Carlos (Fernando Tielve), bocah berusia dua belas tahun yang baru kehilangan ayahnya dalam Perang Saudara Spanyol, dikirim ke sebuah panti asuhan terpencil di tengah gurun tandus. Tempat itu dijalankan oleh Carmen (Marisa Paredes), kepala sekolah yang tegas namun penuh kepedulian, dan Profesor Casares (Federico Luppi), sosok bijak yang memahami kerasnya dunia perang. Dari luar, panti itu tampak seperti tempat perlindungan, tapi begitu malam tiba, suasana berubah menjadi mencekam. Sebuah bom besar yang tak meledak berdiri di tengah halaman, seperti simbol dari rahasia kelam yang tersimpan di tempat itu.

Carlos berusaha menyesuaikan diri di antara anak-anak lain, termasuk Jaime (Íñigo Garcés) yang awalnya bersikap kasar padanya. Namun, ketakutan muncul ketika Carlos mulai melihat penampakan arwah anak laki-laki yang berkeliaran di lorong panti. Suara aneh, langkah kaki misterius, dan bisikan di malam hari membuat Carlos yakin bahwa panti itu dihantui. Rasa penasaran dan keberaniannya membuat ia mulai mencari tahu siapa sosok hantu itu dan apa yang sebenarnya terjadi di tempat tersebut.

Di balik semua itu, ada kekuasaan tersembunyi yang dimainkan oleh Jacinto (Eduardo Noriega), penjaga panti yang tampak gagah tapi menyimpan ambisi jahat. Ia mengincar harta tersembunyi milik Carmen dan tak segan melakukan apa pun untuk mendapatkannya. Konflik antara keserakahan, dendam, dan rasa bersalah perlahan membawa semua penghuni panti ke dalam tragedi yang tak terhindarkan. Sementara itu, arwah anak yang bergentayangan ternyata bukan hanya sekadar menakuti, tapi juga menuntut kebenaran yang telah lama dikubur.

Seberapa jauh seseorang rela melangkah demi menegakkan keadilan di dunia yang sudah kehilangan harapan?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel