Kapanlagi.com - Ditulis oleh Rachel Carisa Oswandi
Didit Hediprasetyo merupakan putra dari bakal calon presiden Prabowo Subianto yang mempunyai karir cemerlang sebagai desainer asal Indonesia dan berhasil menembus kancah internasional. Berasal dari latar belakang keluarga yang berpengaruh di Indonesia terutama dunia politik, tidak membuat Didit memiliki minat sekalipun untuk terjun mengikuti jejak keluarganya. Dikutip dari ELLE, sedari kecil Didit lebih condong ke dunia seni dan bercita-cita menjadi seorang pelukis, desainer kostum teater, hingga menjadi arsitek.
Didit memulai perjalanan karirnya sebagai seorang desainer dengan mengenyam pendidikan di Parsons School of Design, New York dan kemudian melanjutkan di Parsons Paris dengan memperoleh gelar Bachelor of Fine Arts di jurusan Fashion Design pada tahun 2007. Telah berkarir selama lebih dari 10 tahun sebagai desainer, Didit berhasil mencetak sejumlah prestasi yang membanggakan bagi negara Indonesia. Selain menerima penghargaan Silver Thimble Award di tahun 2006, karya busananya juga pernah dipublikasikan dalam situs mode ternama dunia, Vogue. Kemudian, berdasarkan rilis yang disiarkan BMW, pada 2012 silam, Didit juga berkolaborasi dengan mobil BMW sebagai desainer yang dipercaya untuk merancang interior dan eksterior dari BMW Individual 7 Series edisi khusus yang hanya tersedia 5 unit di seluruh dunia.
Putra tunggal dari bakal calon presiden tersebut juga sering memamerkan karya busananya di ajang kenamaan dunia Paris Fashion Week. Meskipun Didit memiliki banyak pencapaian selama berkarir sebagai desainer, anak dari sosok politisi berpengaruh di Indonesia tersebut cukup jarang disorot media. Terutama kisahnya selama menjadi desainer hingga bagaimana ia berproses. Maka dari itu, yuk cari tahu di bawah ini!
âTapi saya memutuskan bahwa proses kreatif adalah yang membuat saya bahagia. Itu yang membuat saya menikmati hari saya, yang membuat saya tetap berjalan,â ucap Didit.
Ia juga menambahkan bahwa, âBawa santai aja. Hidup saya bukan untuk proses kreatif, melainkan sebaliknya. Saya pikir, jika saya mempertaruhkan hidup untuk itu, maka saya akan menderita.â
Â
âSaya selalu memulai koleksi dengan sebuah narasi. Biasanya dimulai dari distrik di sebuah kota, seperti Ubud di Bali, Kyoto di Jepang, Brooklyn di New York, Tuileries di Paris, atau di sebuah gurun di Maroko,â ucap Didit yang dikutip dari ELLE.
Â
Â
Dilansir dari ELLE, Didit mengutip salah satu kutipan favoritnya âWhether you pushed me or pulled me, drained me or fuelled me, stayed by my side or left me, you are part of my growth, and I thank you. Ini adalah salah satu kutipan terbaik yang pernah saya terima,â ucap Didit.
Â
Â
âSaya pikir apa yang berhasil untuk saya mungkin tidak akan berhasil untuk orang lain, dan sebaliknya, karena saya mencoba melakukannya dan gagal,â kata Didit.
Didit juga menambahkan,âSaya menyadari bahwa setiap orang, tentu saja, harus menemukan cara mereka sendiri, jalannya sendiri. Saya pikir ketika Anda menyalin jalur dan kisah seseorang yang lain, Anda pasti akan tersesat. Pada akhirnya, Anda harus mengekspresikan suara Anda sendiri, jadi satu-satunya saran saya adalah untuk memvisualisasikan visi Anda sendiri dalam diri Anda."
Â