Strategi Global Luxury: Bagaimana Artis Korea, Tiongkok, dan Thailand Menjadi Wajah Merek Eropa

Brand luxury Eropa semakin memfokuskan perhatian pada pasar Asia, khususnya Tiongkok, Korea Selatan, Thailand, dan Jepang, dengan menunjuk artis-artis dari kawasan ini sebagai brand ambassador global. Contohnya, Lisa BLACKPINK, selebritis Thailand yang berkarier di Korea Selatan, diangkat sebagai Global Ambassador Celine hingga Juni 2024 sebelum masa jabatannya berakhir serta kini memperkuat lini perhiasan mewah Bvlgari dengan penampilan perdana di Bulgari High Jewelry Show di Taormina, Italia. Sementara itu, Song Hye Kyo ditunjuk sebagai duta pertama dari Korea Selatan untuk Fendi sejak Februari 2021 dan baru-baru ini memeriahkan kampanye Bee My Love untuk Maison Chaumet.

Kenapa sekarang pasar Asia makin dilirik? Yuk kita bahas sedikit!

Foto 1 dari 8
Chanel

Dominasi selebritas Asia dalam jajaran global ambassadors makin nyata. Jennie Kim dipercaya menjadi wajah kampanye tas Chanel 25 dan telah menjadi House Ambassador Chanel sejak 2017.

Foto 2 dari 8
Burberry

Dari Thailand, Bright Vachirawit berkolaborasi dengan Burberry sebagai Brand Ambassador global sejak 2022, kerap tampil dalam kampanye internasional dan acara London Fashion Week.

Foto 3 dari 8
Gucci

Di Tiongkok, aktor Zhang Linghe dan supermodel He Cong memeriahkan kampanye Gucci untuk Chinese Valentine s Day sebagai Brand Ambassador. Zhang Linghe juga datang untuk brand Chopard dan Gucci ke Cannes Film Festival 2025.

Foto 4 dari 8
PRADA

Alasan utama luxury brands menunjuk selebritas Asia sebagai global ambassadors adalah pengakuan atas pentingnya pasar Asia sebagai kekuatan strategis. Seiring tumbuhnya kelas menengah dan peningkatan daya beli di negara-negara Asia, brand-brand Eropa ingin menghadirkan wajah lokal untuk menegaskan relevansi budaya dan emosional dengan konsumen setempat. Kehadiran duta dari Asia memperkuat positioning merek sebagai global yet local, menjembatani aspirasi pelanggan dari beragam latar belakang.

Foto 5 dari 8
GUCCI

Dalam konteks Korea Selatan, fenomena Hallyu atau gelombang budaya Korea telah menciptakan basis penggemar global yang sangat antusias. K-Pop idols seperti BTS dan BLACKPINK memiliki engagement tinggi di kalangan Gen Z, sehingga menjadi jembatan efektif bagi luxury brands untuk meraih pasar muda sekaligus loyal. Lebih jauh, konsumen Korea dikenal gemar berburu edisi terbatas dan koleksi musiman, menjadikan mereka pasar yang sangat menguntungkan bagi label-label mewah.

Foto 6 dari 8
Versace

Pasar Tiongkok bahkan lebih besar: sejak beberapa tahun terakhir, Tiongkok menjadi motor pertumbuhan pasar luxury global. Konsumen China memegang sekitar sepertiga pangsa pasar mewah dunia, sehingga kehadiran selebritas lokal di kampanye global menjadi strategi penting untuk menumbuhkan kepercayaan dan aspirasi. Aktor dan musisi Tiongkok mampu menjembatani selera domestik dan ekspektasi global tanpa mengorbankan prestige merek.

Foto 7 dari 8
instagram.com/davikah

Sementara itu, pasar Thailand menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh pariwisata mewah dan meningkatnya pendapatan kelas menengah. Luxury brands menyelenggarakan fashion show, pop up store, dan kampanye digital khusus pasar SEA (Southeast Asia), sembari menunjuk duta lokal untuk memaksimalkan resonansi budaya. Dengan menggandeng figur-figur seperti Lisa, Bright Vachirawit, Win Metawin, Apo Nattawin, dan Davika Hoorne, brand-brand Eropa sukses memanfaatkan keunikan kultur Thailand sambil memperluas pangsa pasar regional dan global.

Foto 8 dari 8
ELLE

Langkah strategis brand-brand mewah Eropa ini membuktikan bahwa wajah dan suara para artis Asia bukan hanya sekadar simbol tren sesaat, melainkan kunci untuk menjembatani aspirasi pelanggan global yang kian mengutamakan koneksi budaya dan eksklusivitas internasional. Gimana menurut KLovers?

Read More

Load More