Kapanlagi.com - Pendakwah kondang Gus Miftah kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, ia menuai kritik atas gaya penyampaiannya yang dianggap kasar kepada seorang penjual es teh saat berdakwah.
Sebaliknya, penyanyi dangdut dan sinden Niken Salindry justru mendapat pujian atas interaksinya dengan pedagang asongan dalam sebuah konser musik. Aksinya memborong dagangan penjual tersebut menuai banyak apresiasi dari netizen.
Perbandingan antara tindakan Gus Miftah dan Niken Salindry memicu diskusi hangat di media sosial. Netizen menyoroti cara komunikasi keduanya dan dampaknya terhadap orang-orang di sekitar mereka.
Gus Miftah dikenal dengan gaya dakwah yang lugas, tetapi kali ini ia dikritik karena menggunakan kata-kata kasar saat berbicara dengan seorang penjual es teh. Dalam video yang beredar, ia mencoba menyampaikan pesan tentang bersyukur, namun cara penyampaiannya dianggap kurang sopan.
"Es tehmu sih akeh, nggak? Ya sana jual g****k," ujar Gus Miftah dalam video tersebut. Ia menambahkan, "Kalau es nggak laku, itu doa tukang es diijabah dalam bentuk lain, yaitu badan sehat."
Meskipun maksudnya baik, ekspresi wajah masam dari penjual es teh tersebut memperlihatkan ketidaknyamanan, yang kemudian memicu kritik dari netizen terhadap pendekatan Gus Miftah.
Berbeda dengan Gus Miftah, Niken Salindry memperlihatkan pendekatan yang ramah saat berinteraksi dengan seorang penjual es teh di konser musik. Aksi spontannya memborong dagangan penjual tersebut terekam dalam sebuah video yang viral.
"Itu totalnya berapa semua? Rp100 ribu," kata Niken dalam video yang diunggah akun @msobri99 pada Selasa (3/12/2024). Ia bahkan membagikan es teh tersebut kepada para penonton konser, menciptakan suasana meriah dan penuh kebersamaan.
Sikap ini menunjukkan bagaimana Niken berusaha menghormati pedagang sambil membuat suasana acara semakin menyenangkan bagi semua pihak.
Tindakan Niken Salindry tidak hanya menyentuh hati penjual es, tetapi juga mendapatkan pujian dari netizen. Banyak yang menyebut bahwa Niken telah menunjukkan akhlak mulia yang jarang ditemukan.
"Biduan-biduan yang sering dianggap sebelah mata, akhlaknya malah lebih mulia," tulis seorang netizen. Komentar lain bahkan menyebut, "Melihat video ini, terus membandingkan Mbak Niken dan Miftah terhadap penjual es, seperti membandingkan bidadari sama tikus got."
Pujian ini semakin menonjolkan perbedaan sikap Niken dengan Gus Miftah, yang justru mendapatkan kritik tajam atas caranya menyampaikan pesan.
Gaya dakwah Gus Miftah memang kerap menjadi bahan perbincangan. Ia dikenal dengan cara penyampaian yang blak-blakan dan sering kali kontroversial. Namun, kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang efektivitas pendekatannya.
Banyak yang merasa bahwa pilihan kata-kata kasar, meskipun bertujuan baik, justru memberikan dampak negatif.
Perbandingan antara Gus Miftah dan Niken Salindry memberikan pelajaran penting bagi masyarakat. Tindakan kecil, seperti memborong dagangan pedagang asongan, dapat memberikan dampak positif yang besar, seperti yang dilakukan Niken.
Sebaliknya, cara komunikasi yang kurang tepat, seperti pada kasus Gus Miftah, bisa meninggalkan kesan negatif, meskipun niatnya baik. Hal ini menekankan pentingnya adab dalam berinteraksi dengan sesama, terutama saat menyampaikan pesan moral.
Karena penggunaan kata-kata kasar saat memberikan nasihat kepada penjual es teh, meskipun maksudnya untuk mengajarkan bersyukur.
Gus Miftah mendapat kritik karena dianggap tidak sopan, sedangkan Niken dipuji atas kebaikan hatinya dan sikap yang menghargai pedagang kecil.
Mau baca berita lainnya? Yuk baca sekarang di KapanLagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?
Niken Salindry