"Pertama-tama saya mengucapkan kepada Tuhan Yesus akhirnya hak asuh Marco Carlos jatuh ke tangan ayah kandungnya melalui putusan sidang di PN Tanggerang. Ini negara sudah memutuskan hak asuh Marco jatuh ke saya ayah kandungnya," kata Yama Carlos bahagia usai persidangan.

Atas hasil putusan tersebut, Yama mengaku tak sabar untuk bertemu sang anak setelah selama enam bulan lebih tak pernah bertemu.

"Selama hampir setengah tahun lebih kita berjuang mati-matian, pasang surut,  hari ini hari yang bersejarah buat kami perjuangan kami untuk Marco akhirnya dikabulkan Tuhan. Saya ingin mereka menyerahkan Marco kepada saya," ujarnya.

Meski mendapatkan hak asuh anak, Yama tetap memberi ruang kepada Arfita untuk menemui anaknya. Dia tak ingin bersikap sama dengan Arfita selama enam bulan diduga berusaha menghalanginya bertemu Marco.

"Saya dari awal menegaskan tidak akan memutus silaturahami Marco dengan perempuan yang sudah melahirkan dia meski hak asuh jatuh ke tangan saya," tutur Yama Carlos.

Hakim memutuskan Yama Carlos berhak mendapat hak asuh atas Marco melalui berbagai pertimbangan.

"Pertama surat pernyataan Arfita yang melakukan kesalahan, kedua Arfita sering keluar malam dan pulang dalam keadaan mabuk dan ketiga kelakuan Arfita dengan klien kami itu sudah terungkap semua," kata Ricci, kuasa hukum Yama Carlos.

Dalam putusan tersebut, Arfita masih diberi kebebasan untuk menemui anaknya. "Pengadilan juga memberi akses seluas-luasnya kepada  Arfita untuk menemui anaknya," kata Ricci.