Di hadapan majelis hakim, Tamara Tyasmara menceritakan awal mula mendengar kabar dari terdakwa Yudha Arfandi bahwa Dante tenggelam. Tamara tidak mengetahui jika putranya dibawa terdakwa ke kolam renang.

"Berdoa ya, Dante tenggelam', 'hah? Kok bisa?'. Pas saya sampai di rumah sakit dante udah nggak ada. Sepanjang perjalanan saya terus menghubungi terdakwa. Saya bertanya dibawa kemana Dante? Katanya di rumah sakit Pondok Kopi," kata Tamara sambil menangis.

Tamara awalnya tidak ingin otopsi dilakukan pada Dante. Namun, keputusannya berubah setelah banyak saksi menyebut Dante dibunuh dan rekaman CCTV kolam renang menunjukkan hal yang berbeda dari pengakuan terdakwa saat itu.

Tak cuma menjadi saksi untuk kematian Dante, Tamara juga memberikan fakta mengejutkan soal dirinya dan terdakwa ketika masih pacaran. Tamara Tyasmara mengakui dirinya sering kali menjadi korban kekerasan fisik yang dilakukan oleh Yudha Arfandi. 

Di awal hubungan, Tamara mengaku kalau dia dan Yudha baik-baik saja. Tapi sejak awal Juli 2022, Tamara mulai mengalami kekerasan fisik dari pria yang sudah jadi mantan pacarnya itu.

Tamara bahkan mengaku, saking seringnya mengalami kekerasan sampai gendang telinganya pecah. Selain itu karena sering, ia sampai lupa semua ini. Tamara juga mengungkap bentuk kekerasan fisik yang ia terima seperti dipukul, ditonjok, ditampar, diinjak di mobil dengan tangan kosong.

Ia juga menceritakan bagaimana Yudha sering kali mengancamnya setiap kali ia berusaha untuk mengakhiri hubungan. Gara-gara ancaman itulah, Tamara pun jadi takut tiap kali dia ingin putus dengan Yudha.

Yudha disebut polisi membenamkan Dante sebanyak 12 kali di dalam kolam sedalam 1,5 meter, tetapi Yudha mengaku melakukan itu untuk latihan pernapasan. Yudha Arfandi dijerat dengan Pasal 80, Pasal 340 KUHP dan/atau Pasal 338 KUHP dan/atau Pasal 359 KUHP dengan ancaman hukuman seumur hidup.