"Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, dikutip dari ANTARA.
Tanggal Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 2025 yang Perlu Kamu Ketahui
Diperbarui: Diterbitkan:

Ilustrasi Masjid (credit: pixabay/xusenru)
Kapanlagi.com - Bulan Ramadan 1446 Hijriah semakin mendekat, dan umat Islam di Indonesia tak sabar menanti kabar tentang kapan puasa akan dimulai. Pemerintah, melalui Kementerian Agama (Kemenag), akan menggelar Sidang Isbat pada 28 Februari 2025 untuk menetapkan awal Ramadan. Setelah sidang tersebut, hasilnya akan segera diumumkan, dan umat Muslim pun bisa mengetahui dengan pasti kapan 1 Ramadan dimulai.
Namun, seperti tahun-tahun sebelumnya, ada kemungkinan terjadinya perbedaan awal Ramadan antara pemerintah dan Muhammadiyah. Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada 1 Maret 2025. Sementara itu, pemerintah akan menunggu hasil rukyatul hilal untuk memastikan tanggalnya, sehingga umat dapat melaksanakan salat Tarawih setelah Isya.
Lalu, bagaimana sebenarnya mekanisme Sidang Isbat yang dilakukan pemerintah untuk menentukan hari besar Islam, termasuk puasa? Dan mengapa bisa muncul perbedaan dalam penetapan awal Ramadan? Mari kita simak ulasan menarik berikut ini, dirangkum Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Rabu (26/2).
Advertisement
Baca juga: Jadwal Sidang Isbat 2025
1. Proses Penetapan Awal Ramadan
Proses penentuan awal Ramadan di Indonesia selalu menjadi sorotan yang menarik, dan tahun ini sidang isbat kembali siap mencuri perhatian. Dalam pertemuan ini, berbagai pakar dan perwakilan lembaga akan berkumpul untuk memastikan keakuratan penetapan awal bulan suci tersebut.
Dengan menggabungkan perhitungan hisab yang berbasis metode ilmiah untuk memprediksi posisi hilal, serta rukyatul hilal yang melibatkan pengamatan langsung, kedua pendekatan ini akan dibahas dan diverifikasi secara mendalam.
Hasilnya akan dimusyawarahkan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh seluruh umat Islam di tanah air. Dengan mengedepankan transparansi dan keterbukaan, diharapkan keputusan yang diambil mempertimbangkan aspek ilmiah dan keagamaan secara seimbang.
(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)
2. Jadwal Sidang Isbat Awal Ramadan 2025: Dilaksanakan Pada 28 Februari 2025
Pemerintah akan menggelar Sidang Isbat penentuan 1 Ramadan 1446 H pada Jumat, 28 Februari 2025 di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag RI, Jakarta Pusat.
Sidang ini akan melibatkan berbagai pihak, seperti:
- Perwakilan ormas Islam, termasuk Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk analisis cuaca saat pemantauan hilal.
- Ahli falak dan astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
- Perwakilan DPR, Mahkamah Agung, dan instansi terkait lainnya.
Sidang akan berlangsung dalam tiga tahap utama:
- Pemaparan data hisab (perhitungan astronomi) tentang posisi hilal setelah matahari terbenam pada 28 Februari.
- Verifikasi hasil rukyatul hilal (pengamatan hilal) dari berbagai titik di seluruh Indonesia.
- Musyawarah dan pengambilan keputusan, yang kemudian diumumkan kepada masyarakat.
- Menteri Agama dijadwalkan akan mengumumkan hasil sidang isbat pada malam harinya.
3. Rukyatul Hilal di 125 Titik Pemantauan
Untuk memastikan hasil yang akurat, Kementerian Agama akan melakukan rukyatul hilal di 125 titik pemantauan di seluruh Indonesia pada 28 Februari 2025.
Beberapa lokasi strategis untuk pengamatan hilal meliputi:
- Aceh (Banda Aceh dan Lhokseumawe)
- Jawa Barat (Pelabuhan Ratu dan Pangandaran)
- Jawa Timur (Surabaya dan Banyuwangi)
- Sulawesi Selatan (Makassar)
- Papua (Jayapura)
Jika hilal berhasil terlihat di beberapa titik, maka ada kemungkinan pemerintah dan Muhammadiyah akan menetapkan awal Ramadan pada tanggal yang sama. Namun, jika hilal tidak tampak, maka ada potensi perbedaan awal puasa antara Muhammadiyah dan pemerintah.
4. Potensi Perbedaan Awal Ramadan 2025
Pada tahun 2025, kita mungkin akan menyaksikan perbedaan dalam penetapan awal puasa Ramadan antara pemerintah Indonesia dan organisasi Muhammadiyah. Hal ini terjadi karena kedua pihak menggunakan metode yang berbeda dalam menentukan awal bulan suci tersebut. Muhammadiyah mengandalkan metode hisab hakiki wujudul hilal, yang merupakan perhitungan astronomi. Metode ini menyatakan bahwa bulan baru dimulai ketika hilal, atau bulan sabit pertama, sudah terlihat di atas ufuk, tanpa harus menunggu pengamatan langsung.
Berdasarkan perhitungan ini, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1446 Hijriah akan jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025. Sementara itu, pemerintah Indonesia menggunakan pendekatan yang sedikit berbeda, yaitu mengombinasikan metode hisab dan rukyatul hilal. Metode ini melibatkan perhitungan astronomi serta observasi langsung terhadap hilal. Jika hilal terlihat pada 28 Februari 2025, maka puasa akan dimulai pada 1 Maret. Namun, jika hilal tidak tampak, bulan Syaban akan digenapkan menjadi 30 hari, sehingga 1 Ramadan akan jatuh pada 2 Maret 2025.
Perbedaan dalam metode penentuan ini mencerminkan bagaimana tradisi dan ilmu pengetahuan saling berinteraksi dalam praktik keagamaan di Indonesia. Meskipun ada kemungkinan perbedaan tanggal, baik pemerintah maupun Muhammadiyah memiliki tujuan yang sama: memastikan umat Islam memulai bulan suci dengan cara yang sesuai dengan keyakinan masing-masing.
5. Tantangan dalam Rukyatul Hilal Tahun Ini
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari BRIN, Thomas Djamaludin, mengungkapkan bahwa pengamatan hilal yang dijadwalkan pada 28 Februari 2025 kemungkinan akan mengalami tantangan di sebagian besar wilayah Indonesia. Hilal, yang menandai awal bulan Ramadan, menjadi fokus perhatian banyak pihak setiap tahunnya. Namun, tahun ini, berbagai faktor diperkirakan akan membuat pengamatan tersebut menjadi lebih sulit dari biasanya.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan kesulitan ini adalah posisi hilal yang sangat rendah di langit, meskipun telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh MABIMS, yaitu Menteri Agama dari Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Selain itu, sudut elongasi atau jarak sudut antara bulan dan matahari yang relatif kecil membuat hilal tampak sangat tipis, sehingga sulit untuk diamati dengan mata telanjang. Kondisi cuaca yang tidak menentu di berbagai lokasi pengamatan di Indonesia juga menambah tantangan dalam melihat hilal.
Apabila hilal tidak berhasil diamati pada tanggal yang telah ditentukan, BRIN mengindikasikan bahwa kemungkinan besar pemerintah akan menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 2 Maret 2025. Hal ini akan menjadi keputusan penting yang diambil untuk memastikan keseragaman dalam memulai bulan suci Ramadan di seluruh negeri, meskipun tantangan dalam pengamatan hilal tetap menjadi perhatian utama.
"Ini sedikit melebihi kriteria MABIMS, yaitu tinggi lebih dari 3���° dan elongasi lebih dari 6,4���°, namun, di Surabaya, kondisi berbeda. Posisi bulan yang terlalu dekat dengan matahari dan ketinggiannya cukup rendah ini menunjukkan kemungkinan besar hilal sulit dirukyat. Selain faktor astronomi, kondisi cuaca juga menjadi kendala. Potensi gagal rukyat cukup besar, selain hilal sangat tipis, faktor cuaca kemungkinan besar juga menjadi kendala," kata Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari BRIN, Thomas Djamaludin.
6. FAQ
1. Kapan sidang isbat awal Ramadan 2025 akan digelar?
Sidang isbat akan digelar pada Jumat, 28 Februari 2025, di Auditorium H.M. Rasjidi, Kantor Kemenag, Jakarta.
2. Mengapa awal Ramadan 2025 bisa berbeda antara pemerintah dan Muhammadiyah?
Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki wujudul hilal, sementara pemerintah menggunakan metode hisab dan rukyatul hilal. Jika hilal tidak terlihat pada 28 Februari, ada kemungkinan perbedaan awal Ramadan.
3. Jika hilal tidak terlihat, kapan pemerintah menetapkan awal Ramadan?
Jika hilal tidak terlihat, pemerintah kemungkinan akan menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari, sehingga 1 Ramadan jatuh pada 2 Maret 2025.
4. Apakah ada daerah di Indonesia yang berpotensi melihat hilal?
Beberapa daerah di Indonesia bagian barat, seperti Banda Aceh, memiliki peluang lebih besar untuk melihat hilal dibandingkan daerah lain.
5. Mengapa rukyatul hilal bisa sulit dilakukan?
Faktor seperti posisi bulan yang rendah, sudut elongasi yang kecil, serta kondisi cuaca dapat menyulitkan pengamatan hilal secara langsung.
(Lama mendekam di dalam tahanan, badan Nikita Mirzani jadi lebih kurus sampai tulang kelihatan.)
(kpl/rmt)
Ricka Milla Suatin
Advertisement
-
Video Kapanlagi V1RST (LIVE PERFORMANCE) - KAPANLAGI BUKA BARENG FESTIVAL 2025