak tahu rezeki, maut, jodoh itu kan rahasia Tuhan yang kita enggak tahu," ujar Nunung.

Menurutnya, memberikan bantuan tidak cukup dengan memberi uang, tetapi harus ada solusi agar orang yang dibantu bisa mandiri. "Tapi nanti pas masa tuamu, kamu akan merasakan kalau cara kamu begini', 'Terus caranya gimana?', 'Beri dia kail, jangan diberi umpan terus', aku juga udah berusaha kasih kail tapi ya akhirnya mungkin enggak berjalan, mungkin tidak pas sasaran," lanjutnya.

Meski tak menyesal, Nunung mengakui pernah merasa kecewa dengan keadaan. Namun, ia berusaha menerima semuanya dengan lapang dada. "Nah akhirnya ya ini yang saya alami, oh benar ya, baru ingat kata-kata teman Srimulat, karena mereka tanpa saya cerita mereka sudah tahu 'dapur' saya. Jadi ya udah, kalau aku menyesal, enggak. Kecewa pernah, aku pernah kecewa, pasti ya," pungkasnya.