Sentil Soal Huru-hara DPR, Agnez Mo: Semua Berawal dari EQ Rendah

Penyanyi internasional Agnez Mo yang kini bermukim di Amerika Serikat ternyata tetap mengikuti perkembangan situasi politik di Indonesia. Meski sibuk mengembangkan karier di luar negeri, ia tak tinggal diam terhadap dinamika sosial-politik dalam negeri, termasuk gelombang demonstrasi besar yang terjadi baru-baru ini sebagai bentuk kritik terhadap sejumlah kebijakan DPR.

Pada Senin (1/9/2025), Agnez Mo mengunggah serangkaian pernyataan tegas lewat Instagram Stories. Dalam unggahan berlatar hitam tersebut, ia menyampaikan pandangannya dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris, yang berisi kritik keras terhadap perilaku sebagian anggota dewan yang dinilainya tidak menunjukkan kualitas kepemimpinan yang layak.

Baca berita Agnez Mo lainnya di Liputan6.com.

Foto 1 dari 7
instagram.com/agnezmo

Menurut pelantun lagu Tak Ada Logika itu, banyak masalah bermula dari rendahnya kecerdasan emosional (EQ), gaya komunikasi yang cenderung merendahkan dan memecah belah, serta minimnya empati terhadap masyarakat. Ia menyoroti pentingnya kemampuan berbicara di depan publik secara layak dan membangun, terutama bagi mereka yang memegang posisi sebagai wakil rakyat.

Foto 2 dari 7
instagram.com/agnezmo

"Hal PALING MINIMAL yang bisa saya harapkan dari seorang anggota DPR adalah kemampuan berbicara di depan publik yang layak. Yang TIDAK MEMECAH BELAH, tapi justru mencari solusi untuk semua pihak," tulisnya. Ia menekankan bahwa kemampuan komunikasi publik seharusnya menjadi standar dasar, terlebih bagi seorang legislator.

Foto 3 dari 7
instagram.com/agnezmo

Agnez juga membagikan pengalaman pribadi yang menurutnya menggambarkan buruknya sikap sebagian anggota dewan. Ia pernah mendapatkan komentar yang merendahkan dari salah satu anggota DPR, yang menyiratkan bahwa hanya mereka yang memiliki gelar PhD yang layak bicara soal isu tertentu. "(Sudah mengalaminya sendiri sih... ketika ada salah satu anggota DPR yang bilang kalau belum S3, ya nggak usah ngomong...)," ujarnya.

Foto 4 dari 7
instagram.com/agnezmo

Lebih jauh, ia menyesalkan sikap sejumlah pejabat yang tidak hanya merasa superior secara intelektual, tetapi juga menyerang pihak-pihak yang memiliki pandangan berbeda. Agnez menilai hal ini tidak hanya tidak etis, tetapi juga merusak semangat demokrasi. Ia menolak cara-cara yang merendahkan orang lain hanya karena perbedaan pendapat.

Foto 5 dari 7
instagram.com/agnezmo

Dalam pesannya kepada para pemegang kekuasaan, Agnez Mo mengingatkan bahwa kepemimpinan sejati tidak bisa hanya bergantung pada IQ tinggi. Ia menekankan bahwa integritas, empati, visi, dan keberanian untuk melayani semua rakyat adalah fondasi penting dari seorang pemimpin yang baik. "Kepemimpinan sejati menuntut keberanian untuk melayani seluruh rakyat, bukan hanya untuk orang-orang yang setuju dengan pemikiranmu," tegasnya.

Foto 6 dari 7
instagram.com/agnezmo

Agnez juga menyinggung soal pentingnya mendengar bukan hanya secara teknis, tapi dengan sungguh-sungguh. Menurutnya, mendengarkan orang lain dengan hormat dan tidak menyela adalah bagian dari karakter kepemimpinan yang beretika. "Dan ya , itu juga berarti tidak selalu memotong ketika orang lain berbicara," tulisnya.

Foto 7 dari 7
instagram.com/agnezmo

Sebagai penutup, Agnez Mo menyampaikan pesan kuat untuk masyarakat Indonesia. Ia mengajak rakyat agar tetap kritis, tidak mudah terprovokasi, dan tidak membiarkan diri dimanipulasi. "Kita lebih bijak. Kita lebih kuat. Kita bukan lagi Indonesia di tahun 1998. Warga jaga warga," ucapnya, sembari mengingatkan kembali semboyan pemersatu bangsa: Bhinneka Tunggal Ika.

Read More

Load More