Kemajuan Film Indonesia Terkendala Budget
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Fenomena banyaknya film-film Indonesia yang beredar di bioskop-bioskop sekarang ini sudah sangat meresahkan masyarakat. Pasalnya film-film sekarang dipenuhi oleh film dengan tema-tema yang laku di pasaran, seperti komedi, horor yang dibumbui dengan seks. Seolah-olah tidak ada lagi tema lain yang bisa dibuat oleh para sineas muda. Banyak alasan mengapa produser sekarang sampai mengambil langkah ini. Merurut Helfi Kardit, masalah budget ternyata yang menyebabkan hal ini terjadi. "Bicara teknis membuat film, saat ini sudah banyak kok yang jagoan. Tapi perkara non-teknis nanti dulu. Kendala budget menjadi masalah awal. Kalau dibandingkan dengan film Hollywood berbeda jauh. Di sana support untuk dana besar tak masalah. Di sini mencari Rp2 miliar saja sudah harus putar otak," ungkap Helfi di Kampoeng Obor Restoran, Prapanca, Jakarta Selatan, Senin (22/2). Selain biaya produksi yang tinggi, pajak yang dibebankan kepada rumah produksi juga sangat memberatkan kalangan pembuat film. Menurut Helfi, persoalan ini sebenarnya ada solusinya, yaitu dengan memberikan kredit untuk produksi film. Dan temanya pun bisa dibatasi, misalnya tentang sejarah. Bagi Helfi, hal ini bisa menjawab kegelisahan industri film belakangan ini. Meski tren tema horor, komedi yang dibumbui seks kembali muncul, tapi ada ide kreatif di dalamnya. Dan adegan seks itu bukan komoditi utamanya, tapi itu hanya bumbu. "Film sekarang tidak hanya sekedar buka-bukaan, tetapi juga ada ide kreatif di dalamnya. Kalaupun ada adegan seksnya itu hanya bumbu saja. Walaupun ada yang mengeritik mereka tidak tahu kompleksitas dan permasalahan yang dihadapi industri ini secara kongkrit," tangkis sutradara film SUSTER KERAMAS ini. Helfi juga meminta agar LSF harus tegas dan serius dalam menyensor setiap film agar film tersebut layak ditonton. Helfi juga menambahkan agar menghargai apa yang sudah diputuskan oleh LSF.
(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)
(kpl/hen/bun)
Anton
Advertisement