Sinopsis 'LEAVE THE CAT ALONE', Saat Pertemuan Mantan Kekasih Mengubah Segalanya - Semarakkan BIFF 2025
HUT Pictures INC.
Drama rumah tangga sering kali digambarkan lewat pertengkaran besar atau emosi yang meledak-ledak. Namun, LEAVE THE CAT ALONE, debut film panjang sutradara Jepang Shigaya Daisuke, mengambil jalan yang berbeda. Dengan gaya bercerita yang tenang dan penuh detail keseharian, film ini menyoroti kompleksitas hubungan manusia yang kerap tersembunyi di balik keheningan.
Tayang perdana di Busan International Film Festival 2025, film ini mengangkat isu relasi, ingatan, dan emosi yang jarang menemukan jawaban tuntas. Alih-alih memberi kesimpulan, film ini mengajak penonton ikut hanyut dalam pertanyaan tentang cinta, masa lalu, dan kebahagiaan.
Ikuti update berita film lainnya di Liputan6.com
LEAVE THE CAT ALONE menjadi debut film panjang Shigaya Daisuke, sutradara Jepang yang sebelumnya dikenal lewat film pendek WINDOWS (2021). Dalam karyanya kali ini, Shigaya menghadirkan potret rumah tangga yang terlihat sederhana, tetapi menyimpan dinamika emosional yang dalam. Gaya penceritaan yang tenang membuat penonton lebih peka pada hal-hal kecil yang biasanya terlewat.
Film ini dibintangi oleh Soma Fujii sebagai Mori, musisi yang kesulitan tidur dan kehilangan arah hidup. Yukino Murakami berperan sebagai Maiko, istrinya yang sibuk meniti karier sebagai fotografer. Kehadiran Ran Taniguchi sebagai Asako, mantan kekasih Mori yang tiba-tiba Kembali dan membuka babak baru dalam hidup Mori. Meiry Mochizuki turut hadir sebagai teman lama yang menambah dinamika cerita sekaligus membawa nuansa akrab kehidupan sehari-hari.
Cerita berawal dari keseharian Mori dan Maiko di rumah yang mereka tinggali bersama. Mori yang kehilangan arah dan Maiko yang tenggelam dalam pekerjaannya membuat hubungan mereka terasa hambar. Dari rutinitas sederhana itu, perlahan muncul rasa jenuh dan jarak. Tanpa drama berlebihan, film ini berhasil menunjukkan ada sesuatu yang rapuh dalam kehidupan mereka.
Pertemuan tak terduga antara Mori dan Asako menjadi titik balik cerita. Kenangan lama yang belum tuntas kembali hadir sekaligus mengguncang hubungan Mori dan Maiko. Shigaya menggunakan konflik batin ini sebagai inti perjalanan emosional film dan mengajak penonton merasakan kegelisahan para tokoh lewat keheningan, bukan ledakan emosi.
Berbeda dari drama hubungan pada umumnya, LEAVE THE CAT ALONE tidak mengandalkan adegan besar untuk membangun ketegangan. Justru dari percakapan dingin, sikap diam, atau detail kecil seperti foto, tatapan, hingga makanan sederhana, muncul rasa tidak nyaman yang membuat penonton seolah ikut terjebak dalam ruang hening para karakter.
Shigaya Daisuke menyoroti detail keseharian yang akrab bagi banyak orang, membuat cerita terasa nyata sekaligus dekat dengan pengalaman penonton. Tidak mengherankan bila LEAVE THE CAT ALONE masuk kompetisi Busan International Film Festival 2025, salah satu panggung penting bagi sinema Asia yang menghadirkan karya-karya personal dan menyentuh.