Ketika menyaksikan drama Korea berjudul WHEN LIFE GIVES YOU TANGERINES, banyak penonton dibuat penasaran dengan pagar kayu sederhana yang berada di depan rumah Ae Sun. Pagar tersebut tampak terdiri dari tiga batang kayu horizontal, bukan pagar tinggi atau gerbang megah seperti biasanya. Meski terlihat sederhana, ternyata elemen ini bukan sekadar properti tambahan dalam setting drama.
Pagar ini justru mengandung nilai budaya yang kuat dan memiliki peran penting dalam tradisi masyarakat Jeju. Dikenal sebagai jeongnang, bentuk pagar ini merepresentasikan cara hidup yang terbuka, simbol komunikasi, serta kepercayaan yang mengakar dalam masyarakat lokal. Drama ini berhasil menyelipkan filosofi tradisional dalam narasi modern secara halus dan bermakna.
Lewat pagar kayu ini, WHEN LIFE GIVES YOU TANGERINES memperkenalkan pemirsa pada nilai-nilai lokal Jeju yang mungkin jarang diketahui. Tidak hanya menjadi pemanis visual, namun Jeongnang menjadi bagian penting dari cerita yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.
Jeongnang merupakan pagar tradisional yang banyak ditemukan di rumah-rumah di Pulau Jeju, Korea Selatan. Pagar ini terdiri dari dua tiang batu dan tiga batang kayu yang disusun secara horizontal dan bisa dilepas pasang sesuai kebutuhan.
Fungsinya bukan untuk mencegah manusia masuk, melainkan untuk berkomunikasi secara simbolik tentang keberadaan penghuni rumah. Selain itu, pagar ini juga digunakan untuk menghalangi hewan ternak seperti sapi dan kuda agar tidak masuk ke pekarangan.
Susunan kayu pada Jeongnang bukan hanya pajangan, tapi menyampaikan pesan kepada masyarakat sekitar. Ketika semua batang kayu terpasang, itu menandakan bahwa pemilik rumah sedang bepergian jauh dan rumah dalam keadaan kosong.
Jika hanya satu batang kayu dilepas, artinya pemilik rumah keluar sebentar. Sementara bila semua batang kayu dilepas dari satu sisi, maka itu menjadi penanda bahwa pemilik rumah sedang berada di rumah.
Jeongnang bukan hanya simbol tradisional, tetapi juga mencerminkan gaya hidup masyarakat Jeju yang mengutamakan keterbukaan. Tidak adanya pagar tinggi atau gerbang mencerminkan filosofi hidup yang tidak diliputi rasa curiga terhadap orang lain.
Dalam budaya Jeju dikenal istilah "sammudo" yang berarti pulau tanpa tiga hal: tanpa gerbang, tanpa pengemis, dan tanpa pencuri. Hal ini menggambarkan kehidupan yang damai dan saling percaya, yang masih dijaga hingga kini.
WHEN LIFE GIVES YOU TANGERINES secara cermat menyisipkan elemen budaya lokal dalam cerita modern yang diangkat. Jeongnang menjadi salah satu representasi nyata bagaimana tradisi bisa tetap hidup dalam arus kehidupan kontemporer.
Lewat detail seperti pagar kayu ini, penonton diajak untuk memahami nilai-nilai lokal yang sederhana namun bermakna. Kehadiran Jeongnang di rumah Ae Sun memperkuat karakter cerita yang mengangkat kedamaian dan kebersamaan sebagai nilai utama.
Meski dunia modern terus berkembang, Jeongnang menjadi simbol bahwa nilai-nilai masa lalu tetap bisa hidup berdampingan dengan perubahan zaman. Drama ini berhasil menunjukkan bahwa tradisi tidak harus ditinggalkan, melainkan bisa dirawat dan ditampilkan dalam cara yang kontekstual.
Dengan memusatkan perhatian pada pagar kayu yang sederhana, WHEN LIFE GIVES YOU TANGERINES menampilkan narasi visual yang menyentuh dan menyiratkan kebijaksanaan lokal. Setiap batang kayu menjadi lambang dari komunikasi tanpa kata dan penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur.
Jeongnang adalah pagar kayu tradisional Jeju yang digunakan untuk menunjukkan keberadaan pemilik rumah.
Kayu yang dilepas menunjukkan status penghuni rumah, apakah sedang di rumah, keluar sebentar, atau pergi jauh.
Mau baca berita terkait drama Korea lainnya? Yuk baca sekarang di KapanLagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?