Review 'AVATAR: FIRE AND ASH' Versi Movieverse

Kapanlagi.com - AVATAR: FIRE AND ASH membuka babak baru di dunia Pandora dengan deretan pemain Sam Worthington, Zoe Saldana, Sigourney Weaver, Stephen Lang, Britain Dalton, Trinity Bliss, Jack Champion, Cliff Curtis dan beberapa artis lainnya. KLovers, kisah film ini berlanjut tak lama setelah Jake Sully dan keluarganya menetap bersama klan Metkayina.

Duka mendalam atas kematian Neteyam masih membekas, terutama bagi Neytiri yang kini menyimpan kebencian besar terhadap manusia. Di tengah suasana berkabung, anak anak Jake membantu mengambil kembali senjata dari kapal manusia yang tenggelam di lautan.

Kali ini kita tidak akan membahas lebih dalam mengenai ceritanya, melainkan review dari para Movieverse (komunitas pecinta film KapanLagi). Seperti apa review AVATAR: FIRE AND ASH? Yuk kita lihat seperti apa penilaian mereka :)

1 dari 3 halaman

1. Alethea Berikan Rating 8/10

Plot cukup sederhana sehingga mudah dimengerti. Tanpa menonton film sebelumnya, plot tetap dapat dipahami dan dinikmati. Ending dari film juga menjadi clue untuk plot film selanjutnya sehingga sudah bisa dipastikan ada kelanjutan dari Avatar franchise.

Salah satu kekurangan dari film ini ialah penulisan skenario yang tidak terlalu deep. Bahkan, ada beberapa skenario yang agak cringe dan tidak diperlukan. Film dapat menjadi lebih baik apabila script-nya ditulis lebih natural. Sebagai tambahan, akan lebih baik lagi apabila para Na'vi lebih sering berbicara dalam bahasa asli mereka.

Di samping itu, soundtrack di setiap adegan sangat cocok. Soundtrack dalam film membuat para penonton 'lebih masuk' ke plot, hal tersebut menjadi sebuah tameng yang bisa menutupi bagian-bagian script yang kurang maksimal.

Selain itu, seperti film-film Avatar sebelumnya, visual tentu menjadi salah satu daya tarik utamanya. Setiap tokoh dibentuk dengan detail dan unik. Meskipun tokoh-tokoh Na'vi secara sekilas mirip dengan satu sama lain, setiap tokoh diberikan keunikan yang menonjol.

Salah satunya adalah tokoh baru yakni Varang dengan hiasan kepala merahnya serta tato-tato menonjol di kening dan hidungnya.

Secara keseluruhan, AVATAR: FIRE AND ASH adalah film yang indah, menegangkan, dan menarik. Walaupun film ini direkomendasikan untuk semua orang, film ini lebih cocok untuk para penggemar fantasi dan sci-fi. Untuk yang bukan para penggemar fantasi dan sci-fi, film ini bisa terkesan membosankan karena durasinya lebih panjang daripada film pada umumnya.

2. Theresia Berikan Rating 8,9/10

AVATAR: FIRE AND ASH bener-bener seseru itu. Nggak nyesel sama sekali ngeluangin waktu 3 jam lebih, nggak ngebosenin sama sekali. Alur ceritanya bagus banget dan kerasa relevan dengan kondisi sekarang, tentang gimana manusia yang rakus pengin menguasai alam, ngerusak alam tanpa mikirin dampaknya.

Kehadiran Varang di season 3 ini bikin ceritanya makin mantep. Apalagi pas jadi couple sama Kolonel Miles, keren mentok. Istilahnya tuhh couple goals: sama-sama berpower dan karismatik, yapsie setara. Kalau Jake Sully sih nggak usah ditanya lagi, manly parah, Neytiri juga ga kalah garang.

Dari sisi visual, detailnya luar biasa dan bener-bener terasa nyata. Dipaduin sama sound yang pas, bikin tiap adegan makin gregett dan immersive banget.

Avatar season 3 ini jadi film Avatar pertama yang aku tonton dari seluruh perjalanannya, tapi sukses besar narik perhatian. Bikin aku kepoo buat nonton season-season sebelumnya, dan pastinya nggak sabar nunggu kelanjutannya.

Thank you, James Cameron, perfeksionismu di tempat yang tepat, AVATAR: FIRE AND ASH film penutup tahun yg wajib banget ditonton! Ditunggu gebrakann selanjutnya! -Theresia

3. Ashilah Berikan Rating 8,5/10

Jujur sebenarnya aku ga terlalu ngikutin film Avatar dari awal banget, tapi entah kenapa pas nonton Film AVATAR: FIRE AND ASH ngerasa nyambung-nyambung aja walaupun tetep ada beberapa pertanyaan di otak kayak "kenapa anaknya bisa mati?" (Scene ini ada di AVATAR: THE WAY OF WATER yang ga aku tonton).

Aku suka film AVATAR: FIRE AND ASH ini karena ceritanya menitikberatkan soal konflik sesama suku Na'vi di mana suasananya jadi lebih gelap dan tegang. Bisa disebut suku Na'vi baik vs suku Na'vi agresif.

Apalagi di film ini ada karakter baru, namanya Varang sebagai Ash people, yang mimpin suku Na'vi agresif penuh keegoisan. Di film ini aku juga suka banget sama Keluarga Sully. Mereka super kompak, saling support dan saling melindungi satu sama lain. Memang keliatan didikan Jake dan Neytiri ngebentuk banget karakter anak-anaknya.

Di luar dari alur cerita, visual dan sinematografinya menurutku oke banget sih. Visualnya tetep sama kayak di film Avatar sebelumnya, cuma ada detail-detail kecil yang beda misal ada di perubahan rambut Jake (Ayahnya) jadi sedikit lebih keriting.

Banyak scene berlatar api, lava, asap dan abu, jadi nuansanya terasa panas, sesak, penuh emosi ditambah banyak scene actionnya juga, ini yang bikin greget. Tapi emang basicnya aku suka banget sama film-film action fantasi gini.

Terus untuk durasinya lumayan lama dibandingkan dengan film-film biasanya yang cuma 1-2 jam. Sebenarnya ga kaget karena aku juga suka nonton film-film yang durasinya 2-3 jam.

Jadi, aku cukup enjoy nonton film ini dan ga ngerasa wasting time sama sekali. Cocok banget buat yang suka film fantasi kayak aku. AVATAR: FIRE AND ASH, sangat spektakuler!

(kpl/cvn)