Indra Sinaga Fokus Garap Proyek Solo, Terinspirasi Musik 80-an
KapanLagi.com®/Adrian Utama Putra
Setelah cukup lama dikenal sebagai vokalis Ada Band, Indra Sinaga kini mulai serius menekuni proyek solonya. Di tahun ini, Naga menyebut dirinya lebih produktif dari sebelumnya. Selain tetap aktif bersama Ada Band, ia juga menyempatkan diri mengeksplorasi musik sebagai solois.
"Tahun ini agak lumayan sih ya. Mulai serius dengan proyek solonya juga. Terus Ada Band sendiri juga akhirnya di formasi yang sekarang kita juga akan segera rilis album full baru," ungkap Naga di KapanLagiTalks baru-baru ini.
Baca berita Indra Sinaga lainnya di Liputan6.com.
Berbeda dengan warna musik Ada Band yang cenderung melodius, proyek solo Indra Sinaga justru banyak terinspirasi dari musik era 80-an. Hal ini terlihat dari rilisan terbarunya berjudul Ga Romantis, yang kental dengan nuansa New Wave. "Beberapa lagu memang sangat terpengaruh sama musik 80-an. Jadi kalau dengerin single sebelumnya yang sama Rimar itu udah agak kebawa unsur 80-an-nya. Nah pas ngerilis Ga Romantis itu tuh bener-bener balik lagi," jelasnya.
Ketertarikan Naga pada musik era 80-an bukan muncul tiba-tiba. Ia mengaku selera musiknya terus berkembang sejak masa sekolah hingga bergabung dengan Lyla dan akhirnya menjadi bagian dari Ada Band. "Mas Dika, Mas Adi, Mas Marshal tuh ngasih cukup banyak referensi yang berbeda. Mungkin mereka angkatan yang dengerin musik-musik 80an. Jadi, aku juga cukup terpengaruh untuk dengerin musik-musik itu dan ternyata asik juga sound-nya," tuturnya.
Dalam menggarap proyek solo, Naga bekerja sama dengan Ika dan Rizki sebagai music director. Keduanya turut memberi referensi aransemen dan lagu-lagu New Wave yang memperkuat identitas musik solo Naga. "Music director-nya kan Ika dan Rizki juga, jadi kasih referensi juga lagu-lagu tahun 80-an yang New Wave. Jadi lebih memang mencoba membuat yang lagi seneng banget didengerin aja," ujarnya.
Meski menikmati proses bermusik sebagai solois, Naga tak menampik bahwa ada tantangan tersendiri dalam membedakan dirinya sebagai vokalis Ada Band dan sebagai Indra Sinaga solo. "Itu challenge yang sampai sekarang masih dalam pencarian sih. Maksudnya kalau dibilang udah matang, selain musiknya, yang lain terus terang masih dalam pencarian apa yang sebenernya spesifik membedakan," ungkap Naga jujur.
Menurut Naga, meski sama-sama menyanyi, peran sebagai vokalis band dan penyanyi solo sangatlah berbeda. "Sebagai solois pasti atensi dari audiensnya langsung ke penyanyinya aja karena sendirian. Tapi kalau misalnya tampil sebagai band, kita membagi dengan semua person yang lain sebagai packaging yang utuh," katanya.
Naga menyadari bahwa perbedaan ini harus terlihat tidak hanya dari segi musikalitas, tapi juga dari segi visual dan pembawaan di atas panggung. "Mungkin yang harus spesifik lagi entah itu dari kostumnya, karakter penyanyinya... challenge juga sedang berproses biar semakin spesifik," ucapnya.
Dari segi musikalitas, Naga menegaskan perbedaan gaya bermusiknya saat solo dan bersama band. Di Ada Band lagunya lebih melodius dengan progresi chord dan nada yang lebih banyak. Sementara kalau aku pribadi lagunya lebih simpel, sederhana, progresi chord-nya beda, dan tidak semelodius Ada Band, jelasnya.
Meski masih dalam proses pencarian bentuk, Naga optimistis terhadap jalur solonya. Ia terus mencoba mengeksplorasi diri dan menemukan identitas musik yang paling menggambarkan karakternya. Sedang masa pencarian juga, pembawaan juga pasti beda, pungkasnya.